Senin, 22 Desember 2025

PTM SMA Se-Depok Ditutup, SD-SMP Belum

- Senin, 31 Januari 2022 | 07:51 WIB
ILUSTRASI: Interaksi guru dan siswa yang sedang menjalani PTM 100 persen, di SDN 1 Depok, belum lama ini. NURHIDAYATI FAUNA/RADAR DEPOK
ILUSTRASI: Interaksi guru dan siswa yang sedang menjalani PTM 100 persen, di SDN 1 Depok, belum lama ini. NURHIDAYATI FAUNA/RADAR DEPOK

RADARDEPOK.COM – Tak mau Virus Covid-19 terus menyebar kepada siswa. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat (Jabar) menghentikan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) jenjang SMA dan sedrajat se-Kota Depok. Mulai 31 Januari hingga 8 Februari, PTM ditiadakan akibat 18 dari 209 sekolah sudah terpapar virus mematikan tersebut.

Kepala Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah II Provinsi Jawa Barat, I Made Supriatna mengatakan, langkah ini demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Kota Depok, yang kian hari angkanya terus naik. Penghentikan sementara pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) pada tingkat SMA, SMK serta Sekolah Luar Biasa (SLB) bagi se-Kota Depok.   “Penghentian ini terhitung dari tanggal 31 Januari–8 Februari 2022,” ungkapnya kepada Harian Radar Depok, Minggu (30/1).

Lebih lanjut, I Made mengatakan, walau PTMT dilaksanakan, tetap ada evaluasi untuk kenaikan level PPKM di Kota Depok. Dia juga telah menyurati pemerintah pusat terkait lonjakan angka Covid-19 akibat PTM 100 persen. Tapi, belum ada balasan dari pemerintah pusat. “Saat ini terdata 18 sekolah setara SMA, SMK dan SLB yang terkonfirmasi Covid-19,”  ungkapnya.

Menimpali jal ini, Juru Bicara Satgas Covid 19 Kota Depok, Dadang Wihana mengaku, kebijakkan ini (Pengentian PTM SMA) belum berkoordinasi dengan Satgas Kota Depok. PTM 100 persen tetap dilakukan di SD dan SMP mengikuti SKB  4 menteri dan Inmendagri tentang PPKM. “Senin 31 Januari kita masih melakukan PTM 100 persen, dikarenakan level PPKM di Depok masih berada di level 2,” ungkap Dadang.

Pada PPKM level 2 ini kuota siswa masih 100 persen dengan durasi pembelajaran maksimal enam jam.  “Besok kita pantau lagi jika PPKM berubah jadi level 3, maka kita ganti kebijakkan terkait PTM-nya,” ujar Dadang.

Apabila terjadi kenaikan PPKM menjadi level 3. Maka, Peraturan tentang PTM di ubah kuota siswa 50 persen dengan durasi pembelajaran maksimal empat jam.  “Ya  doakan saja yang terbaik demi keberlangsungan pembelajaran kita,” terang pria yang juga menjabat, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Depok ini.

Perlu diketahui, berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) kota Depok. Minggu (30/1), tercatat ada 610 kasus terkonfirmasi. Jadi kini kasus terkonfirmasi sudah 109.774 kasus, dan pasien sembuh mencapai 103.797 jiwa. Atas penambahan tersebut pasien belum sembuh ada 3.803 jiwa, atau bertambah 609 jiwa. Sementara warga yang meninggal 2.174 jiwa, ada penambahan satu jiwa meninggal.

Dibalik kasus yang terus meningkat di Depok, Pemerintah melalui Satgas dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok menambah 23 Rumah Sakit (RS) Negeri dan Swasta, yang siap melayani masyarakat untuk mendapatkan vaksin booster.

Kepala Dinkes Kota Depok, Mary Liziawaty menerangkan, ini bentuk upaya cepat dan taktis dari pemerintah untuk meningkatkan capaian vaksinasi booster, yang diprioritaskan bagi warga Lanjut Usia (Lansia) serta kelompok rentan. "Iya sekarang jadi 23 RS yang siap melayani vaksin ketiga bagi masyarakat. Vaksin itu gratis ya, silakan masyarakat mendaftar," jelasnya kepada Radar Depok, Minggu (30/1).

Adapun 23 RS Swasta dan Negeri yang siap melayani vaksin booster adalah, RSUI, RS Mitra Keluarga, RS Tugu Ibu, RS Citra Arafiq, RS Meilia, Brawijaya Hospital, RSIA Asy Syifa, RS HGA, RS Sentra Medika Cisalak, RSIA Setya Bhakti, RSUD Kota Depok, RS Bunda Margonda, RS Citra Medika Depok.

Lalu, RS Bhayangkara Brimob, RS Hermina, RS Permata Depok, RS Tumbuh Kembang, RS Grha Permata Ibu Depok, RS Bunda Aliyah Depok, RS Puri Cinere, RS Simapangan Depok, RS Bhakti Yudha, RS Jantung Diagram.

"Masyarakat silakan daftar dulu ya melalui link s.id/VBooster-Depok, untuk jadwalnya bisa disesuaikan penerima mau kapannya," terang Mary.

Soal persyaratan, kata Mary, harus berusia 18 tahun ke atas, sudah dan telah menerima vaksin 1 dan 2 serta jaraknya dengan vaksin booster harus enam bulan, bawa KTP maupun Kartu Keluarga (KK), serta aplikasi PeduliLindungi sebagai e-ticket untuk mengikuti ketentuan dari masing-masing RS.

"Awalnya harus daftar secara online ya. Terus nanti setiap RS ada ketentuannya sendiri pas mau pelaksanaannya," papar Mary.

Dibeberkan Mary, pertanggal 29 Januari 2022 capaian vaksin booster sudah menyentuh 1,74 persen atau sebanyak 28.097 penerima dari total target sasaran se Depok 1.613.557 jiwa penduduk.

Dengan rincian penerima untul Lansia 7.400 penerima atau setara 6,17 persen. Lalu, bagi masyarakat rentan dan umum sudah mencapai 8.065 penerima atau setara 0,59 persen. Selanjutnya petugas publik sebanyak 538 penerima atau setara 0,45 persen.

"Yang paling tinggi dari Tenaga Kesehatan (Nakes), sudah mencapai 100 persen lebih, tepatnya 108,68 persen atau sebanyak 12.093 penerima," bebernya.

Dengan bertambah luasnya lokasi vaksinasi, Dinkes optimis akan terus meningkatkan cakupan vaksinasi yang diprioritaskan untuk Lansia dan masyarakat rentan sebesar 80 persen, yang selanjutnya di menyasar ke penerima yang lain, seperti petugas publik, remaja, dan lainnya. (cr1/arn/rd)

Jurnalis : Nurhidayati Fauna, Arnet Kelmanutu

Editor : Fahmi Akbar 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
X