Senin, 22 Desember 2025

Gara-gara Ini Vaksinasi Booster di Depok Baru 8,54 Persen

- Senin, 21 Maret 2022 | 08:17 WIB
VAKSINASI : Warga sedang mengantre pemberian vaksin Covid-19 di Puskesmas Kemirimuka, Kelurahan Kemirimuka, Kecamatan Beji, belum lama ini. NURHIDAYATI FAUNA/RADAR DEPOK
VAKSINASI : Warga sedang mengantre pemberian vaksin Covid-19 di Puskesmas Kemirimuka, Kelurahan Kemirimuka, Kecamatan Beji, belum lama ini. NURHIDAYATI FAUNA/RADAR DEPOK

RADARDEPOK.COM – Dinas Kesahatan (Dinkes) Kota Depok, harus kerja keras mengejar lambatnya vaksinasi booster atau dosis ketiga. Berdasarkan catatan Dinkes hingga Sabtu (19/3), baru 137.719 jiwa atau 8,54 persen yang mendapatkan booster dari 1.613.557 jiwa sasaran se-Kota Depok. Pilah-pilih vaksin jadi biang kerok warga Depok enggan divaksin terakhir tersebut.

Kepala Dinkes Kota Depok, Mary Liziawati menyebutkan sebanyak 1.403.369 masyarakat Depok sudah tervaksin dosis satu, dengan persentasi grafik 86,97 persen. Sedangkan  dosis dua sebanyak 1.225.648 dengan persentasi 75,96 persen. Dan untuk vaksin booster sendiri sebanyak 137.719 dengan persentasi grafik 8,54. “Dilihat dari angka tersebut, tentu masih sedikit warga Depok yang mematuhi anjuran dari pemerintah terkait vaksin booster,” katanya kepada Harian Radar Depok, Minggu (20/3).

Menambahkan ucapan Mary, Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok, Umi Zakiati mengungkapkan, mendapat kendala dalam pengoperasian vaksin booster. Banyak masyarakat tidak antusias dalam menjalani vaksin dosis ketiga. “Masyarakat cenderung  memilih-milih jenis vaksin, sedangkan Dinkes melayani sesuai dengan ketersediaan vaksin yang ada dari pusat,” ujar Umi Zakiati.

Menindaklanjuti fenomena tersebut, Dinkes memberikan edukasi lewat penyuluhan kepada masyarakat lewat tenaga medis, yang tersebar disegala penjuru Kota Depok. “Meskipun kasus konfirmasi mingguan terus menurun, vaksinasi lengkap dan Booster diperlukan untuk mengendalikan pandemi,” tutur Umi.

Umi meminta, agar masyarakat menyadari meskipun antibodi yang diproduksi setiap individu tinggi, setelah mendapatkan vaksinasi lengkap ditambah booster. Kemungkinan untuk terifeksi Covid-19 masih ada. Lansia yang memiliki komorbid, sangat perlu mendapatkan perlindungan vaksin lengkap dan booster. “Hanya saja risiko bergejala berat dan kematian akibat Covid-19 berkurang,” ujarnya.

Terpisah, warga Kelurahan Kemirimuka, Kecamatan Beji, Vira Anginuri mengaku, enggan mengikuti vaksin booster dikarenakan ketakutannya akan efek samping yang ditimbulkan dari booster. “Takut, kata yang sudah vaksin muncul gejala demam panas, dan tangan kaku,” ujarnya.

Vira bahkan mengaku tidak apa-apa bila tidak melakukan vaksin booter. “Iya tidak apa-apa yang penting sudah vaksin dua kali,” tandas Vira.(cr1/rd)

Fakta dan Data Melemahnya Booster di Depok :

Tentang

  • Kurangnya minat mengikuti vaksin Booster


Update Vaksinasi Sabtu (19/3) :

  • Dosis satu : 1.403.369 warga atau 86,97 persen

  • Dosis dua : 1.225.648 warga atau 75,96 persen

  • Dosis tiga : 137.719 warga atau 8,54 persen


Kendala :

  • Masyarakat takut dengan efek samping yang ditimbulkan setelah vaksin

  • Masyarakat memilih-milih jenis vaksin

  • Dinkes menyediakan vaksin sesuai pemberian pemerintah pusat


Penanganan :

  • Edukasi dan penyuluhan


Jurnalis : Nurhidayati Fauna 

Editor : Fahmi Akbar 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
X