RADARDEPOK.COM - Cudomo menjadi penghias dalam eksepedi GAN. Tiga patung objek wisata bawah laut tak mampu mendulang perekoniam akibat terhajar pandemi Covid-19. Gili Trawangan terlelap sekejap. MotoGP Mandalika pun tak mampu mendokrak datangnya pelancong mancanegara.
Laporan : Arnet Kelmanutu, Lombok
Kedamaian dan keramahan tepancar dari wajah Gili Trawangan milik Pulau Lombok. Suara sepatu andong yang dikenal di tanah ini, sebagai Cudomo terdengar begitu tenang diiringi hembusan angin laut menjurus ke arah timur.
Cudomo sebagai primadona transportasi bak taksi jika di perkotaan menyambut ekepedisi GAN. Sontak membuat kesejukan hati dan pikiran yang selama sepekan penat dengan serangkaian pekerjaan.
Hilir mudik masyarakat mancanegara dan lokal tanpa menggunakan kendaraan motor dan mobil, membuat ini menjadi lokasi yang tepat untuk tim GAN menghabiskan ekspedisi sebelum menyudahi perjalanan ini.
Tak hanya cudomo, sepeda juga menjadi transportasi utama di pulau yang memiliki jalur utama sepanjang tujuh kilometer. Tentu tim juga menjadikan sepeda yang memiliki keranjang anyaman kayu ini, untuk berjalan menikmati spot indah di Gili Trawangan.
-
Boni Alfosius menjadi rekan tim dalam berbincang dalam mengenal Pulau Gili yang terkenal seluruh penjuru dunia. Tim juga menyewa sepeda dari rentalnya.
Pria asal Folres Nusa Tenggara Timur (NTT) ini telah menetap selama lima tahun. Bukan hanya sewa sepeda, pekerjaan utamanya adalah pemandu menyelam sehingga mengenal betul ke dalaman laut di tiga Gili, yaitu Trawangan, Air, dan Meno. "Ada tiga titik penyelaman disini. Semuanya ada tiga patung dan blue coral, itu batu karang bewarna biru," kata pria berambut kribo ini.
Dari ketiga patung itu, pertama adalah patung berjajar pasukan kerajaan, kedua adalah patung garuda, dan ketiga adalah patung motor vespa.
Semuanya punya daya tarik masing-masing, tapi yang belum lama ini diletakan adalah patung garuda pada tahun 2011. Selanjutnya, motor vespa yang sengaja di masukan ke dasar laut untuk mendulang dunia pariwisata di Gili.
Tapi, kata Boni, sampai saat ini belum mampu menarik hati para wisatawan mancanegara dan lokal. Pandemi Covid-19 menghatam tiga pulau ini sekaligus. Tak ada aktivitas layaknya Gili seperti era normal. Meski ada sentuhan MotoGP Mandalika tetap tidak mampu membalikan Gili seperti sedia kala. Masyarakat terseok-seok bertahan dari hidup di tengah pulau ini. (arn/rd)
Editor : Fahmi Akbar