RADARDEPOK.COM - Kekecewaan besar diperlihatkan seluruh mahasiswa Universitas Indonesia (UI) pada kasus Akseyna Ahad Dori (Ace). Sekira 200 mahasiswa memperingati kepergian rekannya yang sudah tujuh tahun masih belum terungkap. Peringatan itu digelar di Danau Kenanga UI, dengan menggunakan seragam hitam bentuk tanda duka serta karangan bunga yang terpajang dalam aksi, Selasa (29/3).
Ketua BEM UI, Budi Satrio Utomo menerangakan, pemilihan lokasi Danau Kenanga UI karena menjadi lokasi penemuan jasad mahasiswa jurusan Biologi Fakultas MIPA UI tersebut. "Kami mahasiswa UI kecewa karena kasus kematian Akseyna tak kunjung terungkap," terangnya kepada Radar Depok, Selasa (29/3).
Pantauan Radar Depok ada sebuah spanduk bertuliskan "Kami menuntut Universitas Indonesia memberikan kejelasan atas kasus Akseyna" terlihat di lokasi.
Bayu mengatakan, gelaran simbolik sebagai bentuk mewakilkan keluarga untuk memperjuangkan penyebab kematian Akseyna yang belum diketahui hingga sekarang. Mahasiswa UI menuntun kejelasan kasus Akseyna, dan meminta kepolisian untuk membuka kembali perkembangan kasus dan menyelidiki tambahan bukti baru. "Aksi ini juga akan ada doa bersama untuk mengenang almarhum, agar diterima di sisi sang Pencipta," lanjutnya.
-
Kasus ini dinyatakan tegas Bayu, sebagai bentuk tidak responsif pihak UI dan kepolisian atas kasus tersebut. Padahal, berbagai bukti sudan terpampang jelas di berbagai media. Tapi sejak tahun 2015 sampai 2022 tidak ada kejelasan atas kasus ini.
Setelah berkomunikasi dengan pihak keluarga, BEM UI serta seluruh mahasiswa menginginkan pengusutan yang tuntas. Pihaknya masih tetap berdiri tegak untuk keadilan Akseyna. "Kami berdiri bersama keluarga korban dan seluruh mahasiswa untuk mengadvokasikan kasus ini hingga terang benderang," tegas Bayu.
Menurut Bayu, jika ada kemauan dari kepolisian dan UI tentu akan ada jalan untuk menuntaskan kasus ini. “Banyak sekali yang bisa dilakukan, misalnya seperti mengumpulkan bukti tambahan atau memanggil terduga-terduga dalam kasus ini," tutup Bayu.
Menanggapi tujuh tahun mengenang kematian Akseyna. Kasat Reskrim Polres Metro Depok, AKBP Yogen Heroes Baruno menyampaikan, akan kembali menyelidiki kasus ini, bila ada fakta dan bukti baru pada kematian Ace sapaan akrab Akseyna. "Kalau ada bukti baru akan kita buka kembali kasus ini. Tapi, sampai saat ini belum ada fakta maupun bukti baru," jelasnya saat dikonfirmasi awak media.
-
Ia menambahkan, pihaknya akan mencari maupun mengumpulkan bukti baru sambil berjalan. Kasus ini sudah terjadi lama, jadi akan dilakukan seirin jalannya waktu. "Kasus ini kan sudah terlalu lama ya, jadi sambil berjalan saja," tandas Yogen.
Sementara itu, Marsekal Pertama TNI (Purnawirawan) Mardoto, ayah Akseyna, mengungkapkan, pihak keluarga terus berupaya mencari informasi berkait kematian putranya selama tujuh tahun ini. Upaya terkini, pihak keluarga mengirimkan surat untuk mengusut kasus Akseyna kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran, Polda Jawa Barat, Polres Metro Depok, hingga Polsek Beji. Selain itu, Mardoto berujar bahwa keluarganya juga mengirimkan surat serupa ke Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas).
-
"Yang dilakukan keluarga terkait dengan penuntasan kasus ya pertama yang terbaru dulu ya, kita kirim surat ke Kapolri dan jajaran terkait juga Kompolnas. Itu (pengiriman surat) dengan harapan dapat menuntaskan untuk kasus Akseyna ini," sebutnya, Minggu (27/3).
Mardoto melanjutkan, pihak keluarga aktif mencari informasi atas kasus Akseyna melalui media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan YouTube. Upaya pencarian melalui media sosial itu tak hanya aktif dilakukan selama setahun belakangan, tetapi juga dilakukan selama tujuh tahun ini.
Mardoto menyebut, dengan upaya itu, pihak keluarga berharap bahwa kasus kematian putranya yang tak kunjung terpecahkan dapat menjadi atensi aparat penegak hukum. "Kita berharap, kita tingkatkan (upaya keluarga) supaya ada penetrasi, ada perhatian, ada atensi," paparnya.
-
Baru-baru ini, kata Mardoto, pihak keluarga mengunggah video di YouTube berkait kasus Akseyna. Video itu diunggah di akun pribadi Mardoto. "Kalau yang tentang kasusnya satu, kita tampilkan kronologi lengkap sama dokumen yang pernah kita lakukan," ungkap dia.
Dalam kesempatan itu, Mardoto menegaskan, pihak keluarga tak henti-hentinya mencari informasi untuk kasus kematian Akseyna. Pihak keluarga, Mardoto menekankan, tak akan berhenti hingga kasus kematian putranya menemui titik terang. "Tidak. Jadi itu kita prinsipnya tetap mengejar untuk keadilan Akseyna, tidak akan berhenti sampai belum ada penuntasan," tegasnya.
Perlu diketahui, Akseyna Ahad Dory (19) ditemukan meninggal tepatnya di Danau Kenanga, Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat, 26 Maret 2015, atau tujuh tahun lalu. Pemuda yang saat itu menempuh pendidikan di jurusan Biologi Fakultas Matematika dan IPA UI, saat pertama kali ditemukan, diduga bunuh diri. Namun, belakangan polisi menyebut bahwa Akseyna merupakan korban pembunuhan. Tujuh tahun terlewati, polisi belum mampu menemukan jawaban atas tewasnya Akseyna.(arn/rd)
Jurnalis : Arnet Kelmanutu
Editor : Fahmi Akbar