Senin, 22 Desember 2025

93,7 Persen Warga Depok ‘Kebal’ Covid-19

- Kamis, 31 Maret 2022 | 08:10 WIB
Kepala Divisi Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok, Sri Utomo
Kepala Divisi Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok, Sri Utomo

RADARDEPOK.COM – Kota Depok dikit lagi ‘kebalCovid-19. Hal ini diketahui, setelah adanya riset serosurvey yang dilakukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan ahli epidemilogi. Dalam riset tersebut melibatkan 100 kabupaten/kota per November hingga Desember 2021. Kota Depok yang masuk dalam wilayah Aglomerasi mencapai 91,7 persen. Proteksi tersebut pada populasi yang sudah divaksinasi.

Kepala Divisi Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok, Sri Utomo menyebut, belum lama Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian merilis hasil riset serosurvey, yang ditunjukan antibodi disetiap wilayah se-Indonesia. Kota Depok yang masuk wilayah aglomerasi sudah mencapai 91,7 persen antibodi-nya. Data itu didapat seteleh dilakukan sampel disetiap wilayah aglomerasi. “Ada 100 kota/kabupaten se-Indonesia smapelnya yang dites setelah vaksin maupun sudah,” ujar Sri Utomo kepada Harian Radar Depok, Rabu (30/3).

Menurutnya, khusus Kota Depok dari 279 populasi yang dijadikan sampel, diketahui hasilnya 93,7 persen antibodi warga Depok ‘kebal’ Covid-19. Sampel itu diminta kementerian secara random, baik yang sudah divaksin dosis satu dan dua, belum divaksin sampai yang sudah pernah Covid-19 lalu divaksin. Berdasarkan keterangan kementerian, ternyata antibodi yang pernah Covid-19 lalu divaksin lebih kuat dari virus tersebut. “Walau sudah 93,7 persen antibodi warga Depok, tetap vaksin dilengkapi sampai booster dan patuhi protokol kesehatan (Prokes),” jelasnya.

Sampai Selasa (29/3), lanjut Sri Utomo, capaian vaksin dosis satu sudah 1.406.666 jiwa (87,18%), dosis dua sudah 1.237.623 jiwa (76,70%) dan dosis tiga atau booster mencapai 192.744 (11/95%). Se-Kota Depok sasaran target vaksin ada 1.613.557 jiwa. “Kami terus melayani warga Depok yang ingin vaksin. Ban yak sentra-sentra vaksin di tiap kecamatan yang telah disediakan,” bebernya.

Kendati capaian antibodi Depok tinggi, Pakar Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Prof Tri Yunis Miko Wahyono menyebut, bukan berarti masyarakat berpikir bisa terhindar dari virus Covid-19. Masih ada varian lainnya, seperti Omicron, Delta, sampai yang baru ditemukam Deltacron. "Saya tidak kaget dengan capaian antibodi Depok. Karena pada November 2021 sesuai data Kemendagri dan Kemenkes sudah 85 persen," katanya.

Tapi ditekankan Yunis, capaian tersebut harus ditingkatkan hingga 100 persen. Sebab hal itu juga tidak menjamin secara baik agar terhindar dari varian Covid-19 lainnya. Semua tingkatannya sangat berbahaya, tidak menutup kemungkinan untuk berujung pada kematian. "Jadi yang paling penting dan aman tetap antisipasi ya. Lebih berhati-hati. Jadikan gaya hidup sehat untuk menjaga tubuh masing-masing," tegas Yunis.

Gelombang ketiga saat ini tidak mempengaruhi bagi para virus itu, selain dengan tetap menjalankan protokol kesehatn secara disiplin. Masih banyak kasus yang disebabkan varian Delta dan varian lainnya yang sampai saat ini masih belum dikaji pihak terkait.

"Di Inggris sudah ada kasus dari varian Deltacron, siapa yang bisa memastikan dan menjamin kalau sudah atau belum masuk ke Indonesia. Jauh lebih menjaga kesehatan diri," tegas Yunis.

Perlu diketahui sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, riset serosurvey bakal dilakukan minimal enam bulan sekali untuk melihat perkembangan kondisi 'kekebalan' populasi di sejumlah wilayah. Nantinya, hasil riset bakal menjadi rujukan relaksasi aturan Covid-19 setiap daerah.

Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian juga menyebut, hal ini bakal menjadi pertimbangan percepatan vaksinasi di setiap wilayah. Daerah dengan antibodi rendah, bakal diperketat aturannya.

"Daerah-daerah yang tinggi antibodinya ya otomatis relaksasi dapat dilakukan, meskipun tidak sepenuhnya," beber Tito dalam kesempatan yang sama, menekankan serosurvey sudah dilakukan di 100 kabupaten/kota per November hingga Desember 2021.

Sementara secara nasional, peneliti Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM UI), Iwan Ariawan yang melakukan serosurvey nasional mengungkap 86,6 persen masyarakat Indonesia sudah 'kebal' Covid-19. Jika dirinci, ada perbedaan kekebalan pada wilayah aglomerasi dan non aglomerasi.

Berdasarkan data yang dihimpun November dan Desember 2021, wilayah non aglomerasi memiliki proteksi lebih rendah yakni 85,4 persen sementara di aglomerasi mencapai 91,7 persen. Proteksi tersebut pada populasi yang sudah divaksinasi.

Sementara mereka yang belum divaksinasi di sebaran wilayah aglomerasi dan non aglomerasi tercatat memiliki 'kekebalan' lebih rendah.(arn/rd)

Jurnalis : Arnet Kelmanutu

Editor : Fahmi Akbar 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
X