Senin, 22 Desember 2025

Tausiyah Ramadan Wakil Walikota Depok Imam Budi Hartono : Puasa dan Ujaran Kebencian

- Selasa, 5 April 2022 | 06:00 WIB
Wakil Walikota Depok, Imam Budi Hartono
Wakil Walikota Depok, Imam Budi Hartono

RADARDEPOK.COM - Bulan Ramadhan bulan mulia menjadi momen dimana orang menahan nafsu, lapar dan dahaga. Orang yang berpuasa akan  memberikan pengaruh positif dalam pembentukan kepribadiannya. Tetapi ada orang yang rajin berpuasa, namun tetap menyebarkan berita-berita bohong, hoaks, menebar ujaran kebencian dan fitnah. Lantas, bagaimana puasa orang yang suka menebarkan hoaks serta ujaran kebencian (hatespeech)?

Nabi Muhammad SAW bersabda: “Puasa itu perisai. Apabila salah seorang dari kamu berpuasa, maka janganlah ia berkata keji dan jangan membodohkan diri. Jika ada seseorang yang memerangimu atau mengumpatmu, maka katakanlah sesungguhnya saya sedang berpuasa.” (HR Bukhari dan Muslim). Dalam sebuah hadits lain yang diriwayatkan Jabir dari Anas RA, Rasulullah SAW bersabda: “Lima hal membukakan orang yang berpuasa yaitu: dusta, menggunjing, mengumpat, sumpah dusta dan melihat dengan syahwat.”

Islam mengajarkan tentang sikap toleransi dan mengarah pada sikap terbuka dan mau mengakui adanya berbagai macam perbedaan. Landasan dasar pemikiran ini adalah firman Allah dalam QS. Al-Hujurat ayat 13:

“Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah adalah orang yang paling taqwadiantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”

Toleransi antar umat beragama yang termasuk ke dalam salah satu risalah penting yang ada dalam Islam. Karena Tuhan mengingatkan kita akan Keragaman manusia, baik dilihat dari agama, suku, warna kulit, adaptasi-istiadat, dan lain sebagainya.

Islam sangat jelas tidak mentolerir tindakan menyakiti orang lain dengan ucapan bahkan kepada banyak orang dalam ini pemerintah dan masyarakat. Terlebih lagi upaya melakukan provokasi, hoaks, fitnah serta menebarkan ujaran kebencian atas nama pribadi, kelompok, bahkan atas nama agama sekalipun.

“Ajaran Islam yang mana yang memperbolehkan seseorang menjatuhkan kehormatan dan harga diri orang lain, mencemarkan nama baiknya, bahkan menebarkan kebencian atas nama lembaga atau bahkan agama?”.

Dalam hal ini kita semua perlu introspeksi diri lagi mentadaburi firman Allah SWT: “Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong banyak memakan yang haram.” (QS Al-Maidah: 42). Tentunya kita tidak ingin puasa Ramadhan menjadi sia-sia hanya disebabkan ucapan di media sosial atau kebiasaan menebarkan hatespeech. Nabi SAW pernah bersabda: “Orang yang menggunjing dan yang mendengarkan itu sekutu dalam dosa.” (Hadits Gharib). Jangan sampai kita terjebak dalam puasa simbolik, tanpa makna, tanpa pahala sebagaimana pernah disabdakan Rasulullah SAW: “Betapa banyak orang yang berpuasa yang tidak ada dari puasanya, kecuali lapar dan dahaga.” (HR. An-Nasai dan IbnMajah dari hadits Abu Hurairah). Semoga Allah memberikan hidayah untuk kita semua dengan melaksakan ibadah Ramadhan dengan baik yang akan menjadikan kita keluar sebagai pemenang yaitu orang yang bertaqwa. Aamiin.(*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
X