Senin, 22 Desember 2025

Pengeroyok Ade Armando Diburu Polisi

- Selasa, 12 April 2022 | 06:12 WIB
DIKEROYOK : Pegiat Media Sosial dan Dosen Universitas Indonesia Ade Armando saat diwawancara Radar Depok sebelum insiden pengeroyokan. ARNET/RADARDEPOK
DIKEROYOK : Pegiat Media Sosial dan Dosen Universitas Indonesia Ade Armando saat diwawancara Radar Depok sebelum insiden pengeroyokan. ARNET/RADARDEPOK

RADARDEPOK.COM - Nasib malang menimpa pegiat Media Sosial dan Dosen Universitas Indonesia (UI), Ade Armando saat aksi demo yang berlangsung di Gedung DPR MPR, Senin (11/4). Pria yang sebelumnya berbincang dengan Harian Radar Depok sebelum massa aksi tiba. Memang mempertanyakan barisan mahasiswa yang terpecah belah sampai lima bagian.

Pasalnya, hal ini sangat menyedihkan karena kemurnian dan kesolidan mahasiswa menjadi ancaman krisis kepercayaan masyarakat. Sehingga Koordinator Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS) menilai, pecah belahnya mahasiswa ada aktor intelektual yang menunggangi.

"Kan setiap masing-masing gerakan ada patron atau rujukan, orang besar mendanai dan lain sebagainya. Mungkin disitulah terjadi pertarungan atau perpecahan," terangnya kepada Harian Radar Depok di Depan Gedung DPR, Senayan, Senin (11/4).

Kejadian ini tentunya sangat disayangi sekali, karena semua tahu, gerakan mahasiswa itu murni. Jika benar terjadi perpecahan bagaimana rakyat bisa percaya pada gerakan mahasiswa.

Ade membeberkan, gerakan mahasiswa terpecah menjadi lima. Dikhawatirkan ini mencerminkan kondisi politik yang sesungguhnya, sehingga terlihat ada kelompok atau fraksi-fraksi sebanyak lima itu. "Saya dulu mahasiswa dan ada digerakan. Bukan berarti waktu dulu itu tidak ditunggangi tapi kami sebagai mahasiswa tidak melayani kelompok ini versus kelompok ini," beber Ade.

Lima gerakan mahasiswa yang pecah, pertama BEM SI Rakyat Bangkit yang ketuanya mahasiswa dari Universitas Riau, kedua BEM SI Kerakatan, ketiga BEM Nusantara kubu Eko dan keemat BEM Nusantara kubu Dimas. BEM Nusantara banyaknya dari Kota Surabaya. "Lalu yang terakhir, kelima adalah Aliansi Mahasiswa Indonesia, yang didalamnya ada BEM UI, yang minggu kemarin lakukan aksi di Tugu Tani," jelas Akademikus Indonesia ini.

Dia mengkhawatir, pemain master bukam satu, setiap gerakan punya orang yang berbeda-beda, misalnya dari Parpol, Oposisi, dan lainnya yang bermain. "Nah kita tidak bisa simpulkan secara sederhana kalau dibelakang ini ada satu kekuatan besar. Apa jangan-jangan kekuatan besarnya banyak. Ini sangat amat menyedihkan untuk gerakan mahasiswa," kata Ade.

Memang ketika wawancara berlangsung, Ade telah mendapat sambutan tak enak dari seorang ibu yang menggunakan baju hitam dengan hijab warna cokelat. Menurut ibu tersebut, hal itu tidak masalah jika mahasiswa terpecah karena yang terpenting tetap sinergi dalam mencapai satu tujuan.

Perdebatan yang berlangsung kurang lebih dua menit ini menyita perhatian awak media yang bertugas di sekitar lokasi demo. Namun tak ambil pusing Ade meninggalkan ibu tersebut.

Insiden pengeroyokan Ade dimulai sesaat sebelum pecahnya bentrokan di depan Gedung DPR MPR, sekira pukul 15:41 WIB. Ketika Radar Depok merangsek masuk ke pengeroyokoam tersebut, Ade telah tidak mengenakan celana dan baju yang compang camping.

Kondisinya memprihatinkan karena bisa dikatakan nyaris telanjang dengan luka memar di bagian wajah dan bagian tubuh lainnya. Beruntung polisi menerobos masuk mengamankan Ade dari amukan massa yang berseragam bebas tanpa atribut jelas.

Semerbak isu alasan Ade dikeroyok massa karena memperdebatkan tentang keagamaan, sehingga menyulut emosi massa aksi yang ada di sekitar. Ketika Ade diselamatkan polisi masuk ke dalam Gedung DPR MPR, massa yang tadi melakukan pengeroyokan kepada Ade, melanjutkan penyerangannya kepada kepolisian dengan pukulan dan lemparan.

Tak tinggal diam, melihat massa yang sudah tidak kondusif, Polisi Huru Hara (PHH) bersama water canon mencoba membubarkan massa dengan menyemprotkan air, dan polisi pun mendapatkan serangan dari massa. Situasi pun semakin tidak kondusif, polisi menembakan gas air mata. Beberapa kali suara ledakannya membuat mass kocar kacir hingga terpukul mundur sampai Halte Bus Petamburan, Stasiun Palmerah, serta kolong jalan kawasan Slipi.

Pengamat Politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedillah Badrun menyesalkan adanya kejadian tersebut. Menurutnya, kericuhan terkait pemukulan terhadap Ade Armando itu bukan dilakukan oleh mahasiswa melainkan dilakukan oleh massa non mahasiswa. “Saya menyesalkan kejadian itu, apapun kekerasan yang dilakukan tidak bisa ditolerir,” ujarnya kepada Radar Depok, Senin (11/4).

Itu massa umum yang mungkin nonton demo atau empati pada perjuangan mahasiswa. Kebetulan mereka tidak suka sama Ade Armando yang dinilai sering buat pernyataan yang menyinggung. “Kebetulan Ade Armandonya datang ke lokasi yang sama. Dia jadi sasaran empuk,” tegasnya.

Terpisah, Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Fadil Imran mengatakan, petugas telah mengidentifikasi para pelaku yang diduga terlibat penganiayaan terhadap pegiat media sosial sekaligus dosen Universitas Indonesia, Ade Armando. “Untuk para pelaku, kami sudah mengidentifikasi kelompoknya sekaligus orangnya,” kata Fadil Imran saat jumpa pers di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (11/4).

Fadil memastikan, pihaknya akan menangkap para pelaku pemukulan terhadap Ade Armando dan Kapolda Metro Jaya mengimbau para pelaku yang menganiaya Ade Armando untuk menyerahkan diri. “Besok (Hari Ini) mungkin kami akan melakukan upaya penegakan hukum, mengumumkan identitas pelaku. Jika tak menyerahkan diri kami akan tangkap,” tandas Fadil.(arn/rd)

Jurnalis : Arnet Kelmanutu

Editor : Fahmi Akbar 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
X