RADARDEPOK.COM - Aksi demo mahasiswa tergabung dalam BEM SI tercederai. Kehadiran oknum penyusup merusak penyampaian aspirasi mahasiswa hingga diwarnai kericuhan, di Gedung DPR MPR, Jakarta Pusat (11/4).
Padahal, Koordinator BEM SI, Luthfi Yusrizal menegaskan, kepada seluruh massa aksi dari mobil komando yang berada tepat di depan pagar Gedung Wakil Rakyat itu, meminta untuk seluruh mahasiswa agar tetap satu komando dan tidak terprovokasi.
"Tujuan kita kesini bukan sampai hari ini, capaian kita agar setiap tuntutan diterima dan dilaksanakan yang akan berdampak kepada masyarakat," tegasnya dengan pengeras suara.
Pernyataan tersebut, lantaran Aliansi BEM SI yang dihuni sekitar 18 kampus, yakni UNJ, PNJ, IT-PLN, STIE SEBI, STIE Dharma Agung, STIS Al Wafa, IAI Tazkia, AKA Bogor, UNRI, Unand, Unram, PPNP, Undip, UNS, UNY, Unsoed, SSG, dan STIEPER, tidak ingin aksinya sia-sia tanpa ada capaian bertemu wakil rakyat yang ada di dalam gedung berbentuk keong tersebut.
-
"Ini bukan akhir dari aksi kita kawan-kawan, tapi ini rentetan dari aksi yang sudah kita gelar bersama dengan kawan lainnya. Bahkan di daerah telah mempercayai kita untuk menyampaikan tuntutan kepada anggota dewan," lanjutnya.
Diatas mimbar komando, secara bergairah Luthfi memberikan waktu kepada wakil rakyat untuk menemui massa hingga ibadah azhar, jika tidak dilakukan wakil rakyat, dipastikan massa aksi akan kembali dengan jumlah yang lebih banyak dan solid.
Aksi tersebut akan terus dilakukan sampai mahasiswa yang berdiri di garis rakyat menang secara mutlak, yang artinya seluruh tuntutan dilakukan wakil rakyat. Salah satunya dengan tidak mengamandemen UUD 1945 yang sudah menjadi landasan Negara Indonesia.
-
"Kawan kawan semua, kita tetap satu komando. Kita berikan waktu sampai ibadah azhar kepada wakil rakyat. Kalau tidak kita akan kembali dengan massa yang lebih banyak," ungkap Lutfhi.
Hanya selang sekitar 20 menit, ibadah azhar telah berlalu. Tak lama kemudian, Wakil DPR RI Fraksi Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad tiba dan naik mimbar komando didampingi Kapolri Jendral Listyo Sigit, dan satu orang delegasi Anggota DPR RI mengenakan batik.
Dasco menggunakan pengeras suara memastikan seluruh tuntutan mahasiswa akan tersampaikan secara utuh kepada Presiden Joko Widodo. "Kami berkomitmen menyampaikan seluruh tuntutan kepada pemerintah dalam waktu yang secepat-cepatnya," katanya dihadapan ribuan massa aksi.
Memang di sela Dasco berbicara di mobil komando BEM SI, massa aksi yang berada di gerbang sebelah terus bersorak sorai untuk turun dari lokasi tempatnya berdiri. Namun, dengan tegas Koordinator BEM SI meminta waktu untuk tetap tenang, seraya dibarengi nyanyian hati-hati provokasi dari pendemo mahasiswa.
Saat suasana kembali kondusif, Dasco yang terpilih di Dapil III Banten melanjutkan pembicaraanya. Dirinya telah menekankan, bahwa tuntutan massa yang menolak penundaan Pemilihan Umum, telah dipastikan akan terlaksana karena pihaknya telah sepakat untuk tidak menunda pemilu. "Jadi sudah dipastikan Pemilu akan berjalan sebagaimana mestinya, Presiden pun telah melakukan pemilihan kepada jajaran KPU yang baru untuk pemilu 2024 nanti," tegas Dasco.
Tak hanya itu, Ia juga akan melakukan pemantauan agar bahan pokok tidak alami kenaikan jelang Lebaran. Bahkan, bukan hanya pemantauan, tapi akan mendorong pemerintah untuk menjaga kestabilan harga.
Usai menerima kehadiran mahasiswa, sebelum delegasi DPR RI meninggalkan lokasi aksi. Koordinator BEM SI memberikan korek kuping (Katembat) besar yang ditujukan kepada pemerintah, legislatif, dan yudikatif agar dapat mendengar dengan jelas aspirasi masyarakat.
Bahkan, satu buntelan lampiran tuntuan beserta kajian dengan cover merah diberikan kepada Dasco untuk diserahkan secara utuh kepada pemerintah, sekaligus perpanjangan tangan dari tuntutan mahasiswa.
Ada berbagai tuntutan di dalam buntelan lampiran tersebut, diantaranya, pertama adalah mendesak dan menuntut wakil rakyat agar mendengarkan dan menyampaikan aspirasi rakyat, bukan aspirasi partai.
Kedua, BEM SI mendesak para wakil rakyat agar menjemput aspirasi rakyat yang telah disampaikan dalam aksi demonstrasi di berbagai daerah sejak 28 Maret 2022 sampai 11 April 2022.
Selanjutnya ketiga, BEM SI menuntut dan mendesak anggota parlemen secara tegas menolak penundaan pemilu 2024 atau masa jabatan 3 periode. Menuntut wakil rakyat untuk tidak mengkhianati konstitusi negara dengan melakukan amandemen.
Lalu, terakhir, BEM SI mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk menyampaikan kajian disertai 18 tuntutan mahasiswa kepada Presiden Joko Widodo, yang sampai saat ini belum terjawab.
Sayangnya, setelah perwakilan DPR RI tersebut turun. Terjadi satu insiden yang diduga kuat sebagai provokator yang bukan dari kalangan mahasiswa. Mereka tanpa menggunakan atribut kemahasiswaan dan berada di luar border melalukan aksi pelemparan ke arah dalam gerbang Gedung DPR MPR.
Kejadian tersebut memicu terjadinya keributan antar petugas kepolisian dengan massa aksi, yang dipastikan bukan berasal dari kalangan mahasiswa. Sebab, dari pantauan di lapangan Radar Depok, mahasiswa berada di jalur dari Semanggi sedangkan kericuhan terjadi di jalur menuju Slipi atau Pal Merah.
Bahkan, satu kelompok kepolisian yang berusaha mengurai massa aksi yang ricuh mendapat pengeroyokan hingga terjatuh dari motor dinasnya. Beruntung petugas cekatan untuk memecah massa menggunakan gas air mata.
Sampai pukul 17:00 WIB massa aksi yang bentrok di bawah kolong Jalan Gatot Subroto masih berlangsung, meski hujan deras mengguyur lokasi kericuhan. Massa pun memberikan perlawanan dengan lemparan batu dan petasan.
Adanya kejadian tersebut, Pengamat Politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedillah Badrun menyesalkan adanya kejadian tersebut. “Saya menyesalkan kejadian itu, apapun kekerasan yang dilakukan tidak bisa ditolerir,” ujarnya kepada Harian Radar Depok, Senin (11/4).
Demonstrasi mahasiswa juga masih on the track, para mahasiswa menyuarakan suara rakyat di bidang ekonomi, demokrasi, hak azasi manusia, hukum dan lingkungan hidup. Diantaranya, mahasiswa menuntut agar pemerintah menurunkan harga kebutuhan pokok, menolak perpanjangan kekuasaan, menuntuk KKN diberantas dan kebebasan warga negara dilindungi. “Independensi mahasiswa juga terlihat jelas. Bahwa mereka demonstrasi untuk tujuan baik bagi kebaikan rakyat banyak dan masa depan negara, bukan untuk kepentingan pragmatis,” jelasnya.
Demo hari ini ditumpangi penyusup setelah mahasiswa sudah membubarkan diri.(arn/van/rd)
Jurnalis : Arnet Kelmanutu, Ivanna Yustiani
Editor : Fahmi Akbar