RADARDEPOK.COM - LRT Jabodebek akan segera dioperasikan PT Kereta Api Indonesia (KAI) Persero. Hingga Mei 2022, progres LRT Jabodebek sudah mencapai 82,34 persen dan ditargetkan soft launching pada 17 Agustus 2022.
Mendukung Gerakan Nasional Non Tunai, LRT Jabodetabek bakal menerapkan sistem pembayaran cashless atau non-tunai.
VP Public Relations KAI, Joni Martinus mengatakan, untuk dapat menaiki LRT Jabodebek masyarakat dapat menggunakan berbagai cara pembayaran melalui uang elektronik.
“KAI akan melakukan integrasi ticketing system secara menyeluruh dimana semua kartu uang elektronik transportasi, kartu uang elektronik perbankan, dan dompet digital yang ada akan dapat digunakan untuk naik LRT Jabodebek,” kata Joni.
Cara pembayaran non-tunai/cashless LRT Jabodetabek
Kartu Multi Trip (KMT) dari KAI Commuter menjadi kartu uang elektronik transportasi yang akan diterapkan.
KMT juga dapat digunakan menaiki kereta api dari berbagai layanan KAI Group, seperti KRL Jabodetabek, KRL Yogyakarta-Solo, dan KA Bandara Soekarno-Hatta. Pada 2021, KMT juga sudah digunakan untuk membayar moda transportasi umum lainnya, seperti MRT Jakarta, LRT Jakarta, dan bus Transjakarta.
BACA JUGA : Heboh, Ratusan Muda-mudi Depok Pesta Bikini di Pesona Khayangan
Apabila pelanggan LRT Jabodebek menggunakan kartu uang elektronik, maka pembayarannya dengan cara tap in. Pelanggan terlebih dahulu melakukan tap in di stasiun pemberangkatan untuk cek validasi kartu dan cek saldo, kemudian masukkan data perjalanan (waktu, gate id, stasiun id).
Setelah tiba di stasiun tujuan, pelanggan akan melakukan tap out dan kemudian saldo pada kartu uang elektroniknya akan otomatis terpotong. Sama seperti sebelumnya, untuk pelanggan yang membayarkan dengan dompet digital juga nantinya dapat melakukan tap in.
Pelanggan melakukan tap in untuk cek validasi QR pembayaran, cek saldo, potong saldo untuk tarif terjauh, dan tulis area data perjalanan (waktu, gate id, stasiun id).
Pada waktu tiba di stasiun tujuan, pelanggan melakukan tap out untuk membaca QR dan saldo akan dikembalikan jika terdapat selisih.
"Keunggulan uang elektronik atau dompet digital sebagai alat pembayaran yaitu lebih praktis, aman, dan dapat digunakan untuk berbagai fungsi. Sehingga nantinya pelanggan LRT Jabodebek memiliki banyak pilihan untuk melakukan pembayaran tiket,” kata Joni.
KAI sudah memasang 14 gate tipe Turnstile dan 2 gate tipe Wide untuk pelanggan disabilitas di masing-masing stasiun sebagai bentuk layanan tapping LRT Jabodetabek.
Khusus pada Stasiun Halim, KAI menggunakan gate tipe Flap agar memudahkan pelanggan yang akan atau telah menaikki pesawat. Jika sudah beroperasi, LRT Jabodebek akan melewati 18 stasiun.
Berikut daftar stasiunnya:
- Stasiun Dukuh Atas
- Stasiun Setiabudi
- Stasiun Rasuna Said
- Stasiun Kuningan
- Stasiun Pancoran
- Stasiun Cikoko
- Stasiun Ciliwung
- Stasiun Cawang
- Stasiun TMII
- Stasiun Kampung Rambutan
- Stasiun Ciracas
- Stasiun Harjamukti
- Stasiun Halim
- Stasiun Jatibening Baru
- Stasiun Cikunir I
- Stasiun Cikunir II
- Stasiun Bekasi Barat
- Stasiun Jatimulya.
Isi saldo kartu uang elektronik
KAI telah memasang dua unit ticket vending machine di setiap stasiun untuk melayani penumpang melakukan pengisian saldo kartu uang elektronik. Selain itu, KAI juga menyediakan dua unit point of sales yang digunakan oleh petugas loket mejual kartu uang elektronik.
Layanan ticketing system dari LRT Jabodebek menggunakan sistem Automatic Fare Collection (AFC). Sistem AFC adalah sistem ticketing otomatis yang dihitung berdasarkan sekelompok komponen sensor yang terintegrasi.
Dengan adanya AFC ini, seluruh layanan tiket LRT Jabodebek dapat diakomodasi, seperti penjualan, pelayanan tiket bermasalah, pembatalan, penalti, dan penambahan trayek.
“Layanan pada LRT Jabodebek kami sesuaikan dengan kemajuan zaman dimana digitalisasi adalah satu hal yang wajib. Harapannya pelanggan akan mendapatkan kemudahan bertransaksi serta pengalaman bertransportasi umum yang menyenangkan,” tutup Joni. (rd/net)
Editor : Pebri Mulya
https://www.youtube.com/watch?v=iAl0wbSwvkY