Senin, 22 Desember 2025

PPDB SMAN di Depok Dipermasalahkan, Tidak Trasparan dan Kurang Sosialisasi 

- Selasa, 21 Juni 2022 | 08:10 WIB
PANTAUAN : Orang tua siswa memantau hasil PPDB anaknya di SMAN 1 Depok di Jalan Nusantara Raya, Kecamatan Pancoranmas Kota Depok, Senin (20/6). ANDIKA EKA/RADAR DEPOK
PANTAUAN : Orang tua siswa memantau hasil PPDB anaknya di SMAN 1 Depok di Jalan Nusantara Raya, Kecamatan Pancoranmas Kota Depok, Senin (20/6). ANDIKA EKA/RADAR DEPOK

RADARDEPOK.COM – Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) di Kota Depok masih menyisakan cerita negatif. Senin (20/6), saat pengumuman seleksi tahap satu afirmasi, ditemukan sejumlah orantua siswa mengeluhkan minimnya sosialisasi dan trasparansi hasil pengumuman. Tak sedikit malah orangtua siswa curiga adanya permainan dalam penerimaan siswa.

Kepada Harian Radar Depok, Rusmi mengaku, belum mengetahui sistem seleksi untuk menentukan seleksi PPDB tahap pertama. Dia juga mempertanyakan kenapa anaknya bisa tidak lolos tahap satu. “Saya belum tahu pertimbangan dalam hal seleksinya bagaimana untuk anak saya sampai tidak lolos, atau mungkin juga peserta yang terlalu banyak jadi kemungkinan kalah saing. Seharusnya dijelaskan secara trasparan,” ujar Rusmi yang ditemui di SMAN 1 Depok, Senin (20/6).

Baca Juga : Ahmad Badri Kembali Pimpin Hiswana Migas Depok : Mau Sweeping Pemakaian Tabung 3 Kg

Terpisah, Nurhendi yang ditemui di SMAN 6 menyebut, saat pengumuman tidak adanya trasparansi kenapa anaknya tidak lolos. Semestinya dari pihak sekolah memberikan informasi kenapa tidak lolos. Menurutnya, nilai anaknya tidak terlalu kecil dan ada yang lebih kecilnya tapi bisa lolos. “Kami kecewa dengan sistem PPDB, kenapa tidak ada sosialisasi dan trasparan,” jelasnya singkat.

Sementara, Ketua Panitia PPDB SMAN 1 Depok, Ali hidayat mengatakan, ada yang menelpon ke sekolah menanyakan, kenapa anaknya bisa tidak lolos melalui prestasi kejuaraan akademik. Menurutnya, masih ada orang tua yang belum tau cara penillaiannya. Ini sudah dengan sistem yang mengatur, seperti pendaftaran jalur prestasi kejuaraan akademi tidak perlu pakai Kartu Keluarga (KK). Karena yang dinilai adalah prestasi nilai. “Kasus seperti ini hanya ada beberapa orang yang belum paham, tidak banyak, masih di kategorikan wajar,” tuturnya.

Perlu diketahui, jumlah pendaftar tahap 1 di SMAN 1 Depok ada 1.168 dan yang lolos tahap 1 ada 159 siswa. Rinciannya, Afirmasi Keluarga Tidak Mampu yang mendaftar ada 174 orang dengan jumlah hasil seleksi adalah 40 siswa, Afirmasi Kondisi Tertentu dengan jumlah Pendaftar ada 35 orang dan hasil seleksi : 16 siswa, Perpindahan tugas orang tuad engan jumlah pendaftar 57 orang hasil seleksi : 16 siswa.

Untuk disabilitas jumlah pendaftar ada 7 orang sementara kuota yang disiapkan 9 siswa. Prestasi nilai rapot 821 orang dengan jumlah hasil seleksi 74 orang. Dan yang terakhir memalui prestasi Kejuaraan akademik dengan jumlah pendaftar : 74 orang dan hasil seleksi 6 siswa. Sementara jadwal tahap kedua dengan zonasi dibuka pada 23 sampai 30 Juni dengan daya tampung 160 siswa.

Saat di konfirmasi kepada Kasi Pelayanan Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah II Jawa Barat, Arso, tidak merespon pertanyaan yang dilontarkan Radar Depok sebanyak tiga kali.

Adanya hal tersebut, Anggota Komisi D DPRD Kota Depok, Qonita Lutfiyah berharap PPDB 2022 di Jabar dapat berjalan dengan lancar mengedepankan azas objektif, akuntabel, dan transparan. “Artinya proses PPDB semakin tahun harus semakin membaik, idealis boleh tapi tetap harus realistis,” kata Qonita Lutifyah kepada Radar Depok.

Dia mengungkapkan, tiap pelaksanaan PPDB kerap menimbulkan polemik tiap tahunnya. Terlebih, kata dewan dari Dapil Depok VI (Sawangan, Bojongsari, Cipayung) ini, gedung sekolah negeri di Kota Depok dan daerah lain, masih belum mencukupi untuk menampung seluruh lulusan jenjang pendidikan di bawahnya.

“Kebijakan apa pun yang dibuat, tentu tidak dapat mengakomodir dan memuaskan semua pihak. Namun, saya percaya Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dan Kota Depok membuat kebijakan yang terbaik,” ujar Qonita Lutfiyah.

Karenanya, Qonita Lutfiyah berharap agar PPDB 2022 dapat dipersiapkan dengan matang. Dan, bagi Disdik dan sekolah harus transparan, baik kaitan regulasi, jadwal dan kuota di tiap sekolah. Selain itu, kepada orang tua atau wali murid tidak terlalu memaksakan dan berpatokan agar anaknya dapat bersekolah di negeri. “Ketika sekolah negeri tidak cukup bisa mengakomodir, maka sekolah swasta bisa jadi pilihan, karena sekolah swasta juga tidak kalah kualitasnya,” pungkas Qonita Lutfiyah. (cr1/rd)

Jurnalis : Andika Eka

Editor : Fahmi Akbar

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
X