Senin, 22 Desember 2025

Indonesia Bayar Utang Luar Negeri, Kini Tersisa Rp 6.094 Triliun Lagi

- Sabtu, 16 Juli 2022 | 12:08 WIB

RADARDEPOK.COM - Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia kembali turun pada Mei 2022. Itu menjadi sebuah catatan baik, yakni telah turun tiga bulan berturut-turut. Hal baik itu terjadi baik dari utang pemerintah maupun swasta.

Bank Indonesia (BI) pada Jumat (15/07) melaporkan ULN bulan Mei turun US$ 3,8 miliar dari bulan sebelumnya menjadi US$ 406,3 miliar atau sekitar Rp 6.094 triliun (kurs tengah BI 14 Juli Rp 14.999/US$). Dibandingkan Mei 2021, ULN tersebut mengalami kontraksi 2,6% year-on-year (yoy).

Utang pemerintah tercatat mengalami penurunan 3 bulan beruntun, menjadi sebesar US$ 188,2 miliar.

"Posisi ULN Pemerintah pada Mei 2022 tercatat sebesar 188,2 miliar dolar AS, turun dibandingkan dengan posisi ULN pada bulan sebelumnya sebesar 190,5 miliar dolar AS. Secara tahunan, ULN Pemerintah mengalami kontraksi sebesar 7,5% (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi bulan sebelumnya yang sebesar 7,3% (yoy)," tulis BI dalam rilis resminya.

BACA JUGA : 7 Negara Tersepi di Dunia, Ada Tetangga Indonesia

Di bulan sebelumnya, pemerintah di bawah pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) membayar Surat Berharga Negara (SBN) jatuh tempo, serta investor asing yang banyak melepas obligasi Indonesia menjadi penyebab penurunan ULN pada Mei.

Data dari BI menunjukkan pembayaran utang SBN pada Mei mencapai US$ 1,175 miliar dengan pokok sebesar US$ 1,066 miliar dan bunga US$ 109 juta.

Namun untuk pinjaman, mengalami kenaikan menjadi US$ 55,624 miliar dari sebelumnya US$ 55,064 miliar.

"Pinjaman luar negeri mengalami sedikit kenaikan dari bulan sebelumnya, terutama pinjaman bilateral dari beberapa lembaga partner yang ditujukan untuk mendukung pembiayaan beberapa program dan proyek prioritas," tulis BI.

Kemudian investor asing yang terus melepas SBN juga membuat ULN menurun. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan pada akhir Mei kepemilikan asing di pasar SBN mencapai Rp 795,73 triliun, arau berkurang Rp 32 triliun dari akhir April.

Besarnya capital outflow tersebut akibat bank sentral Amerika Serikat (AS) yang agresif menaikkan suku bunga, sehingga memicu kenaikan imbal hasil obligasi AS (Treasury).

Sementara itu berdasarkan kreditor, dari 5 besar negara hanya utang ke Hong Kong yang mengalami kenaikan.

Utang ke Singapura mengalami penurunan 3 bulan beruntun dan utang ke Jepang turun 2 bulan beruntun. Utang ke AS yang melonjak dan mencetak rekor tertinggi pada April mengalami penurunan US$ 34 juta, menjadi US$ 34,864 miliar.

Utang ke China juga mengalami penurunan 2 bulan beruntun. Pada Mei nilainya sebesar US$ 21,779 miliar atau Rp 326,7 triliun, turun sekitar Rp 2,9 triliun dari sebelumnya. Dari total utang ke China, utang pemerintah hanya US$ 1,58 miliar, sementara utang swasta US$ 20,19 miliar. (rd)

 

Editor : Pebri Mulya

 

https://youtu.be/BiW4JFXs130

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
X