RADARDEPOK.COM - Ardi Nurcahyanto yang dikenal pendiam masih terngiang diingatan sang ayah, Aswar. Siapa sangka, dari 10 yang meninggal akibat diseruduk truk milik Pertamina di Jalan Alternatif Cibubur Transyogi Bekasi, ada Ardi ketika ingin mengatarkan paket. Selasa (19/7), menjadi hari yang pilu bagi Aswar. Anak pertamanya itu, terus mengeluarkan darah saat ingin dimakamkan. Jadwal pemakaman selepas Zuhur, berubah pada pukul 09:00 WIB.
Bendera kuning masih berkibar di rumahnya, Jalan Mandor Samin Kelurahan Kalibaru, Cilodong Kota Depok. Sanak saudara dan teman kerjanya : driver online tak henti mendoakan Ardi. Perwakilan dari pertamina pun sempat hadir, begitu juga dengan BPJS Ketenagakerjaan yang memberikan hak jaminan pensiun.
Baca Juga : Polisi Tetapkan Sopir dan Kenek Truk Pertamina Jadi Tersangka Kecelakaan di Cibubur
Ayah korban, Aswar mengaku, sangat kaget ketika mengetahui kabar tersebut. Aswar terakhir berkomunikasi dengan anaknya pagi pukul 08:00 WIB saat Aswar baru pulang dinas malam, saat itu korban sedang minum susu. “Mau kemana? Korban pun menjawab bahwa dirinya ada panggilan,” tuturnya kepada Harian Radar Depok, Selasa (19/7).
Menjelang sore sekira pukul 15:00 WIB, dia menanyakan kabar anaknya namun tidak ada balasan sama sekali. “Saya WA tidak dibalas. Jam 3 sore tidak ada kabar” kata ayah korban menceritakan.
-
Menurut Aswar, Pihak keluarga mengetahui kabar duka ketika melihat berita di televisi. Saat itu, dia melihat nomor pelat motor korban di siaran televisi. ”Untuk kabarnya saya ngeliat di TV kemarin. Saya ngeliat pelat nomor motor anak saya, dan saya samain cocok,” kata Aswar.
Aswar langsung memastikan dengan mendatangi Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Di sana dia mengecek kebenaran apakah anaknya menjadi korban atau tidak. “Setelah di cek DNA benar itu anak saya. Saya inisiatif sendiri mengecek ke RS,” ujarnya.
Setelah di cek, pukul 01:00 WIB dini hari korban langsung dibawa kerumah, dengan bantuan dari Grab dalam penyediaan mobil ambulan. “Sampai rumah pukul 03:00 WIB dini hari tadi,” ujarnya.
https://www.youtube.com/watch?v=OSu1JhfaTeo
Pagi harinya, jasad korban disalatkan di masjid dekat rumah dan dimakamkan di TPU Tambarehe, Cilodong pada pukul 09:00 WIB. “Rencananya sehabis Zuhur dimakaminya, karena darahnya keluar terus kan dan dari keluarga tidak tega melihatnya,” ucapnya.
Ardi saat ini berusia 23 tahun, berprofesi sebagai driver ojek online. Dia sudah dua tahun menjalani pekerjaan tersebut. Korban masih bujangan. Sehari-hari, korban adalah sosok yang pendiam. Korban adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Dia memiliki dua adik.
-
Sebelum kepergian korban, pihak keluarga mengaku tidak ada hal-hal aneh. Hanya belakangan ini korban terlihat sering terlihat melamun di kamarnya. “Sebelumnya dia teleponan sama pacarnya, sehabis situ tidak dengar suaranya lagi sampai sekarang,” ucapnya.
Dalam kecelakaan ini keluarga korban mendapatkan bantuan dari pertamina dengan bantuan sementara berupa biaya untuk tahlilan. “Dari pertamina tadi datang delapan orang untuk kasih bntuan sementara untuk biaya tahlilan,” tuturnya. Selain dari pertmina ada juga dari PT Jasa Raharja dan Grab yang sudah memberi bantun santunan untuk korban.(ana)
Jurnalis : Andika Eka
Editor : Fahmi Akbar