RADARDEPOK.COM - Korps Adhyaksa bekerja cepat atas adanya dugaan Korupsi di tubuh pln. Setelah memeriksa tiga saksi. Kejaksaan Agung (Kejagung) langsung menaikan status Perkara Dugaan Tindak Pidana Korupsi dalam Pengadaan tower Transmisi Tahun 2016 pada PT PLN (persero), menjadi penyidikan.
Jaksa Agung RI, ST Burhanuddin mengaku, telah menaikkan kasus dugaan Korupsi pengadaan tower transmisi PT pln (Persero) tahun 2016 ke penyidikan. Burhanuddin menyebut, jaksa penyidik telah menemukan adanya unsur dugaan tindak pidana dalam perkara itu.
Baca Juga : Dugaan Korupsi di Limo, Kejagung Cecar Eks Kepala BPN 2012 Depok Soal Pemberian Izin
Menurutnya, saat ini kejaksaan sedang fokus mengenai beberapa penyidikan perkara tindak pidana Korupsi. Dia membeberkan, perkembangan kasus yang sedang ditangani tim penyidik telah menemukan fakta-fakta perbuatan melawan hukum dalam pengadaan tower transmisi pln itu.
"Saat ini tim penyidik telah menemukan peristiwa pidana, dugaan tindak pidana Korupsi pada proyek pembangunan independen power production class track atau program tahap satu dan pengadaan tower dan konduktor transmisi tahun 2016 pada PT pln, yaitu dengan ditemukannya fakta-fakta perbuatan melawan hukum atau penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana yang ada padanya jabatan atau kedudukannya," jelas ST Burhanuddin dalam keterangan pers, Senin (25/7).
Berdasarkan fakta tersebut, perkara tersebut telah dinaikkan ke tahap penyidikan sesuai dengan surat perintah penyidikan nomor SPRIN 39/F2FB2072022 tanggal 14 Juli 2022.
Diketahui sebelumnya, Kejagung RI tengah mengusut kasus dugaan Korupsi pengadaan tower transmisi PT pln pada 2016. Tim jaksa penyidik pada Direktorat Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) memeriksa 3 orang terkait kasus ini.
"Kejaksaan Agung memeriksa 3 (tiga) orang saksi yang terkait dengan Perkara Dugaan Tindak Pidana Korupsi dalam Pengadaan tower Transmisi Tahun 2016 pada PT pln (persero)," kata Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Ketut Sumedana, dalam keterangannya yang diterima Harian Radar depok, Senin (25/7).
Ketut mengatakan, pemeriksaan dilakukan untuk memperkuat pembuktian terkait dugaan Korupsi. Selain itu, pemeriksaan dilakukan dengan mengikuti protokol kesehatan.(rd)
Editor : Fahmi Akbar