RADARDEPOK.COM - Otopsi jenazah Brigadir J telah selesai dilakukan, Rabu (27/7). Pantauan di RSUD Sungai Bahar, otopsi sudah dilakukan sejak pukul 09:00 WIB dan berakhir pada pukul 15:00 WIB atau enam jam lamanya. Hasilnya, tak se-instant yang dibayangkan. Tenggat waktu yang benar-benar bisa mengungkap faktanya ini bisa mencapai empat-delapan pekan.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, hasil otopsi ulang terhadap jenazah Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J, akan disampaikan ke publik. Pada Rabu (27/7) pagi hingga sore, tim khusus (timsus) bentukannya dan sejumlah pakar ahli forensik melakukan otopsi ulang terhadap jenazah Brigadir J.
Baca Juga : Hore, Pemkot Depok Siram Karang Taruna Sebesar Rp2 Miliar
“Rekan-rekan melihat ada kegiatan-kegiatan dari timsus yang kemudian mempresenstasikan apa yang didapat Komnas HAM, demikian juga hari ini (kemarin) telah dilaksanakan otopsi ulang. Tentunya juga pada saatnya akan disampaikan ke publik,” kata Listyo di The Tribrata Dharmawangsa Kebayoran Baru, Jakarta, Rabu (27/7).
Dia mengatakan, jajarannya yang tergabung dalam timsus serta Kompolnas dan Komnas HAM tengah bekerja mengusut penyebab kematian Brigadir J. Mantan Kapolda Banten ini pun meminta, semua pihak ikut mengawasi penanganan kasus tewasnya Brigadir J. Dia juga meminta semua pihak menunggu hasil pekerjaan yang sedang dilakukan tim khusus dan Komnas HAM. “Ini supaya transparansi akuntabilitas dari hasil yang kita harapkan yang tentunya akan dipertanggungjawaban ke publik, betul-betul bisa berjalan dengan lancar dengan baik dan memenuhi rasa keadilan yang ditunggu publik,” tutur dia.
https://www.youtube.com/watch?v=GQEm4eoHyZc
Terpisah, Ketua tim dokter forensik, Ade Firmansyah Sugiharto mengatakan, hasil otopsi akan keluar dalam beberapa pekan. "Hasil otopsi baru keluar setelah 4-8 minggu," kata Firmansyah dalam konferensi pers di RSUD Sungai Bahar, Rabu (27/7).
Dia mengatakan, hasil otopsi lama keluar karena ada bagian luka yang butuh pemeriksaan mikroskopis, untuk menentukan apakah luka terjadi setelah atau sebelum kematian. Pemeriksaan mikroskopis dapat mengetahui jenis kekerasan dan efek yang ditimbulkan akibat kekerasan. "Kita temukan banyak luka. Namun belum bisa disampaikan luka itu terjadi setelah atau sebelum kematian. Bahkan penyebab luka juga belum bisa diketahui," kata Firmansyah.
Terkait kendala dalam otopsi, Firmansyah mengaku, telah menduga akan menemui sejumlah kendala karena jenazah sudah terkena formalin dan mengalami pembusukan. "Walaupun ada kesulitan karena formalin dan pembusukan, kita tetap menemukan beberapa titik yang teridentifikasi sebagai luka," kata Firmansyah.
Nantinya hasil otopsi akan diserahkan kepada penyidik untuk menunjang pengungkapan kasus. Pihak keluarga akan diberikan informasi terkait hasil otopsi. Namun, informasi yang tidak menganggu jalan penyidikan. "Kita sudah yakinkan kepada keluarga bahwa kita bekerja secara independen dan imparsial," kata Firmansyah.
Selain itu, untuk transparansi, bakal ada perwakilan dari keluarga yang memiliki background medis yang akan memantau jalannya otopsi.(JPC/jpnn/rd)
Editor : Fahmi Akbar