Senin, 22 Desember 2025

WHO Ingin Ganti Nama Cacar Monyet, Khawatir dengan Stigma Masyarakat

- Kamis, 28 Juli 2022 | 10:30 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

RADARDEPOK.COM - Menghindari stigmatisasi pasien yang pada akhirnya bisa membuat mereka menunda mencari perawatan, Otoritas Kota New York meminta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengganti nama virus monkeypox (cacar monyet).

Saat ini, New York tercatat memiliki kasus penyakit cacar monyet lebih banyak daripada kota lain di Amerika Serikat (AS). Kota itu mendapati 1.092 infeksi terdeteksi sejauh ini.

"Kami memiliki kekhawatiran yang berkembang atas dampak yang berpotensi merusak dan menstigmatisasi yang dapat ditimbulkan oleh pesan seputar virus ‘monkeypox’ pada komunitas yang sudah rentan," kata Komisaris Kesehatan Masyarakat Kota New York Ashwin Vasan dalam sebuah surat kepada Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus tertanggal Selasa (27/07).

WHO juga sempat melontarkan ide untuk mengganti nama virus cacar monyet pada konferensi pers pada bulan lalu.

Hal ini juga disinggung Vasan dalam suratnya kepada Dirjen WHO. Vasan merujuk pada sejarah menyakitkan dan rasis di mana terminologi seperti cacar monyet berakar pada komunitas kulit berwarna.

Dia menunjukkan fakta tidak seperti namanya, sumber monkeypox tidak benar-benar berasal dari primata.

Selain itu, kata dia, perlu diingat juga bahwa pernah ada efek negatif yang muncul dari misinformasi pada hari-hari awal epidemi HIV serta rasisme yang dihadapi oleh komunitas Asia yang diperburuk oleh mantan presiden Donald Trump yang menyebut Covid-19 sebagai "virus China".

"Terus menggunakan istilah 'monkeypox" untuk menggambarkan wabah saat ini dapat menyalakan kembali perasaan traumatis dari rasisme dan stigma, terutama untuk orang kulit hitam dan orang kulit berwarna lainnya, serta anggota komunitas LGBTQIA+. Ada kemungkinan mereka mungkin menghindari terlibat dalam layanan perawatan kesehatan vital karena itu," kata Vasan, dikutip dari AFP.

Cacar Monyet yang telah mewabah di Afrika Tengah dan Barat ini, menyebar di Eropa dan Amerika Serikat 

Siapapun pada dasarnya rentan tertular cacar monyet, yang telah lama mewabah di Afrika Tengah dan Barat terkonsentrasi di kalangan pria yang berhubungan seks dengan pria lain.

Gejala cacar monyet pertama dapat berupa demam dan kelelahan yang bisa bertahan beberapa hari, kemudian muncul ruam yang dapat berubah menjadi lesi kulit berisi cairan menyakitkan.

Ruam ini dapat berlangsung selama beberapa minggu sebelum berubah menjadi koreng.

Sejauh ini tidak ada kematian akibat monkeypox yang dilaporkan di Eropa atau Amerika Serikat.

Lebih dari 16.000 kasus yang dikonfirmasi telah dicatat di 75 negara sepanjang tahun ini, kata WHO pada Senin (25/07).

Sejumlah dosis vaksin cacar yang ditemukan untuk melindungi terhadap cacar monyet, yang disebut Jynneos, telah diberikan di New York, sebagian besar untuk pria gay dan biseksual. (rd/net)

 

Editor : Pebri Mulya

 

https://youtu.be/GQEm4eoHyZc

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
X