RADARDEPOK.COM – Kendati terus mendorong UMKM di Depok naik kelas melalui sejumlah program pelatihan dan program bantuan lainnya, Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PAN, Intan Fauzi tetap menekankan untuk membangun usaha harus konsisten.
“Konsisten kuncinya, karena kalau kita konsisten, apapun bidang usahanya, apakah yang mikro, kecil atau menangah, apakah bidang kuliner, fashion atau anak muda sekarang berjualan konten, jika konsisten walaupun jatuh bangun, nanti akan ada saatnya ‘panen’,” kata Intan Fauzi kepada Radar Depok.
Baca Juga : 265 Ribu Kendaraan di Depok Tunggak Pajak
Jadi, Intan Fauzi yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Perempuan Amanat Nasional (PUAN) ini melanjutkan, keberhasilan itu diraih berkat ikhtiar, doa dan harus konsisten dalam bidang usaha yang digeluti.
“Insha Allah jika kita terus konsisten menggeluti usaha, pasti akan ada hasil positif yang akan diraih,” tegas Intan Fauzi.
Intan Fauzi mengungkapkan, yang bisa dimanfaatkan dengan keberadaan dirinya sebagai wakil rakyat Kota Depok di Komisi VI DPR RI, seperti akses permodalan, di mana pemerintah memiliki bantuan permodalan Permodalan Nasional Madani (PNM) dengan program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar).
“Adapun manfaat yang disalurkan oleh PNM melalui layanan PNM Mekaar, meliputi peningkatan pengelolaan keuangan, pembiayaan modal tanpa agunan, penanaman budaya menabung dan kompetensi kewirausahaan dan pengembangan bisnis,” ungkap alumni Universitas Indonesia ini.
Kemudian, ada bank-bank Himbara (Himpunan Bank Milik Negara), yakni BRI, Mandiri, BNI dan BTN, di mana mereka memberikan kredit usaha rakyat (KUR) dengan bunga relatif rendah.
“Walaupun masih menjadi PR (Pekerjaan rumah), kami selalu meminta agar menurunkan lagi suku bunganya, karena mungkin agak berat. Namun, untuk akses permodalan itu sudah ada, tinggal bagaimana masyarakat itu memanfaatkan bukan untuk yang sifatnya konsumtif. Tapi, benar-benar untuk modal usaha. Karena, pinjaman itu kan harus dikembalikan, jika untuk usaha kan ada hasilnya, kalau untuk konsumtif pasti akan habis,” bebernya.
Selanjutnya ada proses produksi, Intan Fauzi mengungkapkan, ada rumah-rumah BUMN di tiap kota, seperti di Depok ada yang dikelola Telkom, kemudian di Bekasi dikelola BNI, nantinya di sana bisa dikurasi, apakah produknya sudah bagus.
https://www.youtube.com/watch?v=qYVhFh8_mmg
“Jika sudah bagus, tinggal bagaimana mengemas dan memasarkan. Kalau belum bagus, diperbaiki, dari awal, misalnya bahan bakunya, bagaimana proses produksinya, kalau makanan ya harus memenuhi syarat higienis dan sebagainya, dalam proses produksi itu juga harus ada perizinan, seperti BPOM, sertifikasi halal, selanjutnya pengemasannya. Konsumen kan melihat dari tampilan kemasannya dulu, baru komposisi bahan bakunya,” ungkap Intan Fauzi.
Selain itu, pelaku UMKM juga harus bisa menghitung harga jual, jangan sampai seluruh rangkaian produksi, termasuk logistik dan distribusi pemasarannya malah tidak untung.
“Ini juga harus dilihat kompetitornya, murah jangan, kemahalan juga tidak boleh. Karena harga dan produk bersaing,” ucap Intan Fauzi.
Terakhir adalah pemasarannya, mereka harus tahu strategi pemasarannya, jangan sampai sudah memiliki produk bagus tapi pemasarannya yang buruk membuat produk mereka tidak laris terjual.
“Sekarang kan pemasaran sudah lebih baik, tidak harus punya toko, punya toko kan mahal, harus sewa atau beli, apalagi di Depok dan bekasi harga tanah sudah mahal. Yang penting adalah bagaimana memanfaatkan digitalisasi. Kami juga punya program pelatihan-pelatihan pemasaran digital,” pungkas Intan Fauzi. (rd)
Editor : Fahmi Akbar