Senin, 22 Desember 2025

Motif Irjen Sambo Bunuh Brigadir J Diantara Sensitif dan Kejahatan

- Kamis, 11 Agustus 2022 | 07:40 WIB
Irjen Ferdy Sambo. FOTO: DERY RIDWANSAH/JAWAPOS.COM
Irjen Ferdy Sambo. FOTO: DERY RIDWANSAH/JAWAPOS.COM

RADARDEPOK.COM – Publik masih dilanda haus informasi terkait motif Irjen Ferdy Sambo sampai tega menghabisi Nopriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, di rumah dinasnya, Jalan Duren Tiga Jakarta Selatan, Jumat (7/8) lalu. Rabu (10/8), dugaan liar bermunculan setelah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD membocorkan dibalik pembunuhan Brigadir J yang dinilai sensitif.

Informasi yang di dapat Harian Radar Depok, Irjen Ferdy Sambo yang kini ditempatkan khusus di Mako Brimob Kelapa Dua Kota Depok. Kamis (11/8), akan dibawa ke Bareskrim Polri guna diperiksa lebih lanjut. Hanya saja, belum diketahui jam berapa jenderal bintang dua tersebut ke Bareskrim.

Baca Juga : Diresmikan Airlangga Hartarto, RS Citra Arafiq Punya 164 Kasur

Pantauan Radar Depok di Mako Brimob Kelapa Dua lengang. Penjagaan masih ketat seperti biasanya. Terdapat dua kendaraan barakuda dan lima motor trail menjaga di depan pintu masuk pasukan elit Polri tersebut.

Kuasa hukum keluarga Nopriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak mengaku, sudah tahu motif pembunuhan hingga Polri menetapkan Irjen Ferdy Sambo sebagai tersangka.  Motif pembunuhan tersebut, menurut Kamaruddin, diduga kekhawatiran terhadap Brigadir J akan membocorkan informasi suatu kejahatan. "Almarhum Yosua ini orang baik. Jadi, dalam tanda petik dia membocorkan informasi tentang dugaan kejahatan," ujar Kamaruddin kepada wartawan, Selasa 9 Agustus 2022 malam.

Selanjutnya, Kamaruddin menyinggung adanya ancaman terhadap Brigadir J sebelum terjadi pembunuhan di rumah dinas Eks Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo. "Makanya dia (pengancam) sempat bilang, kalau sampai (informasi itu) naik ke atas dia akan dibunuh," ungkap Kamaruddin.

Namun Kamaruddin, tidak menjelaskan secara detail yang dimaksud informasi tentang kejahatan naik ke atas tersebut. Oleh karenanya, Kamaruddin yakin Brigadir J dibunuh bukan karena dugaan pelecehan seksual terhadap istri Irjen Sambo, Putri Candrawathi. "Motifnya saya sudah tahu, tetapi itu biar jadi kerjaan penyidik," kata Kamaruddin.

Ia juga mengatakan, pihak kepolisian sudah tahu motif peristiwa pembunuhan terhadap Brigadir J dengan menetapkan sejumlah tersangka tersebut.

Terpisah, Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Polri, Irjen Dedi Prasetyo menekankan, pihaknya akan mengumumkan motif Irjen Ferdy Sambo, yang diduga memerintahkan Richard Eliezer atau Bharada E untuk menembak Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.  "Kalau (pendalaman) sudah selesai, akan disampaikan," ujar Dedi saat dimintai konfirmasi, Rabu (10/8).

https://www.youtube.com/watch?v=G8_5R76hU8A

Dedi menyampaikan, saat ini penyidik sedang mendalami motif Sambo yang disebut Menko Polhukam Mahfud MD sensitif. Bahkan, motif itu juga disebut Mahfud hanya boleh didengar oleh orang dewasa. "Masih didalami semua oleh penyidik terkait hal tersebut," ucap Dedi.

Sebelumnya, Mahfud MD menyerahkan konstruksi hukum dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J, ajudan eks Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri Irjen Ferdy Sambo, kepada polisi dan kejaksaan. Di dalamnya, konstruksi hukum itu juga menyangkut soal motif pembunuhan Brigadir J yang sejauh ini belum diumumkan Polri.

"Yang penting sekarang telurnya sudah pecah dulu, itu yang kita apresiasi dari Polri. Soal motif, itu biar dikonstruksi hukumnya," ujar Mahfud dalam jumpa pers, Selasa (9/8).

Mahfud secara spesifik menyebutkan bahwa motif dalam kasus pembunuhan Brigadir J "sensitif". "Karena itu sensitif, mungkin hanya boleh didengar oleh orang-orang dewasa," ujar dia.

Mahfud mengaku, pengungkapan kasus pembunuhan Brigadir J sulit dan membutuhkan waktu karena adanya kelompok-kelompok di internal Polri. Menurut dia, pengungkapan kasus yang dilakukan oleh tim khusus Polri tak ubahnya menangani orang hamil yang sulit melahirkan sehingga butuh tindakan operasi yang membutuhkan waktu dan kehati-hatian lebih.

Mahfud mengatakan, pengungkapan kasus barangkali merupakan hal yang mudah jika kasus ini bukan menyangkut hal yang terjadi di tubuh Polri dan melibatkan pejabat tinggi Polri.  Mahfud bercerita, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Firli Bahuri yang seorang purnawirawan polisi pernah menyampaikan kepadanya bahwa polisi sanggup memecahkan kasus yang jauh lebih sulit dibandingkan ini sekalipun jejak pelakunya dianggap hilang. "Kalau kayak gini tuh polsek saja bisa, tapi kalau tidak ada (faktor) psikologis itu. Itu bisa, polsek itu," ujar Mahfud.

Sementara itu, Anggota Komisi III DPR RI, Arsul Sani menduga, belum diungkapnya motif pembunuhan terhadap Brigadir J merupakan strategi penyidikan. Terpenting, pelaku utama dalam kasus ini Irjen Ferdy Sambo telah ditetapkan tersangka.

“Kalau kita bicara mens rea atau motif itu memang membutuhkan waktu, itulah kenapa perlu ada kemudian proses pemeriksaan terhadap yang sudah ditetapkan menjadi tersangka dan juga terhadap para saksi-saksi itu,” kata Arsul ditemui di kantor KPU RI, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (10/8).

Arsul menduga, Polri masih mengumpulkan berbagai keterangan dari saksi-saksi untuk mengungkap motif dibalik penembakan terhadap Brigadir J. Dia meyakini, cepat atau lambat Polri akan mengungkap motif tersebut ke publik.

“Biasanya motif itu baru disampaikkan oleh penegak hukum, penyidik ketika proses penyidikan sudah selesai, artinya proses pemberkasan BAP,” ujar Arsul.

Oleh karena itu, Arsul meminta publik untuk bersabar menunggu informasi resmi dari Polri terkait motif pembunuhan Brigadir J. Terlebih dalam kasus ini, sebanyak 31 personel Polri diduga melakukan pelanggaran etik.

“Jadi ya memang publik, kita semua harus bersabar kalau kita ingin tahu soal motif, karena tidak bisa itu disampaikan sekarang. Pertama memang belum bisa tergali secara utuh, yang kedua ya biasanya penegak hukum atau penegak hukum itu punya strategi penyidikan,” tegas Arsul.

Perlu diketahui sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo belum juga mengungkap motif penembakan terhadap Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J. Padahal sudah 4 orang ditetapkan tersangka dalam kasus ini. “Motif masih pendalaman,” tegas Sigit di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (9/8) malam.

Kendati demikian, Sigit memastikan proses pengusutan akan terus dilakukan. Sehingga akan mengungkap motif maupun hal lainnya secara komprehensif.

“Masih terus dilakukan ini tentunya membutuhkan keterangan ahli, tentunya ini menjadi bagian yang harus dituntaskan,” tegas Sigit.

Adapun keempat tersangka dalam kasus ini adalah Irjen Pol Ferdy Sambo, Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E, Bripka Ricky Rizal (RR) dan KM.(JPC/dis/kom/ana/rd)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
X