RADARDEPOK.COM – Lagi-lagi Kota Depok. Pasien asal DKI Jakarta yang dinyatakan positif cacar monyet ternyata sempat ke Kota Depok, Jawa Barat (Jabar). Dua warga Depok memiliki riwayat kontak erat, dengan pasien monkeypox sebelum dinyatakan pada Jumat (19/8). Kabar terbaru Selasa (23/8), dua warga Depok tersebut negatif dari penyakit cacar monyet.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok, Mary Liziawati mengatakan, dua warga Depok itu memiliki riwayat kontak erat dengan salah satu pasien cacar monyet di DKI Jakarta. Ada informasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bahwa ada satu orang di DKI Jakarta umur 27 tahun yang terpapar cacar monyet. “Kemudian ada info juga kontak eratnya sudah diperiksa, ada dua orang Depok kontak erat,” ucap Mary kepada Harian Radar Depok, Selasa (23/8).
Baca Juga : Pemanfaatan CAT Depok Diganjar BKN Award, Berikut Respon Wakil Walikota
Kendati demikian, Mary menjelaskan, Dinkes Kota Depok tidak dilibatkan dalam pemantauan kasus cacar monyet tersebut. Melainkan seluruh penanganannya dilakukan pemerintah pusat. “Kami di Dinkes Depok sendiri tidak dilibatkan untuk pemantauan. Jadi, seluruh proses pemantauan dan penanganan langsung dilakukan oleh pusat. Kami juga tidak diberi tahu siapa orangnya dan di mana tinggalnya,” ujar Mary.
Dia menambahkan, berdasarkan informasi terbaru, kedua warga Depok tersebut dinyatakan negatif cacar monyet. “Hasilnya negatif monkeypox, yang meriksa DKI,” bebernya.
Walau dua warga Depok dinyatakan negatif, Dinkes Kota Depok terus melakukan berbagai upaya untuk mencegah penyebaran cacar monyet. “Sejak awal kami sudah lakukan sosialisasi, dan ketika ditemukan satu kasus di DKI Jakarta sosialisasinya kembali kami tingkatkan,” ucap Mary.
Baca Juga : Mengenal Anggota Paskibra Jawa Barat, Adelya Ameera Anggodo (3-Habis) : Berhasil Berkat Doa dan Dukungan
Sosialisasi tersebut dilakukan pihaknya melalui website, dan media sosial agar masyarakat mengetahui gejala, penyebab, dan penyebarannya. “Kami terus mengingatkan kepada masyarakat sesuai pesan dari Kemenkes agar warga tidak panik dengan informasi yang ada,” terangnya.
Dia menambahkan, pihaknya juga meminta kepada warga untuk tetap memperhatikan protokol kesehatan, dan prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). “Karena ini merupakan penyakit yang penularannya melalui kontak langsung, maka protokol kesehatan dan PHBS harus diterapkan,” tegasnya.
Sementara, Pakar Epidemiolog Universitas Indonesia, Profesor Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan, warga Kota Depok yang pernah bertemu penderita cacar monyet, pertama aman jika tidak bersentuhan atau berkontak langsung. “Kalau tidak bersentuhan sih aman,” ujarnya.
Baca Juga : Dinsos Depok Fasilitasi 202 LKS dan Yayasan
Tri Yunis menambahkan, masyarakat perlu memahami penyakit monkeypox, agar dapat berperan aktif dalam upaya pencegahan. Mengenali gejala cacar monyet, dengan demikian jika ada anggota keluarga yang menderita gejala yang mengarah pada cacar monyet bisa segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat.
“Masa inkubasi antara 5-21 hari dengan gejala bervariasi pada setiap penderita. Tetapi mirip dengan penyakit infeksi lain. Pada umumnya gejala adalah demam, sakit kepala, nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening, dan yang khas adalah munculnya ruam di kulit,” ucapnya.
Terpisah, Anggota DPRD Depok Fraksi PKS, M Supariyono mengatakan, pemerintah harus menyosialisasikan dengan jelas tanpa membuat masyarakat merasa ketakutan. Menjelaskan apa gejala atau indikasi bagi yang terkena cacar monyet, bagaimana proses penularannya, apakah seperti Covid-19 atau melalui interaksi lain. “Dan jika ada masyarakat yang suspek harus ke rumah sakit mana atau apa yang harus dilakukan serta apa juga ada pembiayaan dari pemerintah seperti pembiayaan Covid-19,” tuturnya.
Supariyono juga mengatakan, perlu adanya antisipasi terhadap penularannya, karena Depok berbatasan dengan Jakarta. “Banyak warga Depok yang bekerja di ibukota,” ungkapnya.
https://www.youtube.com/watch?v=75T2qAVWdJk
Dinas Kesehatan juga harus segera melakukan sosialisasi dan edukasi ke masyarakat tentang bagaimana mencegah dan mengobatinya. Serta menghimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan agar mengurangi resiko tertular dari penyakit ini. “Sekalipun sederhana masyarakat harus tetap diingatkan agar rajin untuk mencuci tangan menggunakan sabun,” katanya.
Para penderita cacar monyet harus dirawat dan diisolasi hingga dinyatakan sembuh untuk mengurangi penularan. “Mereka yang terpaksa berdekatan menggunakan pelindung diri seperti sarung tangan dan masker,” ucapnya.
Supariyono juga berharap warga Depok terlindungi dari penyakit ini, meski secara umum gejalanya tidak berat, penyakit ini akan menghambat aktivitas. Penderita biasanya akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 2-4 pekan setelah terkena penyakit. “Pengobatan yang diberikan biasanya hanya mengurangi gejala,” tegasnya.
Pada sisi lain pemerintah, dalam hal ini Dinas Kesehatan selayaknya mempersiapkan berbagai sumber daya baik SDM kesehatan, sarana prasarana serta obat-obatan baik di puskesmas maupun RSUD. (ana/dra/rd)
Jurnalis : Andika Eka, Indra Abertnego Siregar
Editor : Fahmi Akbar