RADARDEPOK.COM - Imbas kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) ternyata mengancam keberlangsungan rumah makan Warung Tegal (Warteg) di Kota Depok. Bahkan, tempat makan sejuta umat itu terancam gulung tikar.
Ketua Komunitas Warteg Nusantara (Kowantara), Mukroni mengatakan, kenaikan harga BBM berdampak pada menurunnya daya beli masyrakat. Sehingga, pendapatan pengusaha Warteg menurun dan tidak dapat membayar sewa tempat. "Ya karena keuntungan menipis sementara sewa pasti naik, karena adanya kerekan dari naiknya harga BBM," ungkapnya kepada Radar Depok, Kamis (8/9).
Baca Juga : RT2/1 Jatimulya Depok Diserang Puluhan Monyet Liar
Mukroni menjelaskan, pihaknya tengah memperhitungkan persentase kenaikan harga. Jika melebihi 20 persen maka, sangat berat bagi Warteg untuk tidak menaikan harga lauk-pauk yang dijual.
"Kisaran kami tidak mungkin menaikan harga di atas 20 persen jika daya beli belum sepenuhnya pulih. Tetapi, jika bahan pokok naiknya sudah di atas 50 persen mungkin kita bisa naikan harga di bawah 20 persen," urainya.
https://www.youtube.com/watch?v=NnMhjAZt8PM
Menurut dia, kenaikan harga bahan pokok di pasar, sangat mempengaruhi keputusan pelaku usaha Warteg dalam menaikan harga atau tidak.
"Ini yang sulit kami harapkan dari pemerintah, anggota Kowantara takutnya sama penjual yang jualan bahan baku Warteg di pasar yang setiap hari naikan harga yang membuat anggota Kowantara jantungan," terang Mukroni.(ger/rd)
Jurnalis : Gerard Soeharly
Editor : Fahmi Akbar