Senin, 22 Desember 2025

Waspada, Hingga Jumat Depok Diterjang Cuaca Ekstrem 

- Senin, 12 September 2022 | 08:10 WIB
ILUSTRASI CUACA EKSTREM
ILUSTRASI CUACA EKSTREM

RADARDEPOK.COM – Sudah beberapa hari ini hujan disertai angin kencang melanda Kota Depok. Diperkirakan aksi mengamuk alam ini akan terus terjadi hingga Jumat 16 September mendatang. Tak ayal, sejumlah wilayah yang menjadi rawan bencana : longsor, banjir dan angin puting beliung.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG),  Dwikorita Karnawati menyampaikan, musim hujan 2022/2023 datang lebih awal dibandingkan prakiraan tanggal normalnya. Prakiraan awal musim hujan di Indonesia akan terjadi di bulan September hingga November 2022 dan alami puncaknya di bulan Desember 2022 dan Januari 2023.

Baca Juga : KPU Depok Rampungkan Vermin, 25.954 Anggota Parpol Penuhi Syarat

"Fenomena La Nina diperkirakan akan terus melemah dan menuju netral pada periode Desember 2022-Januari 2023. Fenomena IOD (Indian Ocean Dipole) juga diperkirakan akan tetap negatif hingga November 2022," ucap Dwikorita Karnawati dalam keterangannya, Minggu (11/9).

Kombinasi dari kedua fenomena tersebut (La Nina dan IOD Negatif) diperkirakan akan berkontribusi pada meningkatnya curah hujan di Indonesia. Menurutnya, cuaca di Jabodetabek dalam seminggu ke depan, terhitung 10 sampai 16 September 2022, masih berpotensi mengalami cuaca ekstrem. Kendati demikian, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi selama seminggu ke depan, prospek cuaca menurun jika dibandingkan dengan hari sebelumnya.

Baca Juga : BSU Pekerja di Depok Belum Cair

Cuaca ekstrem tidak hanya terjadi karena dampak La Nina yang merupakan gangguan dalam skala regional, dan berkontribusi dalam penambahan massa udara basah atau uap air di Indonesia. “Tidak hanya La Nina, tetapi aktivitas pembentukan awan hujan juga dipengaruhi seperti, suplai uap air dari Samudera Pasifik dan Samudera Hindia,” ucapnya.

Pantauan BMKG menunjukkan ketiga indeks itu menunjukkan nilai yang signifikan sehingga bisa berdampak pada potensi cuaca ekstrem di Jabodetabek.

-
LONGSOR : Salah satu rumah warga di RT9/20 Kelurahan Baktijaya, Kecamatan Sukmajaya Kota Depok diterjang longsor, Sabtu (10/9). ISTIMEWA

Intensitas hujan yang tinggi beberapa hari lalu di Kota Depok, terdapat dua titik wilayah yang terjadi longsor. Untuk itu, tim penanggulangan bencana Damkar Kota Depok melakukan sejumlah evakuasi untuk menangani longsor yang terjadi.

Kabid Penanggulangan Bencana Damkar Kota Depok, Denny Romulo mengatakan, dengan intensitas hujan yang tinggi beberapa hari kebelakang, terdapat beberapa titik di wilayah Kota Depok yang longsor.

“Terdapat dua titik di Kota Depok yang terjadi longsor akibat intensitas hujan yang tinggi pada Sabtu (10/9) hingga menimpa salah satu rumah warga. Longsor yang terjadi diantaranya wilayah RT9/20 Kelurahan Baktijaya, Kecamatan Sukmajaya. Namun sudah ditangani dihari yang sama,” ucapnya kepada Radar Depok saat dihubungi, Minggu (11/9).

https://www.youtube.com/watch?v=PA2XxsM-7hE

Titik selanjutnya, lanjut Denny, longsor juga terjadi di Jalan Tambarehe, RT2/6, Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilodong. “Longsor yang terjadi merupakan jalan akses dari Grand Depok City (GDC) ke SMP Negeri 6 Depok,” ucap Denny.

Denny mengatakan, peristiwa yang terjadi tidak memakan korban. “Dari dua titik longsor yang terjadi, tidak ada korban sama sekali alias nihil,” tegasnya.

Berkaitan dengan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) perihal cuaca ekstrem yang melanda sejumlah wilayah hingga Jumat (16/9). Denny mengatakan, ia akan berkoordinasi dengan dinas-dinas terkait. “Tentunya kami akan berkoordinasi dengan seluruh dinas-dinas terkait, dari Dinas PUPR, DLHK, dan lain sebagainya. Pada intinya, kami siap untuk menangani peristiwa yang nantinya akan terjadi,” katanya.

Terpisah, Kepala Dinas Pengerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Depok, Citra Indah Yulianty mengatakan, secara rutin Satgas Banjir Bidang Sumber Daya Air (SDA) melakukan persiapan menghadapi datangnya suatu bencana. Seperti normalisasi dan pengangkutan sampah di situ, sungai, dan drainase serta menambah personel di piket harian dan hari libur hingga pemeliharaan rutin turap.

https://www.youtube.com/watch?v=8S3lBWzHXWc

Beragam sarana dan prasarana yang dimiliki DPUPR Kota Depok. Diantaranya delapan alat berat terdiri dari eksavator besar maupun kecil, hingga spider. “Kemudian ada dua pompa mobile serta empat perahu karet. Mengenai penambahan personel ini misalnya yang biasa piket empat orang kini menjadi enam orang,” ujarnya kepada Radar Depok.

Jumlah Satgas Banjir yang dimiliki Bidang SDA sebanyak 170 petugas. Dan dibagi menjadi bagian administrasi serta petugas lapangan yang siap siaga bila dibutuhkan di 11 kecamatan “10 petugas di Administrasi dan 160 petugas di lapangan. Kami bekali juga mereka saat tugas dengan rompi apung jika sewaktu-waktu terjun langsung dalam bencana banjir,” tambahnya.

Kota Depok memiliki beberapa lokasi yang berpotensi terjadi banjir dan longsor jika curah hujan tinggi. Untuk banjir, biasanya terjadi di daerah cakungan Bukit Cengkeh, dekat Fly Over Arif Rahman Hakim, Jalan Dewi Sartika, Kampung Utan, Pinggiran aliran sungai, sepanjang outlet Situ Cilodong, Graha Studio Alam, Perumahan Mekar Persana, Seputaran Margonda, dan Perumahan Bumi Sawangan Indah (BSI).

Kemudian, potensi bencana longsor ada di Sempadan Kali Ciliwung, Sempadan Kali Baru Cabang Tengah dan Cabang Barat, Kali Pasanggerahan, Kali Angke. Lalu daerah dengan dataran tinggi misalnya Pesona Khayangan.(ama/rd)

Jurnalis : Aldy Rama 

Editor : Fahmi Akbar 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
X