RADARDEPOK.COM – Tangisan keluarga almarhum M Adnan Effendi tak henti-hentinya terdengar, Kamis (6/10) malam. Sekira pukul 22:15 WIB, jenazah Adnan tiba di rumah Jalan Wahid Hasyim RT 5/1 Kelurahan/Kecamatan Limo, Kota Depok. Keluarga tak mengira anaknya yang masih kelas VIII.3 di MTS Negeri (MTSN) 19, Pondok Labu Jakarta Selatan menjadi korban robohnya tembok sekolah akibat banjir. Selain Adnan, satu siswa asal Kota Depok juga jadi korban Dicka Shafa Ghifari, Jalan Andara Gg Masjid RT4/1 Kelurahan Pangkalanjati Baru, Cinere.
Peritiwa nahas itu bermula hujan deras yang mengguyur wilayah DKI Jakarta sejak pukul 14.00 WIB, tidak bisa menahan volume genangan air di luar sekolah. Lalu sekira pukul 14:30 WIB, sejumlah siswa yang sedang berada di ruang panggung. Derasnya air dan tak bisa menampung, akhirnya menjebol tembok sekolah dan permukiman hingga menimpa sejumlah siswa yang sedang berada berada di sisi panggung.
https://www.youtube.com/watch?v=b7bWPas3Is0
Guru MTSN 19 Jakarta, Edison menjelaskan, ada empat siswa yang tertimpa tembok tersebut, tiga diantaranya tewas. "Ada empat orang yang dievakuasi, tiga orang katanya meninggal dunia," ujar Edison saat ditemui di lokasi, Kamis (6/10).
Edison menjelaskan, insiden robohnya dinding pembatas sekolah dengan permukiman warga itu terjadi pada pukul 14:30 WIB, bersamaan dengan hujan deras. "Roboh tembok ada dua. Pertama tembok pembatas sekolah dengan permukiman warga, terus menimpa tembok panggung. Nah anak ada di bawah panggung," kata Edison.
Edison menambahkan, para siswa yang menjadi korban saat itu berada di balik tembok tersebut. Mereka sedang bermain hujan. " Mereka lagi pada di balik tembok panggung itu. Semua korban yang tertimpa itu laki laki. Tiga meninggal dunia. Satu hidup," kata Edison.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Isnawa Adji mengatakan, awalnya hujan deras menyebabkan air gorong-gorong meluap. “Kejadian bermula saat hujan deras menyebabkan air gorong-gorong meluap dan menggenangi area sekolah MTsN 19,” ujar Isnawa.
Isnawa memastikan, material yang roboh bukan tembok ruangan kelas. Tembok tersebut merupakan pembatas antara bangunan sekolah dan kawasan permukiman warga.
https://www.youtube.com/watch?v=9qxCIv77nYc
Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Ade Ary Syam Indradi menyatakan, bahwa hal itu perlu dilakukan untuk mengamankan Tempat Kejadian Perkara (TKP). “Kami bekerja sama di bawah bimbingan Bapak Walikota dan saat ini kami memasang garis police line untuk mengamankan TKP untuk antisipasi adanya kemungkinan karena kita tidak tahu situasinya, kondisi bangunan seperti apa,” ujarnya kepada wartawan, Kamis (6/10).
Hingga kini, Ade memaparkan, bersama dengan stakeholder lainnya masih mengidentifikasi penyebab dari robohnya tembok gedung MTsN 19 Cilandak yang menyebabkan 3 siswa meninggal dunia.
Tapi identifikasi Polres Metro Jakarta Selatan juga sedang bekerja, masih bekerja. “Saat ini kami akan ke Jagakarsa menyatakan Bela sungkawa bertemu dengan keluarga korban,” jelasnya. “Kita bersama-sama semuanya mengamankan TKP, kemudian ada barang-barang sekolah dan aset milik sekolah, sama-sama kita amankan bersama. Kami berharap kerja sama dari semua pihak. Sekali lagi kami menyatakan Bela sungkawa dan turut berduka cita,” tegasnya.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria akan melakukan takziah ke kediaman korban meninggal dunia akibat robohnya tembok Gedung MTsN 19 Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (6/10) sore tadi.
“Malam ini sekarang saya akan ke sana. Tadi pak walkot sudah ke lokasi, kemudian bertemu dengan keluarga. Di malam ini kami akan ke sana,” kata Anies setelah selesai melakukan kegiatan Silaturahmi dengan Forkopimda di Gedung Balai Kota DKI, Kamis (6/10).
https://www.youtube.com/watch?v=9xOpcEpPF1E
Selain itu, Ariza juga menyampaikan akan berbagi tugas dengan Anies untuk bertakziah ke rumah korban meninggal dunia akibat robohnya tembok di Gedung MTsN 19 Cilandak. “Pokoknya bagi tugas sama pak Gubernur. Malam ini langsung (ke rumah korban),” kata Ariza.
Selain itu, Anies menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya tiga siswa MTsN 19 Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (6/10) sore tadi. Tiga siswa tersebut diketahui meninggal dunia setelah tembok di gedung sekolah tersebut roboh karena tidak mampu menahan volume air yang besar akibat banjir.
“Kita berduka dengan wafatnya tiga orang anak di Madrasah Negeri Pondok Labu. Kita akan lihat nanti menjadi pembelajaran janagn sampai kejadian seperti ini bisa terulang,” katanya kepada wartawan di Gedung Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (6/10).
“Pada keluarga kita menyampaikan rasa belasungkawa. Insya Allah pemulihan untuk fasilitas-fasilitas yang rusak karena kejadian ini bisa segera kita tuntaskan. Selebihnya nanti sesudah lihat di lapangan,” imbuhnya.
Ia memastikan, akan menelisik penyebab dan cara mencegah agar kejadian yang naas tersebut tak terjadi kembali di kemudian hari. “Kita harus tahu apa penyebabnya dan gimana mencegahnya. Dan segera nanti yang rusak kita segera perbaiki,” tegasnya.
Pantauan Harian Radar Depok, Kapolrestro Depok Kombes Imran Edwin Siregar bersama Wakapolrestro Depok Kombes Hari Setyo didampingi Kapolsek Cinere Kompol Jun Nurhaida Tampubolon, takziah ke rumah duka dua siswa MTSN 19 Jakarta, Jalan Wahid Hasyim RT 5/1 Kelurahan/Kecamatan Limo, Kota Depok.
Kapolsek Cinere, Kompol Jun Nurhaidah mengatakan, pimpinan yakni Kapolres Metro Depok bersama Wakapolres Metro Depok mengunjung rumah duka masing-masing para korban siswa pelajar yang tewas.
"Ada dua orang korban pelajar yang tewas tinggal di Depok yakni Dicka Shafa Ghifari, warga Jalan Andara Gang Masjid Pangkalanjati Baru RT 4/1, Kecamatan Cinere. Lalu korban kedua M. Adnan Efendi, di Jalan Wahid Hasyin RT 5/1, Limo Kota Depok," ujar Kapolsek Cinere.
Rencana kedua korban ini baru akan dimakamkan besok pagi hari. Jenazah masing-masing keduanya sudah berada di rumah duka.(ana/rd/JPC)