Oleh: K.H. A. Mahfudz Anwar (Ketua MUI Kota Depok)
RADARDEPOK.COM -- Banyak orang yang hidupnya tenang dan bahagia. Baik orang kaya, setengah kaya ataupun orang miskin. Peran nya dijalani dengan sabar dan tulus menerima takdirnya. Sebagai seorang ayah biasa dijalani dengan tenang dalam membimbing isteri dan anak-anaknya.
Bahkan mencari rezeki dilakukan dengan jujur dan transparan, guna meraih rezeki yang halal. Demikian juga seorang ibu rumah tangga bisa menjalankan peran membimbing anak-anaknya hingga meraih kemandirian, di samping mendampingi suami dengan setia.
Cermin kehidupan seperti ini dialami oleh banyak orang yang hidup di sekitar kita. Tidak pernah terdengar ada masalah yang berarti dalam perjalanan hidupnya. Karir di masyarakat terus terjaga dengan baik, di dalam rumah tangga juga tak pernah terdengar ada ribut-ribut ataupun gossip yang sampai viral.
Bukan karena hidup tanpa masalah, tetapi menghadapi masalah dihadapi dengan penuh kesabaran dan kesadaran atas takdir Tuhan yang berlaku buat dirinya. Sehingga setiap masalah yang dihadapi menjadi sarana menaikkan derajat hidupnya. Tidak sedikit orang yang merangkak hidup dari nol, tapi akhirnya meraih sukses yang gemilang.
Tetapi sebaliknya juga banyak terdapat di tengah-tengah masyarakat, orang yang selalu mengeluh atas problem yang silih berganti menimpa dirinya. Merengek bahkan merajuk seperti anak kecil yang ditinggal oleh Ibunya. Menghadapi masalah selalu dihadapi dengan keluh kesah.
Menyelesaikan masalah tak pernah kunjung selesai. Akhirnya banyak bergantung pada pertolongan orang lain untuk menopang jalan hidupnya. Bahkan tidak sedikit yang mengganggu ketenangan orang lain.
Maka dari itu manakala kita yang sedang menjalani ujian hidup ini, segeralah kembali kepada ingatan kita pada takdir Allah SWT yang berlaku buat semua makhluknya. Karena tidak ada satu makhluk pun yang lepas dari ketentuan Tuhan Alam Semesta ini. Sampai-sampai diri kita yang selalu memutar roda kehidupan ini, selalu menghadapi ujian yang tak kunjung usai. Setiap langkah maju, pasti ada rintangan yang menghadangnya. Baik itu rintangan kecil ataupun besar. Dan di sinilah peran kita sebagai individu dituntut untuk memerankan figur yang telah ditetapkan oleh Yang Maha Kuasa.
Dan untuk menjalankan peran kita yang baik ini, kita selalu berharap berjalan dengan mulus tanpa kendala yang tak teratasi. Terlebih lagi kalau kendala itu siap untuk diselesaikan dengan pandangan kita yang positif. Yaitu pandangan yang terbimbing oleh wahyu Ilahiyah yang sudah pasti benarnya. Bahwa hidup ini sudah ditentukan batas-batasnya oleh Allah SWT. Ujian yang ditentukan buat kita sudah ada kadar (ukuran) nya. Kenikmatan rezeki atau sejenisnya juga sudah ditentukan kadarnya, bahkan sekalian waktu kapan diberlakukannya.
Maka standar keimanan kita pada dasarnya dapat diukur dari sejauh mana kesadaran kita atas takdir Tuhan yang berlaku buat diri kita.
Dan itulah yang difirmankan oleh Allah SWT dalam Q.S.Al-Qamar: 49-50. “Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. Dan perintah Kami hanyalah satu perkataan seperti kejapan mata.” Wallahu a’lam. (*)