RADARDEPOK.COM – Nasib siswa di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pondok Cina (Pocin) 1 masih terkatung-katung. Hingga Senin (21/11), siswa masih ada yang belajar tanpa guru. Wakil rakyat mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) Depok duduk bersama musyawarah bersama orang tua siswa, tokoh masyarakat, rt, rw dan Dinas Pendidik (Disdik) Depok memecahkan polemik tersebut.
Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat, HM Hasbullah Rahmad mengatakan, Pemkot Depok harus mengadakan musyawarah bersama stakeholder. “Iya pemkot harus mengadakan pertemuan dan membahas terkait hal ini. Pertemuan ini harus di hadiri Disdik, orang tua murid, RT/RW, tokoh setempat untuk menemukan jalan keluar terkait polemik ini,” ucapnya kepada Harian Radar Depok, Senin (21/11).
https://www.youtube.com/watch?v=eg_V3xQmRks
Menurutnya, dalam hal ini pihaknya hanya bisa membahas terkait anggaran yang dikeluarkan untuk pembangunan Masjid Jami Al-Quddus. Itu sudah dibicarakan oleh DPRD Provinsi Jabar. “Kami hanya bahas anggaran, karenanya jika hal teknis itu adalah wewenang Pemkot Depok,” ungkapnya.
Hasbullah mengatakan, dari DPRD Provinsi Jabar sudah menyetujui anggaran yang di gunakan untuk pembangunan Masjid Jami Al-Quddus, sebesar Rp20 miliar untuk tahun anggaran 2023. “Kebetulan saya hadir dalam pembahasan itu, bahwa anggaran sebesar 20 miliar rupiah,” katanya.
Hasbullah berharap polemik ini segera terselesaikan oleh Pemkot Depok. Agar pembangunan Masjid Jami Al-Quddus berjalan dengan lancar, tidak ada hambatan atau penolakan dari beberapa pihak. “Saya hanya bisa memberi saran agar cepat di lakukan diskusi,” tegasnya.
Terpisah, salah satu orang tua murid SDN Pondok Cina 1 yang kini sudah pindah ke SDN Pondok Cina 5, Alfin mengatakan, keputusan relokasi oleh Pemkot Depok sudah sangat tepat. Mengingat alasan relokasi adalah untuk keselamatan para siswa. "Saya setuju dengan relokasi ini, kondisi sekolah di pinggir jalan memang membuat kekhawatiran bagi saya. Relokasinya pun tidak jauh, hal ini bisa menurunkan kekhawatirn saya karena sudah belajar di SDN Pondok Cina 5," katanya.
Alfin juga mengatakan, SDN Pondok Cina 5 cukup baik lokasinya. Sebab, selain tempatnya luas, lokasi sekolah juga jauh dari jalan raya sehingga aman bagi siswa. "Kalau di SDN Pocin 1 kan gedungnya juga kecil dan lapanganya juga kecil, kalau disini gedung dan fasilitasnya sudah baik," katanya.
https://www.youtube.com/watch?v=4TWHRuW7iUk
Dia juga mengungkapkan, masih ada sebagian orang tua yang masih bertahan disana. "Keselamatan dan kenyamanan anak-anak tentu prioritas, kita pula harus mendukung langkah itu agar Kota Depok kalau untuk antisipasi hal itu," tuturnya.
Alfin hanya menyayangkan, belum adanya kejelasan terkait pembambangunan SDN Pocin 1. Karennya dalam hal ini sedikit merugikan anaknya. “Karena harus bergantian dengan siswa-siswi sebelumnya, jadi anak saya harus masuk sekolah siang hari,” ungkapnya.
Terakhir, Alfin berharap Relokasi ini di adakan pembangunan gedung baru tidak di gabungkan dengan sekolah lain. “Mudah-mudahan Pemkot membangun sekolah pengganti SDN Pocin 1 agar para siswa lebih nyaman,” tegasnya.
Sementara, Anggota Komisi D DPRD Depok, Ikravany Hilman menyebutkan, Pemkot Depok belum membalas surat rekomendasi SDN Pondok Cina 1. Padahal, surat itu telah dilayangkan sejak Senin (14/11) lalu. Komisi D yang menangani urusan pendidikan seperti tak dianggap Pemkot Depok. "Belum ada jawaban sama sekali, seperti kami tidak dianggap," ucap Ikravani.
Ikravany menegaskan, Komisi D tak mengharapkan Pemkot Depok membalas surat rekomendasi, melaikan ingin tuntutan yang berisikan tiga poin itu direalisasikan. Kendati demikian, Ikravany belum dapat memastikan langkah yang akan tempuh Komisi D DPRD Kota Depok, guna menindaklanjuti persoalan relokasi SDN Ponfok Cina 1.(ana/rd)
Jurnalis : Andika Eka
Editor : Fahmi Akbar