RADARDEPOK.COM - Usaha dan doa membuahkan hasil. Sebanyak 17 jenazah kembali ditemukan pada Jumat (17/11) dari pencarian sejak pukul 05:30-16:30 WIB. Dari seluruh jenazah yang ditemukan, enam diantaranya sudah teridentifikasi dan 11 masih proses identifikasi. Banyaknya jenazah yang ditemukan pada hari keempat ini, dikarenakan tim bergerak lebih cepat.
Analis Pencarian dan Pertolongan (SAR) Basarnas, Joshua Banjarnahor mengatakan, dari 17 jenazah, yang baru bisa diidentifikasi hanya enam dan saat ini masih proses identifikasi. "Enam baru dapat diidentifikasi, sisanya masih proses dan akan kita informasikan," ujarnya.
Dalam proses pencarian, pihaknya menerapkan safety officer untuk memantau keamanan di lokasi kejadian, karena ada beberapa retakan. Hal tersebut berdasarkan informasi dari BMKG, ini sangat diperhatikan bila terjadi longsor susulan dan tidak memakan korban. "Selain itu, kita bergerak lebih cepat dikarenakan cuaca, selain itu beberapa titik sudah kita tandai mengenai lokasi jenazah," tuturnya.
Bahkan, pihaknya menggunakan sistem ruster atau pergantian tim agar daya dukung memiliki tenaga baru. "Lebih banyak manual, alat berat tidak bisa masuk ke titik yang terdapat korban," sambungnya.
https://www.youtube.com/watch?v=-hleTkkAmto
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto menambahkan, pihaknya akan terus melakukan pencarian. Selain itu, pencarian dipercepat lantaran kondisi medan dan cuaca yang kerap kali menjadi kendala. "Bahkan tadi Tim SAR bergerak lebih awal sekitar pukul 05:30 WIB dan alhamdulillah sudah mendapatkan 17 korban dalam keadaan meninggal dunia," jelasnya.
Secara tegas, pihaknya akan melakukan pencarian hingga orang terakhir. Bahkan tidak akan ada penurunan semangat hingga sarana prasarana di lokasi bencana longsor di Kampung Cibereum, Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang tersebut. "Prinsipnya pencarian hingga orang terakhir, tidak ada penurunan apapun baik semangat dan sarana prasana. Sebagai bangsa Indonesia, keselamatan rakyat sebagai hukum tertinggi. Dicari semaksimal mungkin hingga semua ditemukan," tegasnya.
Sementara, empat dari sembilan korban longsor Cugenang yang berhasil dievakuasi pada Jumat (25/11) sudah berhasil diidentifikasi. Keempatnya merupakan penumpang kendaraan mobil Avanza bernopol B 2628 SKR mengangkut rombongan TK PAUD Al Azhar. Penemuan bangkai mobil berwarna abu-abu itu sudah diketahui sejak Kamis (24/11) petang. Dikarenakan teknis penerangan yang tak memungkinkan maka evakuasi dilanjutkan kemarin pagi.
Identitas kendaraan rombongan TK PAUD Al Azhar diketahui dari logo sekolah Al Azhar yang terpampang di pintu kanan dan kaca bagian belakang. Mobil membawa delapan penumpang dengan komposisi tujuh orang dewasa dan satu anak laki-laki. Keempat korban longsor Cugenang yang sudah berhasil diidentifikasi antara lain Yayah Rodiah, Kepala Sekolah Bina Insani; Yeni Siti
Rubaeni, Kepala TK Al Azhar; Tati Rohayati, Kepala TK Al Ianah dan Andika Sulaeman selaku Bendahara TK Al Ianah. Sedangkan empat korban lainnya yang belum diidentifikasi diketahui bernama Ilis Nurhaeni, Kepala TK Kosgoro; Yanti Mandasari, Guru TK Insan Hasanah beserta anaknya Qinanti serta yang terakhir N Jubaedah selaku Kepala TK Perwari.
Adik kandung almarhumah Yayah, Dadan Asikin bisa merasa lega karena jasad kakak kandungnya sudah berhasil dingkat kemarin. Dadan merupakan anak bungsu dari enam bersaudara. Almarhumah Yayah adalah anak kelima. Artinya kakak langsung satu tingkat di atas Dadan.
Setelah mengetahui jenazah kakak perempuannya berhasil dievakuasi, Dadan segera memeriksa dan memastikan jenazah kakaknya yang sempat dilarikan ke RSUD Sayang Cianjur. "Alhamdulillah utuh (bagian tubuh). Saya sudah tenang sekarang. Terimakasih untuk semua petugas," ujarnya kepada Radar Cianjur (Grup Radar Depok).
Kemarin, tim gabungan berhasil mengevakuasi sembilan jenazah dari titik longsor Cugenang. Tujuh diantaranya merupakan penumpang rombongan Kepala TK dan guru sedangkan dua diantaranya merupkan pelintas yang bukan terdapat di dalam mobil.(kim/rd)