RADARDEPOK.COM – Ujian menerpa siswa SDN Pondok Cina (Pocin) 1 Kota Depok, datang secara bertubi-tubi. Persoalan alih fungsi belum selesai. Tak lama lagi, mulai Penilaian Tengah Semester (PTS) akan berlangsung dalam waktu dekat, diperkirakan 5 Desember 2022. Sayangnya hingga kemarin (27/11), belum ada kepastian terkait bagaimana sistem PTS berlangsung.
“Pada pekan lalu salah satu rekomendasi dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), guru secara fisik belum hadir tapi materi pembelajaran secara daring,” ucap salah satu orang tua siswa SDN Pocin 1, Wawan kepada Radar Depok, Minggu (27/11).
Wawan melanjutkan, rekomendasi tersebut dalam tiga hari terakhir telah dilakukan. Namun, terkait PTS mendatang, belum ada pembicaraan ke arah sana, dimungkinkan materi ujian berlangsung daring. “Sampai saat ini masih samar, kami ingin memastikan, kira-kira apa solusi yang terbaik untuk anak-anak. Apakah tetap sama sistemnya dengan yang sekarang atau ada cara lain yang lebih baik,” ucap Wawan.
https://www.youtube.com/watch?v=-hleTkkAmto
Yang pasti, kata Wawan, secara fisik dari guru-guru yang ada di SDN Pondok Cina 1 belum hadir, dan belum ada tanda sama sekali terkait PTS yang berlangsung pada pekan mendatang. “Secara fisik, guru memang tidak diizinkan untuk mengajar di SDN Pondok Cina 1 oleh Dinas Pendidikan (Disdik). Karena surat dari Disdik mengarahkan para guru untuk mengajar di SDN Pondok Cina 3 dan 5, yang menjadi target relokasi SDN Pondok Cina 1,” ungkapnya.
Selama ini hadir relawan untuk mendirect anak-anak, tetapi materi pelajaran dari Rabu (23/11) tetap diberikan secara daring. Nanti dari hasil pembelajaran daring tersebut, ditulis siswa menggunakan kertas, lalu diantarkan menggunakan kurir ke guru yang ada di SDN Pondok Cina 3 atau 5.
Jadi, ucap Wawan, pemberian materi secara daring, fisiknya diantar secara manual lewat kurir hingga saat ini.
Sementara, Koordinator Wali Murid SDN Pondok Cina 1, Eci Tuasikal mengatakan, terkait dengan PTS mendatang, tenaga pengajar SDN Pondok Cina 1 telah memberikan tugas-tugas. Kemudian, pemberian soal ujian akan diberikan anak-anak SDN Pondok Cina 1.
“Memang awalnya guru yang ada tidak memberikan tugas, dan tidak ada Kegiatan Belajar mengajar (KBM) sama sekali, hingga adanya relawan yang membantu untuk proses KBM di sekolah,” ucapnya.
Tapi, lanjut Eci, saat ini sudah diberikan tugas dari masing-masing tenaga pengajar dari kelas satu hingga kelas enam. “Tugas tersebut diberikan, kemudian diberikan ke wali kelas masing-masing. Sebagian ada orang tua yang mengantarkan, ada juga yang menggunakan kurir,” bebernya.
Ketika dikonfirmasi ke Disdik Depok terakit proses ujian PTS di SDN Pocin 1 tak ada satu pejabat yang memberikan komentar.
https://www.youtube.com/watch?v=CdbjtrVLiik
Sementara saat di konfirmasi Radar Bandung (Grup Radar Depok) ke Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil tetap memberikan klarifikasi polemik tersebut sama seperti yang ada di akun pribadinya.
Seperti diketahui, melalui akun Facebook dan Instagram pribadinya, orang nomor satu di Jabar itu mengaku, perlu diluruskan agar tidak terjadi mispersepsi. Dalam kasus ini sebenarnya sederhana. Pemerintah Provinsi Jabar kapasitasnya hanya menampung aspirasi daerah. Mau Alun-alun silakan, mau pariwisata, gedung kesenian maupun Masjid/Rumah Ibadah, silakan.
Dan rumusnya sederhana saja, sambung Emil –sapaan Ridwan Kamil-, jika anggaran bantuan datang dari provinsi. Maka, tugas kota atau kabupaten menyediakan lahannya dengan baik dan aman. “Itulah yang terjadi dalam situasi rencana pembangunan masjid di lahan SD Pondok Cina 1,” kata Ridwan Kamil.
Selama ini pihak Pemprov dilapori pihak Pemkot Depok, bahwa lahan sudah aman terkendali. Dan sudah akan ada rencana relokasi untuk sekolah dasar tersebut. “Saya sempat tanya, kenapa harus direlokasi?,” ungkapnya.
Dijawab oleh tim Pemkot Depok, bahwa situasi lalu lintas sudah sangat padat dan rawan kecelakaan bagi anak-anak SD bersekolah disana. Menurutnya, jika lahan memang belum clean and clear untuk alih fungsi sebaiknya dimusyawarahkan terlebih dahulu. Sampai semua pihak menerima. “Jika tidak, maka niat membangun masjid bisa pindah lokasi atau bisa juga tidak jadi dibangun atau dibatalkan,” tegasnya.(ama/rd)
Jurnalis : Aldy Rama
Editor : Fahmi Akbar