Senin, 22 Desember 2025

Gempa Cianjur : 1.207 Pengungsi Hamil, Sudah 321 Meninggal, Pengungsi Diserang Penyakit

- Senin, 28 November 2022 | 06:09 WIB
HANCUR LEBUR : Ribuan bangunan rumah terdampak akibat gempa bumi di Kabupaten Cianjur, hingga tak berbuntuk dan butuh perbaikan menyeluruh. HENDI NOVIAN/RADAR BOGOR
HANCUR LEBUR : Ribuan bangunan rumah terdampak akibat gempa bumi di Kabupaten Cianjur, hingga tak berbuntuk dan butuh perbaikan menyeluruh. HENDI NOVIAN/RADAR BOGOR

RADARDEPOK.COM - Tiga korban meninggal gempa di Cianjur berhasil ditemukan Tim SAR di Kampung Cugenang, Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang, Minggu (27/11). Hingga kemarin, masih ada 11 korban yang belum ditemukan. Total korban meninggal dunia akibat guncangan gempa yang melanda Cianjur beberapa hari yang lalu menjadi 321 jiwa. Sedangkan pengungsi dalam kondisi mengandung 1.207 orang dari 73.874 orang.

Kepala BNPB Letjen Suharyanto mengatakan, pasca bencana gempa, di hari ketujuh pencarian korban jiwa tercatat mencapai 321 jiwa. Data itu bertambah setelah tiga jenazah berhasil ditemukan. "Hari ini (kemarin, red) ada tiga jenazah yang ditemukan petugas gabungan, sehingga jumlah korban jiwa gempa bumi Cianjur menjadi 321 orang," katanya.

-


Jumlah korban luka berat tercatat sebanyak 108 orang yang dirawat di RSUD Sayang Cianjur dan di sejumlah rumah sakit di beberapa wilayah Kabupaten/Kota lainnya. Selain itu tim gabungan, tambah Sunaryanto berhasil mengidentifikasi sebanyak 325 titik pengungsian, dari jumlah 183 diantaranya merupakan posko terpusat dan 142 titik posko mandiri.

"Hingga perhari ini (kemarin, red) jumlah pengungsi yang berhasil tercatat ada sebanyak 73.874 orang, dengan rincian 33.713 laki-laki, 40.161 perempuan, 92 disabilitas, 1.207 ibu hamil dan 4.240 Lansia," ungkapnya.

Sebanyak 62.628 rumah rusak pun berhasil didata tim gabungan. "Dari jumlah 62.628 rumah rusak itu, 27.434 berat, 13.070 sedang, dan 22.124 ringan. Sedangkan sekolah yang rusak akibat gempa bumi itu ada sebanyak 398 bangunan," tegasnya.

Posko kluster kesehatan mencatat Kecamatan Warungkondang menjadi wilayah pengungsi terdampak bencana gempa yang paling banyak terserang penyakit di Kabupaten Cianjur.

Penyakit ISPA menjadi nomor satu, kemudian disusul Gastritis dan Hipertensi. Penyakit yang diderita para pengungsi itu dialami saat menempati tenda atau posko pengungsian.

Tim ahli posko kluster kesehatan, dr Frida mengatakan, total pengungsi yang terserang beberapa penyakit sebanyak 1.222 jiwa "Untuk ISPA paling banyak ini menyerang 674 , Gastritis 258, kemudian Hipertensi 238 dan yang terakhir Diare 52 jiwa," katanya.

Camat Warungkondang, Ali Akbar membenarkan, mengenai banyaknya pengungsi diwilayahnya terserang berbagai penyakit. "Betul, berdasarkan pemeriksaan tim kesehatan memang banyak lansia dan anak-anak terserang. Hanya persentasenya saya tidak mengetahuinya," kata Ali.

https://www.youtube.com/watch?v=-hleTkkAmto

Ali menyebut, kondisi cuaca hujan berturut-turut dan situasi di tenda posko pengungsian turut menjadi salah satu penyebab warganya terserang beberapa penyakit. "Memang banyak yang terserang karena kondisi dan situasi di posko pengungsian," ucapnya.

Di Kampung Panyaweyan, RT5/1, Desa Ciherang, Kecamatan Pace, para pengungsi juga mulai terserang penyakit.

Tenda yang berdiri di Lahan warga hanya mampu menampung 70 jiwa dari mulai orang dewasa lansia serta anak anak,dengan tinggi tenda kurang lebih satu meter ke samping dan satu meter setengah ke tengah.

Tajudin (85) sudah sepekan di pengungsian dan mengeluhkan berbagai penyakit akibat dingin nya angin malam. Tak jarang ia merasakan sesak napas gatal gatal hingga rematik akibat kedinginan.

"Aki mah gatal gatal terus sesak napas dan rematik jang," ujarnya sambil terbata bata dan diterjemahkan oleh sang mantu yang mendampingi.

Tajudin juga berkata ketika ia merasakan sakit mengeluhkan ketersediaan obat di tenda darurat. Di posko yang ditempati Aki Tajudin memang sangat membutuhkan obat-obatan yang lengkap.

Di tempat berbeda, Ketua RT3/1 Kampung Cibeleng Hilir, Desa Cikancana, Kacamatan Gekbrong, Heri mengatakan, saat ini pengungsi korban gempa bumi di wilayahnya masih kekurangan tenda yang layak.  "Warga tak bisa pulang ke rumah karena rumah mereka ambruk, sementara itu tenda yang mereka tempati masih jauh dari kata layak," kata Heri

Heri mengatakan, selain sudah pada bocor, tenda yang ada sering terendam banjir.  "Kalau hujan datang kasur dan karpet basah sehingga tidak bisa dipergunakan untuk tidur," kata Heri.

Menurut Heri akibat dari kondisi itu banyak warga yang menderita penyakit gatal. "Untung di sini ada posko kesehatan jadi mereka bisa langsung berobat," ujarnya.

Di loaksi terpisah, sejumlah korban bencana gempa bumi di Kampung Salakawung, Desa Sarampad, Kecamatan Cugenang, Cianjur mulai terserang sejumlah penyakit. Mulai dari sakit mata, gatal-gatal hingga diare.

Kepada tim medis Gerakan Anak Negeri (GAN), Fahrudin (42) mengadukan banyaknya warga yang tinggal di tenda pengungsian, mengeluhkan terkena penyakit tersebut. "Kebanyakan lansia dan anak-anak," katanya pada Ahad, (27/11/22).

https://www.youtube.com/watch?v=CdbjtrVLiik

Tokoh masyarakat setempat itu mengungkapkan, sejumlah penyakit mulai menyerang warga disebabkan kondisi lingkungan yang sudah tidak terkendali.

Pantauan Radar Bogor (Grup Radar Cianjur)  warga mulai dari anak-anak hingga lansia mandi dengan air aliran sungai kecil yang terhempit persawahan. Selain itu, sejumlah anak-anak juga mandi sekaligus bermain air di sebuah empang yang mulai dipenuhi sampah. "Warga mandi di mana aja, lagi kondisi begini sudah tidak berfikir lagi mau bagaimana, yang penting bisa makan dan tidur meski tidak nyenyak," tuturnya.

Selain itu, tampak banyak sampah berserakan di sekitar tenda pengungsian warga. Apalagi tempat sampah sementara di sana dijadikan dapur sementara untuk mengolah bahan makanan hasil dari bantuan.

Dari datanya, ada sebanyak 302 warga yang mengungsi di tenda-tenda pengungsian. Warga tersebut berasal dari tiga RT di RW yang sama. "Ada juga warga dari kampung lain yang ikut tidur di tenda sini, kalau di kampung sama siapapun guyub, apalagi sama-sama jadi korban," tegasnya.

Masyarakat Kabupaten Cianjur yang tengah mengungsi di posko-posko, mulai terserang penyakit. Penyakit tersebut dari mulai diare, infeksi saluran pernafasan (ISPA), maag dan hipertensi. Selain kondisi pengungsian yang terbatas, cuaca pun menjadi hal yang mengancam masyarakat. Terlebih setiap sore hari, hujan deras kerap kali menerjang Kota Tatar Santri, Cianjur.

Rata-rata, masyarakat yang mengungsi terkena penyakit ISPA dan diare. Selain faktor cuaca, terjadinya penularan cepat dikarenakan berkumpul dalam satu tempat. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur pun menyiapkan 160 posko kesehatan yang tersebar untuk menangani masyarakat yang tengah mengungsi.

"Kalau ISPA itukan karena biasa di rumah, sekarang di luar atau outdoor. Terus juga disebabkan karena penularan banyak kumpul jadi satu, sehingga penularan lebih cepat. Seperti kita tau, cuaca kondisi cuaca sekarang begini, hujan panas. Dan udara di daerah luar itu memang mempengaruhi kesehatan. Selain itu kondisi masyarakat yang lemah, capek hingga stres, itu bisa menjadi penyebab," ujar Kadinkes Kabupaten Cianjur, dr Irvan Nur Fauzy.

https://www.youtube.com/watch?v=nC3hy2mAJJA

Saat ini, lanjut Irvan, pihaknya sudah menyediakan 1.703 personel relawan kesehatan yang tersebar di 134 titik. Personel relawan kesehatan ini terdiri dari 223 dokter umum, 21 spesialis bedah, tujuh spesialis anestesi, satu spesialis mikrobiologi klinis, satu spesialis kulit serta kelamin, satu spesialis bedah plastik, dua spesialis emergency, 599 perawat, 77 bidan, 30 apoteker, tiga ahli gizi, tujuh psikolog, 24 tenga surveilans, 10 kesehatan lingkungan, lima analis kesehatan, 567 umum dan dua tenaga entomolog kesehatan.

"Kita standby. Kita akan ada 160an posko pengungsian terpusat ya. Termasuk juga yang mandiri. Kedepannya kita juga akan buat puskesmas lapangan jadi membawahi beberapa titik pengungsian, kita lengkapi juga dan beda dengan posko, jadi lebih lengkap. Masyarakat pun tidak harus datang ke puskesmas," ungkapnya.

Orang nomor satu di Dinkes Cianjur ini pun meminta kepada seluruh masyarakat Kabupaten Cianjur yang tengah mengungsi, agar bisa menjaga kebersihan di sekitar pengungsian. Jika merasa sakit, segera melaporkan kepada pihak kesehatan atau tim kesehatan yang ada di sekitar pengungsian agar dapat tertangani dengan segera.

Sementara itu, Dokter Kesehatan (Dokes) Yonif 310 Kidang Kancana, Letda Ckm dr Rizky Ananda Prawira Marpaung menambahkan, di sekitar pengungsian dirinya bertugas yakni di Kampung Cibeleng Hilir Desa Cikancana Kecamatan Gekbrong, masyarakat yang mengungsi terdapat beberapa orang yang mulai terserang penyakit

Untuk orang dewasa, penyakit yang dirasakan yakni ISPA, asma, sakit maag, hipertensi, diare, demam, luka robek dan luka lecet ringan. Sementara pengungsi anak-anak yakni luka ringan, demam, ISPA dan diare.

"Dari hari pertama juga sudah ada yang sakit, tapi karena cuaca juga masyarakat yang sakit mulai bertambah saat ini," tuturnya.

Pihaknya pun langsung melakukan penanganan dini, jika tidak memungkinkan, maka pengungsi yang tengah sakit akan dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lanjutan. (dm4/dil/byu/kim/cok/radarbogor/rd)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
X