RADARDEPOK.COM - Setelah berhadapan dengan dampak bencana gempa bumi, kini para pengungsi harus berkutat dengan urusan sampah. Hampir semua lokasi terdampak gempa nyatanya memiliki tumpukan sampah yang belum diangkut.
Bukan tanpa masalah, saat ini masyarakat dikhawatirkan dengan kondisi sampah yang menumpuk di antara para pengungsi, lantaran sampah tersebut tidak adanya tim pengangkut sampah. Sehingga sampah tersebut dibiarkan menumpuk.
Seperti yang terjadi di Kampung Cibeleng Hilir, Desa Cikancana, Kecamatan Gekbrong. Sampah bekas makanan dan beberapa plastik dibiarkan menumpuk begitu saya di seputar pengungsian.
Tak sedikit pengungsi yang merupakan masyarakat setempat mengeluhkan adanya tumpukan sampah tersebut tanpa ada yang mengangkut ke tempat pembuangan sampah akhir (TPSA).
"Ini udah seminggu sampah enggak ada yang angkut. Keliatannya jorok kan, terus enggak enak juga sama yang datang ke sini," ungkap Apiah (58) saat tengah menyapu di sekitar lokasi pengungsian.
Jika dibiarkan terus menerus, sampah tersebut dapat menimbulkan penyakit di pengungsian. Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur, dr Yusman Faisal.
Sampah yang dibiarkan menumpuk di pengungsian dapat menimbulkan masalah atau bencana baru. Bencana tersebut berupa wabah penyakit akibat dari tumpukan sampah.
Bukan tidak mungkin, lantaran dari tumpukan sampah tersebut akan timbul berbagai penyakit seperti diare biasa, diare berdarah atau disentri hingga penyakit kuning. Bahkan bisa terjadi penyebaran dikarenakan tempat pengungsian yang menumpuk.
"Bakal menjadi bencana baru, bencananya yaitu bencana kesehatan. Dari sampah yang menumpuk itu nantinya bakal hidup banyak lalat yang bisa menyebabkan penyakit seperti diare ringan hingga berdarah atau disentri. Selain itu juga, bakal adanya hama tikus yang bisa menyebabkan penyakit kuning dari virus yang ada pada tikus," ujarnya.
Pihaknya pun tidak memungkiri jika Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cianjur masih berfokus pada pembersihan sampah di pusat kota saja dan belum ke setiap pelosok atau pengungsian yang berada di dalam.
Bahkan, untuk mengantisipasi hal tersebut, pihaknya akan melakukan rapat guna mengurai permasalahan yang mengancam pengungsi bencana gempa di 16 kecamatan ini.
"Memang selama ini DLH kan mengangkut sampah hanya di perkotaan dan belum ke pelosok-pelosok, maka kita akan melakukan rapat dalam waktu dekat untuk membahas ini," jelasnya.
dr Yusman pun meminta agar masyarakat yang berada di pengungsian pun untuk turut sadar terhadap lingkungan dan menjaga pola hidup bersih dan sehat (PHBS), sehingga sama-sama turut hidup sehat. Selain itu, agar sampah tidak berserakan, secara inisiatif membuat tempat penampungan sampah dan tidak menimbulkan sarang lalat.
Sekretaris DLH Kabupaten Cianjur, Sugeng Supriyatno mengatakan, pihaknya saat ini sudah menambah armada untuk melakukan pengangkutan sampah di titik pengungsian-pengungsian. Akan tetapi saat ini terkendala akses menuju lokasi pengungsian yang cukup sulit. "Kalau armada kita sudah siap, tapi karena kondisi akses cukup sulit. Kita masih mencari cara," tutupnya. (kim/rd)