RADARDEPOK.COM – Ada pemandangan tak biasa di SDN Pondok Cina (Pocin) 1 Kota Depok, Jumat (2/12). Saat kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung, Polisi Sektor (Polsek) Beji beserta jajaran masuk ruang sekolah yang saat ini masih kisruh akibat alih fungsi lahan. Polisi hadir ingin memberikan motivasi dan menjadi guru dadakan.
Kapolsek Beji, Kompol Sutirto mengatakan, kedatangannya ke SDN Pocin 1 memberikan semangat kepada siswa-siswi serta orang tua siswa SDN Pocin 1, di tengah polemik tak berkesudahan ini. Selain itu, rombongan Polsek Beji juga sempat mengajar kelas 2, 3, 4 dan 6. “Kehadiran saya bersama wakil disini untuk memberikan motivasi dan support kepada ibu dan bapak sekalian,” kata Sutirto kepada Harian Radar Depok, Jumat (2/12).
Tak hanya itu, Sutirto juga meminta kepada orang tua siswa SDN Pocin 1 agar tetap kondusif. Jika ada keluhan yang sifatnya mengganggu staubilitas masyarakat, dapat langsung sharing atau melaporkan kepada dia.
https://www.youtube.com/watch?v=7aoEwRXFzrU&t=153s
Sementara itu, tengah beredar foto serta video terkait siswa kelas 1 SDN Pocin 1 yang belajar di lapangan SDN Pocin 5 pada 30 November dan 1 Desember 2022 lalu. Namun, guru SDN Pocin 5 membantah jika siswa SDN Pocin 1 tak mendapat kelas.
“Dibuku itu ada tema piknik gitu. Nah, maka dari itu belajarnya di luar. Sehari saja sesuai jam belajar. Bukan seharian sih cuma waktu jam belajarnya aja itu kan temannya lagi tema di luar,” ujar salah seorang guru di SDN Pocin 5 saat dikonfirmasi Harian Radar Depok.
Menanggapi hal tersebut, orang tua siswa, Hendri Setiawan menyebut, hal tersebut tak masuk akal. Sebab, para siswa membawa tasnya keluar lapangan, tidak di kelas. Dia juga mengklaim, hal itu terjadi lantaran SDN Pocin 5 kekurangan kelas. “Kalau belajar di lapangan tidak kekurangan kelas, itu tasnya tak dibawa ke luar kelas. Logikanya, kalau dapat kelas tasnya di kelas bawa buku pulpen baru keluar. Bilangnya seolah-olah belajar sambil tamasya,” tegas Hendri.
Perlu diketahui sebelumnya, Komisi Perlidungan Anak Indonesia (KPAI) bakal melayangkan surat rekomendasi ke Pemerintah Kota (Pemkot) Depok terkait polemik SDN Pondok Cina (Pocin) 1. Alih fungsi yang tak berkesudahan ini pun dapat perhatian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek). Kamis (1/12) sekira pukul 10:51 WIB, enam anak buah Mendikbud Ristek Nadiem Makarim turun gunung ke SDN Pocin 1 dan SDN Pocin 3. Kedatangannya, ingin menggali informasi terkait polemik yang terjadi di SDN Pocin 1.
Komisioner KPAI, Retno Listyarti mengatakan, pihaknya akan melayangkan surat rekomendasi tersebut kepada Pemkot Depok. Jika tidak diindahkan, pihaknya akan melaporkan hal tersebut kepada Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI agar kepala daerah setempat diberikan sanksi.
https://www.youtube.com/watch?v=y-wpITd5jZ8
“Kalau rekomendasi tak diindahkan oleh Pemkot Depok maka KPAI akan menyampaikan ke Kemendagri. Sesuai kewenangannya, Kemendagri dapat memberikan sanksi kepada kepala daerah,” tegasnya ketika dikonfirmasi Radar Depok, Kamis (1/12).
Sebabnya, kata Retno, KPAI tidak memiliki kapasitas untuk memberikan sanksi kepada Pemkot Depok. Karena itu, jajarannya akan berkordinasi dengan Kementerian terkait jika surat rekomendasi tersebut tidak diindahkan. “Jadi rekomendasi setelah dikirim akan ditunggu, kan ada proses telaah pihak yang direkomendasikan,” ujarnya.
Dalam waktu dekat ini, kata Retno, pihaknya akan mengirim surat rekomendasi tersebut kepada Pemkot Depok. Bahkan, surat rekomendasi itu telah dibubuhi tandatangan Ketua KPAI, Susanto. “Sudah ditandatangan Ketua KPAI hari ini Kamis (1/12). Segera dikirim kurir KPAI,” singkatnya.
Bahkan, beber dia, pihaknya telah berkordinasi dengan Kemendikbudristek secara lisan lewat sambungan telpon yang membahas terkait rakor tentang polemik SDN Pondok Cina 1 yang menganggu psikologi murid. “Ya harus diassesmen dulu oleh psikolog. Kewenangannya di lembaga layanan daerah,” jelas Retno.(mg10/rd)
Jurnalis : Ashley Angelina Kaesang
Editor : Fahmi Akbar