RADARDEPOK.COM, DEPOK - Perjuangan orang tua siswa SDN Pondok Cina (Pocin) 1 Kota Depok yang masih bertahan, mulai didengar Pemerintah kota (Pemkot) Depok. Rencananya dalam waktu dekat, wali murid dan komite sekolah di Jalan Margonda Raya, Kelurahan Pondok Cina, Beji, itu bakal diundang Walikota Depok, Mohammad Idris.
“Kami akan mengundang komite SDN Pondok Cina 1 dan para wali murid. Guna mendengarkan secara langsung apa yang diinginkan mereka, masih bertahan belajar di SDN Pondok Cina 1,” kata Walikota Depok, Mohammad Idris.
Pemkot Depok, sambung dia, akan memenuhi permintaan orang tua siswa terkait gedung sendiri untuk SDN Pocin 1.
Namun, selama proses pembangunan ruang kelas baru. Pemkot memindahkan siswa SDN Pondok Cina 1 ke dua sekolah, yakni, SDN Pondok Cina 3 dan SDN Pondok Cina 5.
Pada tahun ajaran baru, Pemkot Depok berjanji membuat ruang kelas baru (RKB), di gedung SDN Pondok Cina 5. Di 2023, pemerintah juga menggabungkan SDN Pondok Cina 5 dengan SDN Pondok Cina 3.
"SDN Pondok Cina 1 namanya tetap. SDN Pondok Cina 5 dilebur ke SDN Pondok Cina 3," ucap dia, Selasa (13/12).
Sementara, lanjut dia, gedung sekolah baru akan dibangun SMPN baru. Sekolah itu untuk memfasilitasi warga Pondok Cina dan sekitarnya.
“Sampai saat ini belum ada SMPN di wilayah ini,” jelas dia.
Salah satu orangtua siswa SDN Pondok Cina 1, Cici mengaku, belum ada informasi undangan dari Walikota Depok terkait permasalahan alih fungsi lahan. Bila hal tersebut terjadi, dia sangat berkenan membeberkan keinginan semua orangtua siswa.
“Sampai hari ini belum ada undangan yang masuk, kami memang menunggu itu,” ujar Cici kepada Harian Radar Depok.
Pantauan Radar Depok di SDN Pondok Cina 1, puluhan mahasiswa yang terdiri atas Serikat Mahasiswa Progresif (Semar) UI, FAM UI, BEM UI, BEM FHUI, Universitas Gunadarma, Universitas BSI berkumpul di depan gedung SDN Pocin 1 untuk melakukan aksi terkait penolakan relokasi.
Ketua Serikat Mahasiswa Progresif Universitas Indonesia, Muhammad Fawas, mengungkapkan, tuntutan yang disampaikan mengikuti apa yang telah diperjuangkan wali murid.
"Kami menolak penggusuran paksa atau juga pembumihanguskan yang dilakukan secara semena-mena Satpol PP atau elemen lain yang dikerahkan Pemkot Depok," ujar Fawas saat dikonfirmasi Harian Radar Depok, Selasa (13/12).
Kehadiran para mahasiswa merupakan bentuk kepedulian kepada wali murid dan siswa SDN Pocin 1 yang di renggut hak-haknya atas pembebasan.
"Kami melihat para wali murid dan siswa tidak serta merta melepas hak pendidikan, hak atas ruang hidup dan hak atas kota serta berkehidupan dengan layak," tambahnya.
Tak hanya itu, Pemkot Depok juga tak melihat masa sulit seperti ujian akhir semester dan masa akhir untuk kelulusan siswa SDN Pocin 1 sebagai faktor.
"Apalagi, pemkot juga tidak memiliki empati sedikit pun," tutup Fawaz.
Aksi yang berlangsung sekira dua jam, mulai pukul 16.00 WIB hingga sekitar 18.05 WIB itu. Menyebabkan kemacetan dari depan halte SDN Pocin 1 hingga flyover Universitas Indonesia. Sejumlah aparat kepolisian pun diturunkan untuk membantu alur lalu lintas serta mengamankan aksi ini. (mg10/mg7)