Oleh: K.H. A. Mahfudz Anwar (Ketua MUI Kota Depok)
RADARDEPOK.COM -- “Tidak ada kebaikan pada kaum yang tidak saling menasehati, dan tidak ada kebaikan pula pada kaum yang tidak mencintai nasehat.” (Umar bin Khattab). Pernyataan ini berlaku umum bagi setiap orang kapanpun dan di manapun. Termasuk kita yang sekarang hidup di zaman modern ini. Bahkan sangat relevan jika dikaitkan dengan kebutuhan hidup di dunia yang serba instan. Karena dibutuhkan waktu yang cepat dalam setiap pengambilan keputusan baik secara pribadi maupun kelompok.
Maka tidak aneh jika masih diperlukan kehadiran Ulama’ yang bisa memberi nasehat pada umat. Demi kepentingan arah jalan hidup umat dalam menempuh akidah yang benar dan syari’ah yang benar pula. Tidak cukup hanya baik atau buruk saja, tapi juga dibutuhkan keputusan untuk memilih jalan yang benar atau salah.
Karena kebenaran itu pasti akan menyelamatkan seseorang dari kehancuran di dunia maupun di akhirat. Dan setiap orang berhak mendapat kebenaran yang mutlak sesuai ajaran Islam.
Maka ketika seseorang menghadapi masalah tidak bisa menghindar dari nasehat orang yang paham dengan ajaran agamanya. Guna memperoleh kejernihan berpikir dalam mengambil sikap atau keputusan. Bahkan orang yang sudah pintar sekalipun juga masih membutuhkan nasehat dari orang lain. Karena nasehat itu ibarat lampu yang mampu menerangi hati seseorang.
Dengan nasehat itulah seseorang memperoleh pencerahan yang mungkin tadinya kusut dan ruwet setelah mendengar nasehat lalu bisa merubah pikirannya menjadi positif dan bahkan kreatif. Sehingga bersikap jujur dan tenang dalam menghadapi masalah yang menghadangnya.
Dan hal ini telah dicontohkan oleh para Khalifah (Pemimpin muslim) di zaman dahulu yang dekat dengan para Ulama’. Sering para pembesar muslim tersebut meminta nasehat pada Ulama’ yang hidup di zamannya guna memperoleh pencerahan dalam memimpin umatnya.
Demikian juga banyak orang biasa yang datang kepada Ulama’ untuk mendapatkan nasehat dan doa tentang banyak hal. Mulai dari masalah keluarga, masalah usaha, bisnis, pekerjaan sehari-hari dan lain-lainnya. Dan para Ulama’ menjadi rujukan dalam menentukan perjalanan hidupnya.
Oleh karena itu sebenarnya dalam hidup ini semua orang butuh nasehat. Untuk memperkuat keyakinannya tentang kebenaran dalam sikap dan tindakan. Sehingga semua jalan yang ditempuhnya sangat memungkinkan berjalan di jalan yang benar.
Sebagaimana doa kita yang setiap saat kita ucapkan: “Ihdinas shirathal mustaqiem, Tunjukilah kami ke jalan yang lurus.” Dan jalan yang lurus itulah yang bisa menuntun ke jalan yang mudah menuju Tuhan (Allah SWT).
Bagi orang yang sedang menghadapi masalah butuh nasehat sebagai solusi terbaiknya. Dan bagi orang yang tidak sedang menghadapi masalah, nasehat berfungsi sebagai tindakan preventif (pencegahan) membentingi diri agar tidak sampai jatuh ke jurang kerusakan.
Ini Sejalan dengan nasehat Abu Darda’: “Bila salah seorang temanmu berubah dan berbuat dosa, janganlah meninggalkannya dan membuangnya, tapi nasehatilah dengan nasehat yang terbaik, dan bersabarlah karena saudaramu itu terkadang bengkok dan terkadang lurus.”
Dan Allah SWT juga berfirman: “Watawashau bil haqqi watawashau bis shabri, dan saling menasehati untuk kebenaran dan kesabaran”. (Q.S.Al-Ashr : 3). (*)