Oleh: K.H. A. Mahfudz Anwar (Ketua MUI Kota Depok)
RADARDEPOK.COM -- Hidup di dunia ini sering kita hadapi kenyataan yang menyenangkan juga kenyataan yang tidak menyenangkan. Disebabkan oleh beberapa faktor X, baik yang datang dari luar maupun yang datang dari dalam diri kita sendiri.
Ada yang dapat menghadapinya dengan tenang, tapi juga tidak sedikit yang terjebak dalam permainan hidup ini. Sehingga banyak orang yang tertipu oleh keadaan yang dihadapinya. Bahkan terkadang bisa terbalik, sesuatu yang baik dianggap buruk dan yang buruk dianggap baik.
Oleh karena itu manusia hendaknya menggunakan mata hati dalam memandang dan memaknai peristiwa-peristiwa yang dihadapi. Karena jika dibaca hanya dengan mata kepala saja, maka akan sulit menterjemahkan sinyal-sinyal yang didatangkan oleh Tuhan ke hadapannya. Bukankah mata hati itu lebih jujur dibanding dengan mata kepala saja. Karena sering kali mata kepala tertipu oleh warna-warni benda yang ada.
Dan juga tidak sedikit yang silau oleh gelamornya pemandangan yang seperti indah, padahal hakikatnya tidak seindah yang dilihat. Hal ini dipengaruhi oleh kamuflase yang menyelimuti fakta hidup.
Dunia ini memang dicipta penuh dengan rahasia yang tertutup oleh tabir yang tebal. Dan manusialah yang bertugas untuk mencari rahasia di balik setiap peristiwa yang terjadi. Maka di situlah perlunya ilmu pengetahuan yang sedikit banyak bisa membantu untuk menyingkap tabir rahasia tersebut.
Dan dengan Ilmu pula kita bisa meraih hakikat di balik peristiwa. Karena dengan ilmu seseorang bisa mencerna dan menganalisa setiap kejadian inci demi inci. Mengupas permasalahan sama halnya mengurai benang kusut yang memerlukan kepiawaian memegang benang dan dituntut penuh kesabaran.
Demikian juga dalam menghadapi perjalanan hidup di muka bumi ini. Setiap persoalan menjadi terang manakala bisa ditemukan akar permasalahannya. Dan akar permasalahan itu tidak bisa diketemukan manakala tidak dilihat dengan sungguh-sungguh. Yaitu dengan segala perangkat yang dibutuhkan. Pertama dilihat dengan mata kepala yang diikuti dengan mata hati sera akal pikiran.
Perangkat yang disediakan oleh Tuhan itulah yang seharusnya digunakan secara simultan guna menemukan akar masalah yang sesungguhnya. Jika salah analisa, maka akan salah kesimpulan yang berakibat salah mengambil keputusan.
Untuk itu kesimpulan yang didapat sangat penting dalam memutuskan suatu tindakan yang diambil selanjutnya. Karena melangkah di atas keputusan yang tepat akan memperingan beban tugas hidup yang dilalui.
Maka Tuhan memberi pengajaran hidup ini dengan perangkat telinga (pendengaran), mata dan hati (af idah) guna menyelesaikan permasalahan hidup kita. Maka di situlah kemudian dibutuhkan transendental yang mendekatkan diri kita dengan Tuhan agar Tuhan mau membantu menyingkap tabir yang menutupi setiap rahasia. Dan di situ pulalah dibutuhkan ketulusan hati dalam setiap memandang sesuatu.
Karena dengan hati yang tulus, hati yang jujur ditemukan objektifitas sesuatu. Dan penilain yang objektif pula yang menghasilkan kesimpulan yang tepat, keputusan yang tepat dan tindakan yang pas. Semoga mata hati kita masih bisa berperan dalam memandang setiap masalah.* Wallahu a’lam. (*)