RADARDEPOK.COM - Bencana alam datang bertubi-tubi menghantam Bumi Tegar Beriman, seiring dengan cuaca ekstrem sejak akhir Februari 2025.
Menyebabkan terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, angin kencang dan pergerakan tanah.
Bupati Bogor Rudy Susmanto melalui surat bernomor Nomor: 300.2/2/KEP-TD/BPBD telah menetapkan status tanggap darurat bencana hidrometeorologi di 20 kecamatan di Bumi Tegar Beriman selama 14 hari ke depan, terhitung mulai 3 hingga 17 Maret 2025.
Baca Juga: Situ Cikaret Cibinong Meluap, Warga: Airnya Makin Tinggi
Penetapan status ini berdasarkan laporan dan hasil evaluasi cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor. Dimana hampir setengah kecamatan di Kabupaten Bogor terjadi bencana hidrometeorologi.
Meliputi Kecamatan Cibinong, Citeureup, Cigudeg, Jonggol, Bojonggede, Sukamakmur, Tenjolaya, Jasinga, Caringin, Cigombong, Ciomas, Cijeruk, Megamendung, Cisarua, Rumpin, Sukajaya, Dramaga, Ciawi, Cibungbulang, dan Parung Panjang.
"Ditetapkannya status tanggap darurat bencana hidrometeorologi ini untuk mempercepat penanganan bencana dan meminimalisir dampak yang lebih luas," ucap Bupati Rudy Susmanto pada Rapat Koordinasi Perhitungan Kebutuhan Penanganan Bencana Alam, Selasa, (4/3/25).
Ia menegaskan, Pemkab Bogor berkomitmen mengerahkan semua sumber daya yang ada untuk membantu masyarakat yang terdampak.
Baca Juga: Video Detik detik Jalan Batutulis Bogor Longsor, Warga Diminta Cari Jalur Alternatif
"Status tanggap darurat ini dapat diperpanjang sesuai kebutuhan pelaksanaan penanganan darurat di lapangan," kata Rudy Susmanto.
Selain menetapkan status darurat bencana hidrometeorologi, Rudy Susmanto juga menginstruksikan pendirian posko penanganan bencana di empat wilayah.
Yakni Posko utama di Kantor BPBD Kabupaten Bogor, dannposko lapangan yang didirikan di Gunung Putri, Leuwiliang, dan Cisarua.
Dia menjelaskan, posko penanganan bencana ini bertujuan untuk mempercepat koordinasi dalam penanganan bencana, baik dari sisi data, informasi, kesehatan, hingga logistik.
"Posko utama akan berada di BPBD, sementara empat posko lapangan akan dibangun di wilayah selatan (Cisarua), timur (Gunung Putri), dan barat (Leuwiliang), dengan harapan dapat dioperasikan secepatnya," ujarnya.
Posko tersebut, lanjut Rudy, tidak hanya akan melibatkan BPBD, tetapi juga seluruh SKPD terkait, termasuk Diskominfo yang akan mendukung dalam pengumpulan dan penyebaran informasi. Keberadaan posko ini diharapkan bisa mendekatkan pusat komando dengan lokasi bencana, sekaligus mudah diakses oleh masyarakat.