bogor-raya

Harga Cabai Jablay Kian Menggelegar di Kabupaten Bogor : Sekilo Rp120 Ribu, Seplastik Kecil Isi 10 Biji Rp3 Ribu

Kamis, 20 Maret 2025 | 08:15 WIB
ILUSTRASI : Salah satu pedangan cabai rawit di pasar tradisional. (DOKUMEN RADAR DEPOK)

RADARDEPOK.COM-Masyarakat Kabupaten Bogor saat ini lebih memilih membeli cabai jablay (rawit) yang kondisinya sudah rusak atau yang dijual eceran kemasan plastik kecil dengan harga terjangkau.

Harga komoditas cabai yang terus melambung, terutama cabai rawit, baik merah maupun hijau membuat masyarakat maupun pedagang berputar otak.

Baca Juga: Suasana Homey dan Fasilitas Lengkap dari Kafe Ngopi Disini Depok Bikin Bukber Semakin Nyaman!

Pedagang sayuran di Pasar Cikereteg, Kecamatan Caringin, Bahar mengatakan, penjualan cabai mengalami penurunan karena harganya makin mahal. Agar ia tidak terlalu merugi, maka disiasati dengan menjual cabai yang kondisinya rusak.

Dalam 1 kilogram, Ia menjual dengan harga Rp 30 ribu per kg. "Namun tingkat kerusakan tidak semuanya ya, dalam setiap 1 kilogramnya paling yang rusak sekitar 20 hingga 35 persen," ujarnya.

Baca Juga: Masih Belum Beli Baju Lebaran? Simak Rekomendasi Toko Baju Lebaran di Depok Ini!

Bahar menjelaskan, konsumen cabai rusak ini rerata adalah pedagang, seperti baso, soto, warung nasi dan lainnya. "Di daerah ini (Caringin) pembeli menyebutnya sambeleun, tapi minus bawang merah, dan tomat," ucapnya.

Lain halnya Bahar, pedagang sayuran lain di Pasar Cikereteg, Dede menjual cabai dengan kemasan plastik. Dalam satu paket berbeda isi dan harganya, untuk paket Rp 3 ribu berisi 8 biji cabai jablay, sementara paket Rp 5 ribu berisi 13-15 cabai jablay.

Baca Juga: Sylvester Stallone Mengatasi Perampok yang Amnesia dalam Film Backtrace, Tayang di Bioskop Trans TV!

"Paket cabai seperti ini untuk memberikan kemudahan para pembeli, dan biar praktis juga," tuturnya.

Dede mengungkap, menjual cabai dengan paket kemasan sudah ia lakukan sejak awal tahun. Namun untuk jumlahnya tergantung situasi, atau menyesuaikan.

"Kalau harga cabai turun ya jumlah cabainya dikurangi. Tapi kan dari akhir tahun 2024 sampai sekarang komoditas cabai nggal turun-turun," katanya.

Baca Juga: Tenang! Edi Sitorus Tegaskan Pelebaran Jalan Raya Sawangan Sudah Ada Perjanjian Antara Pemerintah Pusat dan Kota Depok, Tinggal Tindaklanjuti Doang

Dede menambahkan, harga komoditas cabai melambung tinggi karena cuaca ekstrem dan pasokan yang berkurang.

"Cuaca ekstrem seperti hujan, banjir, tanah longsor hingga angin kencang mengganggu proses panen di wilayah pemasok sehingga pasokan cabai ke pasar berkurang," jelasnya.

Halaman:

Tags

Terkini

Sah! Muhamad Yusril Nakhodai PK KNPI Ciawi

Minggu, 21 Desember 2025 | 16:21 WIB

MPI Kabupaten Bogor Sabet Dua Medali di Kejurda Jabar

Sabtu, 20 Desember 2025 | 22:52 WIB

Ini Tiga Titik Hambat di Jalur Puncak Bogor

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:35 WIB

Pemkab Bogor Semangat Sukseskan Program MBG

Kamis, 18 Desember 2025 | 08:45 WIB