RADARDEPOK.COM-Warga yang bermukim di Desa Kopo, Kecamatan Cisarua, dan Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, berharap Jembatan Muara dibangun kembali.
Jembatan tersebut hancur lebur terseret banjir bandang pada awal Maret 2025. Pemkab Bogor membangunkan Jembatan Perintis atau Jembatan Rawayan agar aktivitas masyarakat di kedua wilayah tersebut tetap berjalan.
Warga Cijulang Desa Kopo, Iman Sukarya, mengatakan kondisi jembatan yang rusak hampir satu tahun ini menjadi beban berat bagi masyarakat.
Sebelum rusak terdampak bencana alam, jembatan tersebut dapat dilalui kendaraan roda empat dan menjadi jalur vital mobilitas ekonomi warga.
"Sekarang sudah hampir satu tahun kami terisolasi. Jembatan ini dulu bisa dilalui mobil dan jadi urat nadi ekonomi warga. Sejak rusak diterjang banjir besar pada Maret 2025, aktivitas kami sangat terganggu. Mobil tidak bisa lewat, usaha warga macet, bahkan anak-anak sekolah harus memutar jauh,” ujarnya.
Baca Juga: Kabid BPKAD Kabupaten Bogor Tutup Usia Saat Mendaki Bukit Paniisan
Masyarakat, ia melanjutkan, tidak hanya meminta perbaikan sementara, tetapi pembangunan jembatan permanen yang lebih kokoh dan layak.
"Kami ingin pemerintah membangun jembatan yang benar-benar kuat, bukan sementara. Sungai Ciliwung tiap tahun meluap. Kalau konstruksinya jembatan rawayan, cepat rusak lagi. Lebih baik bangun permanen yang berkualitas agar manfaatnya jangka panjang,” ucapnya.
Sebagaimana diketahui, Jembatan Kampung Muara terbawa derasnya banjir Sungai Ciliwung pada awal.Maret 2025. Imbasnya interaksi masyarakat di dua kecamatan tersebut terputus.
Pemkab Bogor membangunkan Jembatan Perintis atau Jembatan Rawayan yang menghubungkan dua Kecamatan Megamendung dan Kecamatan Cisarua.
Pemkab Bogor bersama TNI dan pihak swasta membangun jembatan ini tanpa menggunakan anggaran pendapatan belanja daerah.
Rudy Susmanto melanjutkan, meskipun jembatan ini bersifat sementara, jembatan ini akan memudahkan akses bagi masyarakat, terutama yang berada di sekitar Desa Kopo, yang selama ini terdampak karena putusnya akses pendidikan dan ekonomi.