Senin, 22 Desember 2025

Peneliti Nilai Indonesia Abaikan Dampak Negatif dari Perubahan Iklim

- Rabu, 12 Juni 2024 | 08:20 WIB
ILUSTRASI : Gedung UIII yang berada di Kelurahan Cisalak, kecamatan Sukamajaya, Kecamatan Sukmajaya. (ISTIMEWA)
ILUSTRASI : Gedung UIII yang berada di Kelurahan Cisalak, kecamatan Sukamajaya, Kecamatan Sukmajaya. (ISTIMEWA)

RADARDEPOK.COM–Para pembuat kebijakan di Indonesia tampaknya masih terjebak dalam dilema fokus pada pengentasan kemiskinan atau menangani perubahan iklim. Dilema ini, yang digambarkan oleh The Economist sebagai pilihan antara masa kini yang lebih miskin dan masa depan yang lebih panas menjadi hambatan serius dalam upaya mencapai pembangunan berkelanjutan.

Dalam FOSS Climate Talk ke-4 bertajuk ‘Perubahan Iklim sebagai Agenda Kebijakan Bukti dari Indonesia’.

Baca Juga: Menikmati Pemandangan Sawah dan Pegunungan, Sambil Bersantai di Kafe Loreomah, Ada Kolam Renang dan Playground Gratis!

Associate Postdoctoral di Cornell University, AS, Aichiro Suryo Prabowo mengungkapkan temuan penelitiannya terkait kebijakan pemerintah soal perubahan iklim yang perlu diperkuat.

Dimana, Aichiro, yang meneliti dokumen anggaran pemerintah Indonesia selama dua dekade terakhir, menemukan bahwa meskipun pemerintah telah mengalokasikan lebih banyak dana untuk program lingkungan hidup, hal ini belum sebanding dengan tingkat urgensi krisis iklim yang tengah dihadapi Indonesia.

“Kebijakan Pemerintah Belum Mencapai Keseimbangan antara Ekonomi dan Aksi Iklim Penelitian saya menunjukkan bahwa pemerintah masih terjebak dalam pola pikir lama yang memisahkan ekonomi dan lingkungan," kata Aichiro.

Akibatnya, kata Aichiro, program-program yang ada lebih fokus pada pembangunan ekonomi jangka pendek daripada solusi berkelanjutan jangka panjang untuk perubahan iklim.

Baca Juga: Milad ke 2, MEMTeQu Usung Macan : Perempuan Muslimah Peduli Sosial

Lebih lanjut, Aichiro menyoroti narasi dalam dokumen anggaran pemerintah, yang seringkali menekankan pertumbuhan ekonomi dan mengabaikan potensi dampak negatif dari perubahan iklim.

"Narasi ini bisa menyesatkan publik dan juga pembuat kebijakan, kita perlu mengubah narasi ini dan mulai memikirkan pembangunan yang berkelanjutan dan tahan iklim." tutur dia.

Menurut dia, kebijakan pemerintah belum mencapai keseimbangan antara ekonomi dan aksi Iklim.

"Penelitian saya menunjukkan bahwa pemerintah masih terjebak dalam pola pikir lama yang memisahkan ekonomi dan lingkungan," kata Aichiro.

Baca Juga: Mengenal Anggota Damkar Sekaligus Konten Kreator Depok, Khairul Umam : Bakal Merambah ke Youtube, Mimpi Punya Action Cam

Akibatnya, program-program yang ada lebih fokus pada pembangunan ekonomi jangka pendek daripada solusi berkelanjutan jangka panjang untuk perubahan iklim.

Lebih lanjut, Aichiro menyoroti narasi dalam dokumen anggaran pemerintah, yang seringkali menekankan pertumbuhan ekonomi dan mengabaikan potensi dampak negatif dari perubahan iklim.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X