Senin, 22 Desember 2025

Kreatif! Karang Taruna di Cipayung Depok Sulap 1.200 Meter Lahan Terbengkalai Jadi Cuan, Sukseskan Program Ketahanan Pangan

- Rabu, 30 Oktober 2024 | 09:15 WIB
Sekcam Cipayung, Sanan Hidayat saat membeli tanaman cabai hasil urban farming Katar RW 11 Kelurahan Cipayung, Kecamatan Cipayung, Kota Depok, beberapa waktu lalu.  (AGNESYA WIANDA/RADAR DEPOK)
Sekcam Cipayung, Sanan Hidayat saat membeli tanaman cabai hasil urban farming Katar RW 11 Kelurahan Cipayung, Kecamatan Cipayung, Kota Depok, beberapa waktu lalu. (AGNESYA WIANDA/RADAR DEPOK)

RADARDEPOK.COM-Sekali mendayung, dua tiga pulau terlewati. Pepatah itu sangat tepat untuk menggambarkan keberhasilan program pertanian kolektif, Urban Farming yang diinisiasi Karang Taruna (Katar) RW 11, Kelurahan Cipayung, Kecamatan Cipayung, Kota Depok.

Sebanyak 800 pohon cabai habis terjual dalam dua hari saat kegiatan  Cipayung Expo 2024, beberapa waktu lalu. Hal itu tentu menarik perhatian Radar Depok, untuk menilik lebih dalam mengenai Urban Farming yang dimiliki Katar RW 11, Kelurahan Cipayung.

Penanggung Jawab Program Karang Taruna RW 11 Kelurahan Cipayung, Syamsul Murod menerangkan, urban farming di wilayahnya memanfaatkan lahan terbengkalai seluas 1.200 meter dengan menanam tanaman holtikultura.

“Sampai saat ini sudah 11 jenis cabai dengan memanfaatkan 1.200 meter lahan yang telah kami kelola dengan ditanami tanaman holtikultura, seperti cabai, terong, tomat, selada, pokcoi, jagung. Hampir semua tanaman holtikultura kita coba,” terang Syamsul Murod kepada Radar Depok, Selasa (29/10).

Baca Juga: Ini Tujuan Aparatur Kelurahan Pondok Petir Monev Urban Farming di RW 9

Menurut Syamsul Murod, awalnya program itu dirancang sebagai lahan pelatihan untuk masyarakat, tetapi seiring berjalannya waktu, fokus kini beralih pada penanaman cabai guna mendukung program ketahanan pangan pemerintah.

“Kami mengutamakan tanaman cabai karena saat ini pemerintah mendorong pertanaman tersebut,” jelas Syamsul Murod.

Dengan pendekatan kolaboratif, kata Syamsul Murod, Katar RW 11 melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk RT, RW, dan tokoh pemuda dalam pengelolaan lahan. Selain menjual bibit cabai, mereka juga memanen hasil buah.

“Di periode pertama Maret 2023, kami menjual 800 pohon, dan di Cipayung Expo kali ini juga terjual 800 pohon dari total 1.200 pohon yang kami produksi,” jelas Syamsul.

Baca Juga: Imam Budi Hartono Ikut Panen Hasil Urban Farming di RW10 Cilangkap Depok : Mampu Jaga Ketahanan Pangan Masyarakat

Untuk meningkatkan nilai ekonomi bagi warga, mereka menerapkan sistem reseller, di mana warga membeli pohon dengan harga Rp 20.000 dan menjualnya kembali seharga Rp 30.000 hingga Rp 35.000. Ini memberikan peluang bagi warga untuk mendapatkan tambahan penghasilan.

Dalam praktik pertanian, mereka menggunakan dua metode, yaitu organik dan kimia. Metode organik melibatkan penggunaan urin sapi, pupuk kandang, air cucian beras, dan abu bakaran kayu, sementara untuk metode kimia, mereka menggunakan pupuk standar yang tersedia di pasaran.

“Meskipun pertumbuhan tanaman organik lebih lambat, masa panennya lebih panjang. Sebaliknya, tanaman dengan pupuk kimia tumbuh cepat tetapi umurnya lebih pendek,” jelasnya.

Melalui program ini, Katar RW 11 tidak hanya berfokus pada pertanian, tetapi juga mendorong pemberdayaan pemuda, ketahanan pangan, ketahanan iklim, dan penguatan organisasi kepemudaan.

Baca Juga: Perjalanan Kehidupan Dandim 0508 Depok, Kolonel Inf Iman Widhiarto, Suka Blusukan, Berhasil Jalankan Urban Farming hingga Fokus Penanganan Sampah

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X