Minggu, 21 Desember 2025

Rumah Maggot Pangkalanjati Baru Depok Mampu Entaskan Sampah, Sebulan Ditarget 100 Kg Sampah Terurai 

- Senin, 14 Juli 2025 | 08:15 WIB
Lurah Pangkalanjati Baru, Ayu Dwi Pratiwi saat berada di rumah budidaya maggot yang tak jauh dari kantor kelurahan. (DOKUMEN NARASUMBER)
Lurah Pangkalanjati Baru, Ayu Dwi Pratiwi saat berada di rumah budidaya maggot yang tak jauh dari kantor kelurahan. (DOKUMEN NARASUMBER)

RADARDEPOK.COM – Setelah sepekan dibangun. Manfaat rumah budidaya maggot sangat dirasakan Kelurahan Pangkalanjati Baru (PJB), Cinere, Depok.

Budidaya yang terletak tepat di samping kantor kelurahan kini hanya tempat ternak larva Black Soldier Fly (BSF), juga menjadi solusi nyata pengelolaan sampah organik di lingkungan masyarakat. 

Lurah Pangkalanjati Baru, Ayu Dwi Pratiwi mengatakan, budidaya ini berawal dari 20 gram bibit maggot atau larva lalat BSF berusia sangat muda (baby maggot). Dalam waktu singkat, jumlahnya berkembang pesat dan kini diperkirakan mencapai 50 kilogram.

Baca Juga: RW1 Duren Mekar Motor Penggerak Pelebaran Jalan Penghubung Depok dan Bogor 

“Awalnya hanya 20 gram baby maggot, tapi sekarang sudah berkembang pesat. Ini bukti bahwa pemanfaatan sampah organik bisa memberikan dampak nyata,” ujar Ayu Dwi Pratiwi kepada Radar Depok.

Guna mendukung operasional budidaya, kelurahan telah menjalin kerjasama melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan pedagang sayur dan pelaku usaha makanan. Mereka menyediakan sisa makanan sebagai pakan maggot.

Selain itu, masyarakat juga dilibatkan melalui gerakan pemilahan sampah dari rumah tangga. Kegiatan ini didukung dengan pelatihan pemilahan sampah yang telah diberikan kepada warga sebelumnya.

Baca Juga: Gemas Bro Bojongsari Tempuh Tujuh Kilometer, Camat Rijal Farhan Ajak Warga Hidup Sehat 

Ayu menambahkan, maggot yang dibudidayakan memiliki nilai ekonomi tinggi. Saat ini, pihak kelurahan tengah menjajaki integrasi budidaya maggot dengan program Rumah Pangan Lestari (RPL) dan budidaya ikan.

Dalam satu minggu, rumah maggot ini mampu mengurai hingga 20 kilogram (kg) sampah organik, dan berpotensi mencapai 80-100 kg dalam sebulan.

“Kalau budidaya ikannya berjalan, pakannya bisa langsung dari sini. Untuk sementara, mitra dari luar sudah siap membantu pemasaran hasil panen,” tandas Lurah Ayu Dwi Pratiwi.***

Jurnalis : Risky Dwi Lestari 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X