Minggu, 21 Desember 2025

Istri Minta Cerai, Supir Angkot di Sawangan Depok Nekat Akhir Hidup dengan Cara Gantung Diri, Lurah Minta Siskamling Ditingkatkan

- Selasa, 16 September 2025 | 00:42 WIB
Polrestro depok dan keamanan setempat tengah meninjau rumah korban gandir seorang pria supir angkot berinisial AS (35) di RT3/4 Kelurahan/Kecamatan Sawangan, Senin (15/9) malam. (ISTIMEWA)
Polrestro depok dan keamanan setempat tengah meninjau rumah korban gandir seorang pria supir angkot berinisial AS (35) di RT3/4 Kelurahan/Kecamatan Sawangan, Senin (15/9) malam. (ISTIMEWA)

RADARDEPOK.COM-Warga Jalan Abdul Wahab RT3/4, Kelurahan Sawangan, Kecamatan Sawangan, Kota Depok digegerkan dengan penemuan seorang pria supir angkot berinisial AS (35) yang tewas gantung diri di pintu rumahnya, Senin (15/9).

Kejadian naas ini, terjadi sekitar pukul 03.00 WIB. Dilandasi setelah adu argumen rumah tangga dan permintaan perceraian dari sang istri karena hubungan pernikahan mereka belum dikaruniai seorang buah hati.

Kasi Humas Polres Metro Depok, AKP Made Budi menjelaskan kronologi kejadian. Awalnya, istri korban mendengar suara mencurigakan dari depan rumah sekitar pukul 03.00 WIB.

“Didapati korban tergantung dengan tali plastik, kemudian istri korban berlari meminta pertolongan ke rumah Ketua RT 3/RW 4. Saksi datang ke TKP dan mendapati korban tergantung dengan posisi lidah menjulur dan celana basah,” kata Made kepada Radar Depok, Senin (15/9).

AKP Made Budi menuturkan, berdasarkan keterangan saksi, korban dan istrinya tengah menghadapi permasalahan rumah tangga. Sang istri diketahui meminta bercerai, sementara korban ingin mempertahankan rumah tangga mereka.

“Korban ingin mempertahankan pernikahan siri mereka yang telah dikaruniai dua anak,” tutur AKP Made Budi.

Baca Juga: Cegah Penyakit Cacingan pada Anak, 75 Balita di Kelurahan Sawangan Depok Diberi Obat Cacing Setiap Enam Bulan Sekali

Lebih lanjut, AKP Made Budi mengungkapkan pihak keluarga menerima peristiwa ini sebagai musibah. Keluarga korban juga menolak dilakukan visum et repertum maupun autopsi.

“Keluarga menerima peristiwa sebagai musibah dan takdir. Mereka menolak visum maupun autopsi, dan bermaksud memakamkan korban di TPU Pemda Sawangan Tengah,” jelas AKP Made Budi.

Plt. Lurah Sawangan, Reza Tanzila Putra dalam tinjauannya langsung menyatakan berdasarkan keterangan sang istri korban bahwa konflik rumah tangga kerap terjadi sebelumnya. Diantara korban dan istrinya tersebut. Sang suami, beberapa kali mengancam dengan berkeinginan bunuh diri. Kemudian, saat itu juga istrinya beranjak ke rumah Pak RT untuk melapor.

“Memang penyebab utama sebelumnya kerap sering terjadi cekcok dan adu argumen. Jadi masalah konflik rumah tangga, dari keterangan istrinya. Sesampai ditengok kembali, tiba-tiba pas setelah pulang dari rumah pak RT dia udah gantung diri di depan rumah,” kata Reza.

Baca Juga: Kini Sudah Ada di Sawangan, Depok! Nasi Kapau Kampuang Khas Minang yang Terdiri Hingga 90 Pilihan Hidangan Siap Manjakan Lidahmu

Dalam memilih pertolongan darurat yang lebih optimal, Reza juga menilai sangat memprihatinkan solusi jalan keluarnya mengapa tidak terlebih dahulu meminta pertolongan tetangga sekitar. Disisi lain, jarak dan ketua lingkungan juga menjadi pengaruh karena cukup jauh. Pihaknya sudah meninjau, bersama Polsek Bojongsari dan stake holder dari Babinsa, Linmas, dan LPM.

“Berharap kedepannya, dapat terlebih dahulu meminta pertolongan ke tetangga sekitar, karena jauh dari rumah ketua setempat RT maupun RW,” kata Reza.

Terkait langkah pencegahan, dalam waktu dekat ungkap Reza pemerintahan setempat berencana mengaktifkan kembali ronda (siskamling) sebagai upaya pengurangan kejadian serupa.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X