Minggu, 21 Desember 2025

Generasi Bebas Diabetes, FMIPA UI Gandeng Warga Depok Wujudkan Hidup Sehat

- Senin, 13 Oktober 2025 | 22:37 WIB
Suasana Pengmas dari FMIPA UI di lapangan basket  RW 15 Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok, Minggu (12/10). (AGNESYA WIANDA/RADAR DEPOK)
Suasana Pengmas dari FMIPA UI di lapangan basket  RW 15 Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok, Minggu (12/10). (AGNESYA WIANDA/RADAR DEPOK)

RADARDEPOK.COM-Tingginya angka penderita diabetes di Indonesia mendorong kalangan akademisi untuk turun langsung ke masyarakat. Sejumlah dosen dan mahasiswa dari Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Indonesia menggelar kegiatan pengabdian masyarakat (pengmas) bertema ‘Generasi Bebas Diabetes: Kenali, Cegah, dan Lawan’ di lapangan basket  RW 15 Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok, Minggu (12/10).

Kegiatan tersebut merupakan bagian dari hibah Penugasan Pengabdian kepada Masyarakat, yang merupakan salah satu bentuk pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi para dosen. Pada kesempatan kali ini, 15 dosen dan 6 mahasiswa terdiri dari jenjang S1 hingga S2 terlibat dalam kegiatan tersebut. Kegiatan difokuskan pada edukasi penyakit diabetes, dengan rangkaian kegiatan meliputi senam bersama, pemeriksaan kesehatan gratis, serta edukasi mengenai pencegahan dan penanganan diabetes.

Baca Juga: Dedi Mulyadi Tegaskan Kembali Ajakan Sapoe Sarebu Bukan Karena Kekurangan Dana, Tapi Dorongan Gotong Royong Sosial

Ketua Tim Pengmas, Pugoh Santoso, S.Si., M.Si., Ph.D. Eng yang juga merupakan dosen Departemen Kimia UI menjelaskan, kegiatan tahun ini merupakan kelanjutan dari program sebelumnya yang menyoroti pentingnya nutrisi bagi lansia.

“Ini adalah kegiatan kami yang ketiga di kompleks perumahan ini. Dalam kegiatan tahun ini, kami mengaitkan antara kegiatan tahun lalu tentang pentingnya nutrisi bagi lansia dengan diabetes,” ujar Pugoh Santoso kepada Radar Depok, Minggu (12/10).

Baca Juga: Bakal Panggil Kembali Pelapor dan Terlapor, BK DPRD Depok Pastikan Proses Kasus Dewan yang Diduga Langgar Etik

Pugoh Santoso mengatakan, penyuluhan tersebut menyasar kalangan lansia yang dianggap strategis dalam membentuk kebiasaan sehat di tingkat keluarga.

“Lansia memiliki peran penting sebagai quality control di rumah. Mereka bisa menjadi agen perubahan, mulai dari anak hingga cucunya. Selain  itu, diantara peserta pengmas ini, ada penderita diabetes berdasarkan data tahun lalu” kata Pugoh.

Pugoh mengatakan sekitar 90 orang turut serta dalam kegiatan penyuluhan diabetes tersebut dengan tujuan agar meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan diabetes melalui pola hidup sehat dan olahraga rutin.

Baca Juga: SMK Nusantara Jakarta dan SMAN 2 Mojokerto Raih Juara di Grand Final AXIS Nation Cup 2025

“Harapan saya, masyarakat akan semakin peduli terkait kesehatan terutama diabetes. Hal ini dikarenakan angka diabetes meningkat setiap tahun di Indonesia. Hasil Riskesdas dan Survey Kesehatan Indonesia, penderita diabetes melitus terjadi pada usia 20-79 tahun. Selain itu, sekitar 86 persen penderita diabetes belum terdiagnosis dan 70 persen tidak terkontrol. Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF), Indonesia berada di urutan ke-5 untuk penderita diabetes di seluruh dunia. Oleh karena itu, dengan adanya penyuluhan ini, masyarakat diharapkan bisa mengetahui sejak dini terkait kondisi diabetes sehingga penangan dan pengobatan bisa dilakukan sesegera mungkin. Selanjutnya, Kami ingin masyarakat menyadari pentingnya pola makan seimbang dan rutin berolahraga,” ujarnya.

Ketua Departemen Kimia FMIPA UI, Asep Saefumillah, S.Si., M.Si., Ph.D mengatakan, partisipasi aktif dari warga membuktikan pentingnya sinergi antara perguruan tinggi dan masyarakat. Pengabdian masyarakat menjadi sarana untuk menerjemahkan ilmu pengetahuan agar dapat langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas.

Baca Juga: Leuka Coffee, Mini Coffeeshop di Depok yang Nyaman untuk Me Time Sore Sambil Ngopi Santai!

“Ini menjadi bukti bahwa sinergi antara peran perguruan tinggi dan warga sekitar memang sangat diperlukan. Terutama dari sisi kami para akademisi yang sehari-hari bergelut di bidang akademik dan penelitian. Kegiatan pengmas ini menjadi wadah untuk membumikan ilmu pengetahuan agar berdampak langsung bagi masyarakat,” jelasnya. Selanjutnya, Dosen Departemen Kimia Universitas Indonesia yang juga bertugas sebagai penyuluh dalam kegiatan, Samira Husen Alamudi, S.Si., Ph.D menjelaskan, masih banyak masyarakat yang mengetahui istilah diabetes, namun belum memahami jenis, faktor risiko, maupun penanganannya secara menyeluruh. Oleh karena itu, penyuluhan ini dibagi ke dalam dua pendekatan, yaitu dari sisi pola makan (nutrisi) dan sisi klinis atau medis.

“Dari sisi nutrisi, kita bahas pola makan yang harus diperhatikan, apa yang sebaiknya dikonsumsi dan dihindari. Sementara dari sisi klinis, kita beri penjelasan tindakan medis yang perlu dilakukan jika seseorang sudah terdiagnosis diabetes,” ujar Samira. Dari kacamata medis, Dokter Spesialis Penyakit Dalam yang bertugas sebagai narasumber, dr. Muhammad Firhat Idrus, Sp. PD., SubSp. GEH mengatakan, pentingnya program seperti itu tidak hanya pada aspek edukatif, tetapi juga pada upaya deteksi dini terhadap penyakit diabetes yang sering kali tidak terdiagnosis.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

LDKS jadi Fondasi Kepemimpinan Siswa SMKN 3 Depok

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:15 WIB

Perayaan Natal TK dan SD Kwitang 8 PSKD Penuh Sukacita

Senin, 15 Desember 2025 | 21:57 WIB
X