metropolis

Tantangan dan Hambatan Pendakian Gunung Semeru dengan Keluarga Bagian 4: Selesai

Selasa, 25 Juni 2024 | 20:30 WIB
KALIMATI : Melintasi Pos Kalimati menuju Ranu Kumbolo setelah dari Puncak Mahameru.

Tidak lama, jeep yang sudah dipesan datang, carier dan daypak di ikat di atas jeep. Anak dan istri saya duduk di depan, saya dan sahabat sahabat di belakang.

“Ya allah terima kasih engkau memberikan keselamatan kepada keluarga saya dan sahabat sahabat saya, terima kasih Allah,” doa saya yang sampai saat ini saya panjatkan, berterima kasih saya dan keluarga beserta sahabat di berikan keselamatan hingga pulang kerumah.

Baca Juga: Denny Mulyadi bawa PDBI Raih Prestasi Membanggakan, Tangan Dinginkan Harumkan Kota Bogor

Keesokan harinya, Minggu (22/9/2019) sekitar pukul 15:00, kabar mengerikan datang dari Gunung Semeru melalui Media Sosial. Dalam berita di medsos, Ranu Kumbolo di lembah menuju jalur ayak ayak kebakaran, dan hingga saya menulis artikel ini (Oktober 2019) kondisi Gunung Semeru masih kebakaran, dikabarkan ada 35 titik api.

Saya dan keluarga mengucapkan terima kasih kepada Arlan, Kopdar, Kondor, Oleng, Kidoy dan Fidel. Tanpa sahabat sahabat, mustahil rasanya saya dan keluarga bisa mencapai puncak Mahameru.

Arlan yang selalu tampil jenaka bisa menghibur anak saya disaat letih dan lelah, tidak jarang Adam dan Rama tertawa terkekeh kekeh melihat gaya bicara dan banyolan khas Arlan.

Arlan salah satu kunci kesusuksesan saya dan keluarga menginjak puncak Semeru. Dari awal perencanaan saya dan istri selalu kordinasi, dari mulai personil, peralatan dan logistic kita selalu kordinasi setiap Rabu malam di Lapangan sempur setelah berolahraga.

Kopdar juga memiliki peran yang sangat luar biasa, di kemahasiswaan laki laki keturunan Sumbar di daulat sebagai ketua ATMAWANA , bahkan sekarang Kursi BEM UIKA lagi di incarnya. Mahasiswa dengan logat yang tegas ini rela bermalam sendirian di Pos Kalimati yang terkenal angker itu. “Gw semaleman ga bisa tidur, itu pos udah kaya pasar rame banget,” katanya.

Baca Juga: Garut Punya Nih! Tempat Camping View Lautan Lepas dan Sunsetnya Juara, Bikin Kamu Susah Move On

Kondor ini mahasiswa yang kalem dan pendiam, dia kelahiran Bogor asli Cigombong, kayanya anak santri. Dia rela pagi pagi melihat kondisi Kalimati bersama Fidel, walau rekomendasinya tidak dipakai, tapi kita pertimbangkan selama perjalanan ke puncak.

Fidel Akbar, laki laki asal Empang Kota Bogor ini yang membuat video perjalanan dan hasilnya kereeen banget. Selama perjalanan pulang, Fidel yang menemani saya dan keluarga jalan dari Ranu Kumbolo menuju Ranu Pane.

Oleng, dia mungkin sahabat saya yang paling zolim, karena menunjukan arah saya dan keluarga masuk ke dead zone/ zona kematian/blank 75 wkwkwkwkw…. Tapi peranannya selama perjalanan sangat besar, karena sering kali tingkah lakunya membuat kita tertawa.

Baca Juga: Antisipasi RW15 Kemirimuka Terhadap Penyakit DBD : Fogging Mandiri, Jangan Sampai Warga Khawatir

Laki laki berjambang ini kelahiran Madura tulen, walaupun mukanya lebih mirip orang Maluku. Rokoknya Gudang Garam Surya, tapi sayang, dia lupa beli rokok kesukaannya itu, makanya pas Arlan nemu puntung surya yang masih panjang tanpa tendeng aling aling dia hisap saja, entah itu bekas siapa rokok mungkin aja rokok untuk sesaji penunggu Kalimati.

Satu lagi Kidoy, anak Medan ini sebeneranya sudah mau pulang ke kampung halamannya ngurus lahan sawit. Tapi karena ajakan Arlan, niatnya itu tertunda karena punya syahwat yang besar untuk ke puncak Semeru. Dia sudah dua kali ke Semeru tapi gagal muncak karena beberapa hal, untuk itu, misinya ikut ke Semeru bareng keluarga saya adalah Puncak Semeru.

Halaman:

Tags

Terkini