RADARDEPOK.COM - Kasus malpraktik sedot lemak yang mengakibatkan kematian seorang influencer asal Medan, Ella Nanda Sari Hasibuan, masih bergulir. Setelah ekshumasi dilakukan.
Proses selanjutnya, kini menunggu hasil autopsi guna menentukan penyebab pasti kematian dari Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI). Polres Metro Depok pun telah memeriksa 15 orang saksi, mulai dari dokter, korban dan pelaku.
Kepala Polres Metro Depok, Kombes Arya Perdana mengatakan, hasil autopsi saat ini belum lengkap, karena batas maksimal waktu untuk menyelesaikan autopsi adalah 14 hari.
Setelah hasil autopsi keluar, pihak Polres Metro Depok akan langsung memberikan hasil tersebut kepada MKDKI, untuk meminta rekomendasi sesuai dengan undang-undang.
Kombes Arya Perdana mengatakan, selain memberikan hasil autopsi kepada MKDKI, pihaknya juga memberikan hasil autopsi kepada RS Universitas Indonesia (UI) dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo (RSCM) sebagai pembanding hasil dari kesimpulan dokter forensik di Sumatera Utara.
"Nanti kami sandingkan hasilnya dari MKDKI, RSUI, RSCM dan dokter foreksi di sana (Sumatera Utara)," beber Kombes Arya Perdana.
Kombes Arya Perdana membeberkan, selain memberi hasil autopsi kepada MKDKI. Polres Metro Depok juga memberi kesaksian yang telah didapat untuk menilai dokter, dan menilai pihak yang telah mempekerjakan dokter tersebut kepada MKDKI.
"Kita juga memberikan kesaksian dokter dan pihak yang mempekerjakan dokter saat sidang MKDKI," tutur Kombes Arya Perdana.
Lebih lanjut, Kombes Arya Perdana mengungkapkan, setelah hasil sidang dan evaluasi yang dilakukan MKDKI, Polres Metro Depok akan langsung melakukan penyidikan lebih lanjut.
Baca Juga: Anggota Komisi VIII DPR RI, Nur Azizah Tamhid : Sertifikasi Halal Pastikan Produk Sesuai Standar
"Kami akan menindaklanjuti apapun yang terjadi dari hasil keputusan MKDKI," ungkap Kombes Arya Perdana.
Kombes Arya Perdana mengatakan, dia tidak bisa membocorkan informasi terkait autopsi yang ada saat ini. Dia menuturkan, hanya dokterlah yang boleh memberikan keterangan tersebut.
"Kalau temuan autopsi saya tidak bisa spill karena saya bukan dokter, khawatir salah menyampaikan," ujar Kombes Arya Perdana.