RADARDEPOK.COM – Pantas saja di Kota Depok sering ditemui perempuan dimana-mana. Terutama dalam hal jasa. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Depok, perempuan yang bekerja di sektor jasa ada 90,74 persen atau 326.984 orang.
Adanya angka tersebut perempuan mendominasi pekerja yang menawarkan jasa ketimbang laki-laki yang hanya78,93 persen.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Depok, Nessi Annisa Handari menuturkan, dalam beberapa tahun terakhir, terdapat kecenderungan perempuan semakin banyak memilih sektor jasa sebagai pilihan karirnya.
"Hal ini didorong fleksibilitas yang ditawarkan sektor jasa, memungkinkan perempuan lebih mudah menekuni dan mengembangkan karir mereka," ucap Nessi Annisa Handari kepada Radar Depok, Senin (9/9).
Selain itu, Pandemi Covid-19 yang melanda dunia pada 2019-2021 juga berperan besar dalam perubahan ini. Perempuan banyak terlibat dalam penyediaan sandang dan pangan melalui bisnis online yang dapat dioperasikan dari mana saja.
"Banyak yang akhirnya berjualan dari rumah, memanfaatkan situasi saat itu," tambah Nessi Annisa Handari.
Disamping itu, bentuk dampingan dan pelatihan yang dilakukan Pemkot Depok seperti WUB-Perempuan Pengusaha dari DKUM, pelatihan keterampilan tata boga dan menjahit oleh DP3AP2KB. Merupakan contoh konkret dari upaya pemerintah untuk memberdayakan perempuan.
"Ada juga pelatihan fashion dan tata rias dari Disnaker, itu juga salah satu contohnya," ujar Nessi Annisa Handari.
Selain itu, kelurahan-kelurahan juga aktif menyelenggarakan pelatihan keterampilan bagi perempuan, terutama bagi mereka yang tergabung dalam Program Ekonomi Kreatif Keluarga (Pekka).
"Secara tidak langsung memberikan dampak pemberdayaan kepada perempuan khususnya dibidang ekonomi melalui pekerjaan di sektor jasa," ucap Nessi Annisa Handari.
Keterangan ini juga diperkuat data yang diperoleh dari BPS Kota Depok. Fungsional Ahli Muda Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Depok, Hilmiah menuturkan, dari total 18 kelompok sektor lapangan pekerjaan utama yang ada, hanya tiga sektor yang diambil dan dijadikan bahan publikasi. Ketiga sektor tersebut adalah sektor jasa, industri, dan pertanian.
"Ya kelompok tiga saja di kita. Sebenarnya ada 18 cuma ada beberapa yang tidak representatif, jadi kita tidak berani menyajikan," kata Hilmiah kepada Radar Depok, Senin (9/9).