Stunting masih menjadi masalah gizi utama yang dihadapi Indonesia. Berdasarkan data hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, angka stunting di Indonesia sebesar 30,8%, angka tersebut masih tergolong tinggi.
“Dari hasil PKM terdahulu di RW 17 Kemirimuka masih terdapat kasus stunting 11.11 % dari balita yang hadir pada saat kegiatan tersebut,” tegas Prof Marina Silalahi.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam menurukan angka kejadian stunting adalah pemberian pangan fungsional seperti daun kelor. Daun kelor memiliki kandungan vitamin C, kalsium, beta-karoten, potasium dan protein yang tinggi, Selain itu daun kelor yang dimasak akan menghasilkan zat besi 3 kali lebih tinggi dibandingkan dengan daun kelor segar.
Karena itu, PKM yang akan dilakukan bertujuan untuk memberikan penyuluhan, peragaan pembuatan pangan fungsional dari daun kelor dan pengukuran antropometri dalam memantau status gizi balita di Posyandu Cempaka RW 17 Kelurahan Kemirimuka, Kecamatan Beji, Depok.
Baca Juga: Kelompok UMKM Meruyung Fish Farm Terima Edukasi Pengmas UPNVJ Soal Pemanfaat Mesin Fish Feeder
Metode penyuluhan yang dilakukan berupa ceramah dengan menggunakan media poster banner, pembuatan pangan fungsional dilakukan dengan menggunakan metode demo/peragaan masak secara langsung kemudian menyebarkan kuisioner terkait penilaian hasil pangan fungsional yang didemokan/diperagakan, serta melakukan pengukuran antropometri dilakukan dengan cara mengukur tinggi/panjang dan berat badan balita dengan menggunakan alat ukur tinggi/panjang dan timbangan.
Untuk diketahui, Tim Pengmas dari Pusat Studi Herbal Medik dan Biodiversitas Universitas Kristen Indonesia (UKI) itu beranggotakan Prof Maria Bintang, Prof Marina Silalahi, John Jackson, Albert Jackson. ***