RADARDEPOK.COM-Depok merupakan kota penyangga Jakarta dengan pertumbuhan penduduk pesat, termasuk lansia. Pada 2024, jumlah lansia di Depok mencapai sekitar 191 ribu jiwa (9,72% dari populasi 1,97 juta). Jumlah ini relatif besar, sehingga kebutuhan akan layanan kesehatan, kegiatan sosial, dan dukungan ekonomi untuk lansia perlu diperhatikan.
Urbanisasi yang cepat sering membuat lansia menghadapi risiko terpinggirkan. Banyak lansia di Depok yang hidup bergantung pada anak atau bahkan hidup sendiri. Perubahan struktur keluarga perkotaan (nuclear family) membuat lansia semakin berisiko mengalami kesepian, isolasi sosial, dan depresi. Tanpa intervensi yang tepat, beban kesehatan dan biaya sosial akan meningkat.
Universitas Indonesia melalui kegiatan Pengabdian Masyarakat (Pengmas) menyelenggarakan program “Intervensi Budaya pada Kelompok Lansia di Kampung Lio dalam Upaya Mencegah Risiko Demensia melalui Pelatihan Membatik Motif Batik Depok.”
Kegiatan ini berlangsung pada 27 Agustus 2025 di Kampung Lio, Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, dan diikuti dengan antusias para lanjut usia (lansia) di wilayah tersebut.
Kampung Lio sebagai Urban Village
Kampung Lio, yang terletak tidak jauh dari Universitas Indonesia dan Stasiun Depok Baru, dikenal sebagai urban village yang memang bernuansa kampung dengan ikatan sosial yang kuat. Namun, posisinya yang strategis membuat wilayah ini menjadi buffer sosial dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, termasuk jumlah lansia yang signifikan.
Baca Juga: Kecam Kekerasan, BEM UI Keluarkan Lima Butir Sikap : Jangan Terprovokasi, Warga Jaga Warga
Dosen Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI sekaligus Ketua Pengmas UI, Gina Najjah Hajidah menjelaskan, kegiatan membatik di Kampung Lio merupakan inovasi dalam memfasilitasi penjagaan kualitas hidup lansia, agar mereka tidak hanya panjang umur, tetapi juga sehat, mandiri, dan produktif. Kegiatan membatik di Kampung Lio menjadi inovasi dalam menjaga kualitas hidup lansia, agar mereka tidak sekadar berumur panjang, tetapi juga sehat, mandiri, dan tetap produktif.
"Kemandirian ini penting untuk membuat lansia tetap merasa berguna, dihargai, dan bahagia, sehingga mereka tidak dianggap sebagai beban, melainkan sebagai pribadi yang berdaya dan berkontribusi," ungkap Gina Najjah Hajidah kepada Radar Depok.
Menurut Gina Najjah Hajidah, kegiatan pengmas membatik di Kampung Lio ini digagas untuk memberikan variasi intervensi yang lebih memberdayakan dan mengupayakan lansia menjadi subjek, bukan objek intervensi pembangunan. Tawarannya adalah memberikan keterampilan membatik motif batik Depok. Karena itu, Pengmas ini menggandeng mitra Ratna Batik and Craft (RBC).
“Jadi, selain melakukan pemberdayaan lansia, pengmas ini bertujuan mengangkat identitas Kota Depok melalui membatik dengan motif Batik Depok,” ujar Gina Najjah Hajidah.
Tentang Ratna Batik and Craft sebagai Mitra Pengmas UI
Ratna Batik and Craft (RBC) adalah salah satu komunitas membatik di Kota Depok. Ratna memulai bisnis batik sejak 2015, ketika pertama kali diminta oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Depok untuk menciptakan motif khas Depok dalam rangka membangun ikon Kota Depok.
Baca Juga: Verrel Uziel Dicopot dari Ketua BEM UI, Begini Kronologisnya!