"Jadi, kita sudah melakukan verifikasi lapangan secara visual dan belum dilakukan uji ilmiah untuk memastikan penyebab dari air tanah yang bercampur bensin tersebut," jelas dia.
Dia membenarkan, pengecekan yang telah dilakukan tim dari DLHK Kota Depok menemukan adanya enam hingga tujuh warga sekitar yang air tanahnya telah terkontaminasi bahan bakar.
Baca Juga: Air Tanah di Depok Tercampur Bensin, DLHK Segera Panggil Pengelola SPBU
"Warga terdampak ada enam atau tujuh Kepala Keluarga (KK)," kata Budiman.
Sementara ini, sebut Budiman, pihaknya akan berkoordinasi agar warga terdampak tetap mendapat aliran air bersih melalui Perusahaan Daerah Air Mineral (PDAM) Tirta Asasta.
"Ini bukan menjadi tanggung jawab kami, tetapi salah satu solusi dari DLHK adalah memberikan warga terdampak aliran air bersih lewat PDAM Tirta Asasta," terang dia.
Kendati demikian, jelas dia, pembuktian ada atau tidaknya kebocoran pada SPBU tersebut harus dilakukan uji ilmiah dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kebersihan (KLHK).
Baca Juga: Tati Sri Hardina Beri Bantuan Pengeras Suara untuk Warga RW6 Mampang Depok
"Karena untuk membuktikan harus uji ilmiah berkordinasi dengan KLHK, karena sudah menjadi wewenang kementerian sejak Tahun 2022 pelaksanaannya," kata Budiman.
Sebab, beber Budiman, wewenang uji ilmiah itu sudah resmi berpindah ke KLHK sejak Tahun 2022.
"Apabila terbukti adanya kebocoran bisa saja akan ditutup seperti SPBU di Jalan Raya Jakarta Bogor yang warga terdampaknya memiliki keluhan yang sama," jelas dia.
Baca Juga: Ini Besaran Gaji PNS di Tingkat Pusat dan Daerah, Belum Termasuk Tunjangan loh...
Diberitakan sebelumnya, masyarakat di sekitar SPBU Sawangan Baru, Sawangan, dihebohkan dengan kondisi air tanah yang tercampur dengan bensin. Hal itu memicu masyarakat sekitar untuk melayangkan protes kepada pihak SPBU, khususnya warga di wilayah RT3/7 Kelurahan Sawangan Baru, Sawangan. (ger/ama)