Senin, 22 Desember 2025

JEC dan PERDAMI Gelar Peringatan Bulan Kesadaran Katarak

- Senin, 1 Juli 2024 | 06:35 WIB
RS Mata JEC @ Kedoya pada saat sesi media JEC Eye Talks, Peringatan Bulan Kesadaran Katarak, di Jakarta (27/06).  (DOKUMEN JEC KEDOYA)
RS Mata JEC @ Kedoya pada saat sesi media JEC Eye Talks, Peringatan Bulan Kesadaran Katarak, di Jakarta (27/06). (DOKUMEN JEC KEDOYA)

RADARDEPOK.COM-Katarak, masih menjadi momok terbesar gangguan penglihatan di dunia. Pada 2020 saja, secara global, lebih dari 100 juta orang menderita katarak dan 17 juta di antaranya mengalami kebutaan.1 Di Indonesia, Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) menyebut penyandang kebutaan berjumlah 1,6 juta orang, dengan sekitar 80 persen disebabkan oleh katarak.2 Meski bisa menyebabkan buta, katarak sebenarnya sangat bisa direhabilitasi, yakni dengan operasi.

Sayangnya, masih banyak penyandang katarak yang belum menjalani operasi. Ironisnya lagi, alasan terbanyak belum adanya tindakan adalah karena penyandang katarak yang tak sadar mengidap gangguan penglihatan ini! Kementerian Kesehatan menyebut, selain alasan utama tidak menyadari menyandang katarak (51,6 persen); keengganan pasien juga lantaran ketidakmampuan membiayai (11,6 persen) dan takut operasi (8,1 persen). 3 Artinya, edukasi mengenai katarak belum optimal, dan harus kian digalakkan.

Baca Juga: Keren! Alfa Dera Kembali Nahkodai 74.220 Alumni Universitas Pamulang, Gaungkan Kampus Berkualitas Tanpa Uang Gedung

Memahami situasi tersebut, eye care leader di Indonesia, JEC Eye Hospitals and Clinics bersama PERDAMI terus menggiatkan sosialisasi mengenai katarak kepada masyarakat. Yang terkini, melalui Peringatan Bulan Kesadaran Katarak 2024 (berlangsung sepanjang Juni), berupa kegiatan JEC Eye Talks bersama para jurnalis media di Tanah Air.

Tak hanya dalam tataran peningkatan kesadaran, JEC akan memberikan tindakan operasi katarak gratis kepada masyarakat pada Oktober 2024 nanti; bagian dari inisiatif berkelanjutan Bakti Katarak yang telah berjalan selama lebih dari empat puluh tahun terakhir.

Ketua Umum PERDAMI, Prof. dr. Budu, Ph.D, Sp.M(K), M.Med.Ed. menyampaikan, meski banyak ditemukan pada pasien berusia di atas 50 tahun, sesungguhnya katarak tidak mengenal umur. Sebab, katarak juga bisa terjadi karena kondisi-kondisi tertentu. Semua orang bisa terkena katarak! Dan, penanganannya hanya melalui tindakan operasi! Karenanya, kita harus melakukan sosialisasi dan edukasi yang masif kepada seluruh lapisan masyarakat.

Baca Juga: Saksikan Film End of A Gun di Bioskop Trans TV malam Ini

“Sejak PERDAMI lahir pada 1964, komitmen pemberantasan kebutaan terus kami gelorakan. Pada Peringatan Bulan Kesadaran Katarak ini, kami berterima kasih kepada JEC yang telah mengambil bagian dalam pemberantasan katarak. Salah satunya, bakti kemanusiaan pemberian operasi katarak. Pemerintah melalui PERDAMI berpesan agar kita bisa bersama-sama menekan angka kebutaan minimal 25 persen pada 2030 mendatang,” terangnya dalam keterangan resmi yang disampaikan pada Radar Depok.

Bersifat multifaktorial, katarak merupakan gangguan mata yang menyebabkan lensa mata menjadi keruh. Ini membuat cahaya tidak dapat melewatinya dengan benar sehingga menyebabkan penglihatan buram, berbayang, dan silau. Kesadaran tentang katarak yang masih terbatas memunculkan anggapan bahwa penyakit ini hanya diderita oleh lansia. Padahal, katarak dapat terjadi pada siapa saja tanpa memandang usia.

Direktur Utama RS Mata JEC @ Kedoya DR. Dr. Setiyo Budi Riyanto, SpM(K) mengatakan, situasi bahwa ketidakpahaman mengenai katarak sebagai alasan utama keengganan pasien untuk dioperasi perlu menjadi catatan bersama.

Baca Juga: Mau Liburan Sambil Ngilangin Penat Plus Ngopi Enak? Di Tempat Wisata Kuningan Ini Bisa Mendapatkan Keduanya

“Kami di JEC terus menekankan pentingnya pemeriksaan mata secara berkala sebagai langkah antisipatif yang jitu untuk penanganan gangguan mata sedini mungkin, termasuk katarak. Bukan hanya lansia, tetapi justru semua kalangan usia. Dengan mengetahui kondisi katarak lebih awal, penyandang bisa terhindar dari risiko semakin menurunnya kualitas hidup akibat pandangan yang semakin kabur. Pun bagi penderita katarak yang sampai tahap buta, tak perlu berkecil hati. Tindakan operasi katarak dengan beragam opsi merupakan solusi untuk mengembalikan kondisi pandangan seperti semula - sebelum terserang katarak. Dengan catatan, tidak ada kelainan pada saraf mata Pasien,” jelasnya.

Selain kualitas hidup terganggu (karena penyandang mesti bergantung pada orang lain, perubahan aktivitas karena terbatasnya pandangan, sampai ancaman kesehatan mental), katarak yang tak ditangani dapat mengakibatkan produktivitas terhambat, sampai kerugian finansial yang signifikan. Kementerian Kesehatan memperkirakan bahwa pengeluaran rata-rata pasien yang mengalami kebutaan mencapai hampir dua kali lipat dari biaya lainnya. Sementara, pasien yang buta pada kedua mata diperkirakan mengeluarkan biaya Rp 170-196 juta.4 Belum lagi ditambah biaya tidak langsung yang cukup besar karena kerugian produktivitas.

Baca Juga: 63 RTLH Kelurahan Grogol Depok Diperbagus Tahun Ini, Bantuan dari Sini 

DR. Dr. Setiyo Budi Riyanto, SpM(K), selaku Direktur Utama RS Mata JEC @ Kedoya pada saat sesi media JEC Eye Talks, Peringatan Bulan Kesadaran Katarak, di Jakarta (27/06).
DR. Dr. Setiyo Budi Riyanto, SpM(K), selaku Direktur Utama RS Mata JEC @ Kedoya pada saat sesi media JEC Eye Talks, Peringatan Bulan Kesadaran Katarak, di Jakarta (27/06). (DOKUMEN JEC KEDOYA)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X