Minggu, 21 Desember 2025

Soroti Kayu Gelondongan yang Terbawa Banjir di Sumatera, Dedi Mulyadi: Pohon Tidak Mungkin Bunuh Diri Massal

- Senin, 1 Desember 2025 | 15:45 WIB
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi yang soroti kayu gelondongan saat banjir di Sumatera (Instagram/@dedimulyadi71)
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi yang soroti kayu gelondongan saat banjir di Sumatera (Instagram/@dedimulyadi71)

RADARDEPOK.COM - Bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat memunculkan perhatian serius dari berbagai pihak.

Salah satunya datang dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang mengajak masyarakat untuk melakukan introspeksi diri terkait kerusakan alam yang menjadi salah satu faktor pemicu bencana.

Melalui unggahan video di akun media sosial pribadinya @dedimulyadi71, pada Minggu (30/11/2025), Dedi menyoroti kondisi banjir bandang di Sumatera yang membawa gelondongan kayu dalam jumlah besar.

Baca Juga: Krisis BBM di Medan, Kendala Masuk Lokasi Bencana Semakin Parah

Potongan-potongan kayu tersebut tampak tanpa daun dan ranting, menandakan bahwa pohon-pohon itu telah ditebang sebelum bencana terjadi.

Dalam videonya, Dedi menunjukkan rekaman banjir bandang yang menyeret batang pohon berukuran besar.

Melihat kondisi tersebut, ia menegaskan bahwa kerusakan hutan bukan disebabkan oleh alam semata, tetapi merupakan hasil dari campur tangan manusia.

Sepengetahuan saya, tidak pernah ada pohon di Rimba Raya roboh bergelimpangan karena melakukan bunuh diri massal. Hampir rata-rata rusaknya hutan, bergelimpangannya pohon, karena penebangan yang direncanakan,” ujar Dedi.

Baca Juga: Tiba di Tapanuli Tengah, Presiden Prabowo Pastikan Penanganan Cepat Warga Terdampak Bencana

Ia menilai bahwa kayu gelondongan yang terbawa banjir merupakan bukti nyata adanya aktivitas penebangan pohon, baik legal maupun ilegal, yang melemahkan struktur ekologis di wilayah hulu.

Dedi yang dikenal vokal dalam isu lingkungan menyampaikan bahwa bencana besar ini seharusnya menjadi momentum bagi semua pihak untuk melihat kembali bagaimana perilaku manusia memengaruhi alam.

“Untuk itu mari kita melakukan introspeksi diri agar tidak mengulangi peristiwa itu terjadi lagi, bukan membuat narasi untuk melakukan pembenaran diri,” tegasnya.

Menurutnya, perbaikan dan pengawasan lingkungan harus menjadi prioritas agar kejadian serupa tidak terus berulang setiap tahun.

Baca Juga: BRI Raih Predikat Sangat Terpercaya di Ajang Indonesia Trusted Companies 2025

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Febry Mustika Putri

Sumber: Instagram/@dedimulyadi71

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X