RADARDEPOK.COM, JAKARTA -- Pada 20 April 2023, langit Indonesia akan disuguhi pemandangan menakjubkan dari kemunculan Gerhana Matahari Hibrida.
Fenomena ini juga disebut dapat membuka peluang kolaborasi multidisiplin ilmu.
Gerhana Matahari Hibrida (GMH) ini terjadi dalam satu waktu gerhana.
Dimana sebagian daerah mengalami fenomena alam Gerhana Matahari Total dan sebagian daerah lagi mengalami fenomena Gerhana Matahari Cincin.
Baca Juga: H-2 Lebaran akan Terjadi Gerhana Matahari Hibrida, Begini Penjelasannya
Badan Riset dan inovasi Nasional (BRIN) menyebutkan, ternyata fenomena alam langka GMH jadi momen terbaik untuk dilakukan riset antariksa.
"Fenomena yang cukup langka ini, bisa menjadi momentum yang baik untuk melakukan riset antariksa," kata Kepala Pusat Riset BRIN, Emanuel Sungging seperti dikutip dari lama liputan6.com, Senin (17/4).
Data dari Nasa, selama abad ke-21 hanya ada sekitar 3,1 persen gerhana matahari yang bersifat hibrid.
Peristiwa ini sama dengan jumlah 7 dari 224 kali terjadinya gerhana matahari yang bisa disaksikan dibumi selama 100 tahun.
Baca Juga: Gerhana Matahari Parsial Lintasi Depok Pukul 10.34 WIB
Sebelumnya, gerhana matahari hibrida terakhir terjadi pada 3 November 2013, sekitar kurang dari 10 tahun lalu.
Namun, gerhana matahari hibrida hanya terlihat sebagai gerhana total dan tidak bisa terlihat di Indonesia, melainkan wilayah Afrika. ***