RADARDEPOK.COM, JAKARTA – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan terkait fenomena cuaca yang semakin panas dan membuat gerah di daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) belakangan ini.
Subbidang Prediksi Cuaca pusat Meteorologi BMKG, Nurul Izzah menyebutkan, hal tersebut bisa jadi lantaran tingkat kelembaban udara yang rendah.
Hal itu diiringi dengan suhu cuaca di atas ataupun di bawah 40 derajat Celcius membuat tingkat kegerahan yang dirasakan tubuh lebih meningkat.
Baca Juga: Presiden Jokowi Kenakan Pakaian Kesultanan Deli di Upacara Hari Lahir Pancasila
"Jadi walaupun suhunya misal 35 derajat, tapi kelembaban udaranya itu rendah, kering, maka akan terasa lebih hangat yang dirasakan lebih tubuh kita," ungkap Nurul seperti dikutip dari jawaPos.com, Kamis (1/6).
Hal itulah yang terjadi belakangan ini di wilayah Jabodetabek. Ia mengatakan bahwa rerata kelembaban udara di Jabodetabek di bawah angka 50.
"Iya kelembaban relatifnya itu rendah, kering," ucap dia.
Baca Juga: Nikmati Giant Lumpia Special Caravan Restaurant, Murmer Hanya Rp30 Ribu di Taman Safari Bogor
Tetapi, Nurul menyatakan bahwa suhu dan kelembaban yang terjadi saat ini masih tergolong normal dan tidak termasuk dalam kategori ekstrem.
Adapun cuaca esktrem itu terjadi jika temperatur udara kurang dari 15 derajat Celcius atau lebih dari 35 derajat Celcius.
Selain itu, jika dalam hujan ekstrem jika sudah masuk pada curah hujan lebih dari 100 mm per jam.
Baca Juga: Unggul Adu Penalti Versus AS Roma 4-1, Sevilla Juara Liga Europa
Di sisi kelembaban udara adalah kurang dari 40 persen, dan kecepatan angin lebih dari 45 km per jam.
Oleh karena itu, Nurul mengungkapkan bahwa kemungkinan besar perasaan gerah mungkin akan dirasakan terus saat memasuki musim kemarau yang dimulai bulan Juni ini.
"Iya, tapi masih masuk dalam kategori normal," pungkasnya. ***