Baca Juga: Wenny Haryanto : Perlindungan Kesehatan itu Penting! Komitmen Ajak Warga jadi Peserta JKN KIS
Walau visi-misi Ganjar-Mahfud bersifat mendampingi perkembangan ekonomi biru Indonesia, kita juga harus mengetahui tantangan yang akan dihadapi maritim Indonesia.
Mari simak 3 tantangan implementasi ekonomi biru Indonesia.
1. Literasi Masyarakat dan Dunia Usaha dalam Penggunaan Ekonomi Biru
Tantangan utama dalam menerapkan ekonomi biru adalah tingkat literasi masyarakat dan dunia usaha terkait konsep ini. Literasi yang rendah dapat menghambat pemahaman akan potensi dan manfaat ekonomi biru.
Baca Juga: USAID IUWASH Gandeng Lokus P2WKSS Duren Seribu
Masyarakat dan pelaku usaha perlu diberi pemahaman yang lebih baik mengenai prinsip-prinsip ekonomi biru, termasuk keberlanjutan, pemanfaatan sumber daya laut secara bijaksana, dan dampak positifnya terhadap pertumbuhan ekonomi.
Staf Ahli Bidang Pembangunan Sektor Unggulan dan Infrastruktur Bappenas, Leonardo A. A. Teguh Sambodo, menyatakan bahwa pemerintah tentu akan terus mendorong literasi.
Menurutnya, literasi ini sebenarnya menjadi salah satu titik awal untuk memelihara dan memastikan keberlanjutan dari sumber daya yang ada. Pernyataan ini disampaikannya dalam keterangan pers acara ASEAN Blue Economy Forum 2023 pada Senin (3/7).
2. Pemanfaatan Ekonomi Biru
Tantangan kedua adalah pemanfaatan ekonomi biru secara efektif. Meskipun potensi besar terdapat dalam sektor kelautan, pemanfaatannya seringkali dihadapkan pada kendala seperti kurangnya infrastruktur, teknologi yang kurang memadai, dan regulasi yang kompleks.
Diperlukan investasi dan inovasi dalam teknologi kelautan, serta kerjasama yang erat antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga penelitian untuk memastikan pemanfaatan ekonomi biru yang optimal.
3. Komitmen Terhadap Ekonomi Biru Berkelanjutan
Tantangan ketiga adalah memastikan komitmen berkelanjutan terhadap ekonomi biru. Implementasi ekonomi biru memerlukan perubahan paradigma dalam pola pikir dan tindakan ekonomi.